Pakai Konsep Baru, Produksi Minyak Lapangan Sukowati Meningkat
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina EP berhasil meningkatkan produksi minyak di Lapangan Sukowati dari 6.000 barrel oil per day (BOPD) menjadi 9.000 BOPD.
“Lapangan Sukowati ini merupakan salah satu wilayah kerja terminasi. Sekarang produksinya sudah mencapai 10.000 BOPD,” ujar Vice President Perencanaan SKK Migas Dadang Rukmana berdasarkan keterangan resminya di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Menurut dia, capaian produksi yang diraih Pertamina EP perlu diapresiasi. Pasalnya, Lapangan Sukowati merupakan salah satu wilayah kerja terminasi yang pengelolaannya diberikan kepada Pertamina EP Aset 4 sejak 20 Mei 2018.
“Keberhasilan ini perlu diapresiasi mengingat dalam kurun waktu 9 tahun terakhir Lapangan Sukowati terus mengalami penurunan dari puncak produksinya yang pernah mencapai 40.000 BOPD,” kata dia.
Pencapaian tersebut diperoleh berkat rumusan konsep serta strategi baru yang diterapkan oleh SKK Migas dan Pertamina EP Aset 4. Konsep baru tersebut dikerjakan melalui program well service melalui sumur-sumur yang statusnya shut-in.
Adapun biaya yang diperlukan untuk konsep ini terhitung sangat murah, sekitar USD500.000-900.000 atau seperlima dari biaya pemboran sumur baru.
Sementara waktu yang dibutuhkan kurang lebih 30 hari namun mampu menghasilkan produksi lima kali dibandingkan program pemboran sumur baru.
“Program well service ini sangat mungkin diterapkan di lapangan lain mengingat berdasarkan uji coba yang telah dilakukan di Lapangan Sukowati, berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang sudah tidak berproduksi. Dari 12 sumur uji coba, 9 sumur dapat dihidupkan kembali dengan produksi 400 BOPD hingga 2.000 BOPD,” ungkapnya.
Dia mengatakan, uji coba terakhir program ini dilakukan di sumur SKW-12 dan berhasil memproduksikan minyak sebesar 2.230 BOPD.
Selanjutnya, tim SKK Migas-Pertamina EP Aset 4 selaku konseptor program akan kembali melakukan uji coba di Lapangan Sele-Linda dan Lapangan Poleng.
“Tentu diharapkan uji coba berikutnya mampu memberikan hasil yang positif dalam upaya pemerintah meningkatkan produksi migas nasional,” kata dia.
“Lapangan Sukowati ini merupakan salah satu wilayah kerja terminasi. Sekarang produksinya sudah mencapai 10.000 BOPD,” ujar Vice President Perencanaan SKK Migas Dadang Rukmana berdasarkan keterangan resminya di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Menurut dia, capaian produksi yang diraih Pertamina EP perlu diapresiasi. Pasalnya, Lapangan Sukowati merupakan salah satu wilayah kerja terminasi yang pengelolaannya diberikan kepada Pertamina EP Aset 4 sejak 20 Mei 2018.
“Keberhasilan ini perlu diapresiasi mengingat dalam kurun waktu 9 tahun terakhir Lapangan Sukowati terus mengalami penurunan dari puncak produksinya yang pernah mencapai 40.000 BOPD,” kata dia.
Pencapaian tersebut diperoleh berkat rumusan konsep serta strategi baru yang diterapkan oleh SKK Migas dan Pertamina EP Aset 4. Konsep baru tersebut dikerjakan melalui program well service melalui sumur-sumur yang statusnya shut-in.
Adapun biaya yang diperlukan untuk konsep ini terhitung sangat murah, sekitar USD500.000-900.000 atau seperlima dari biaya pemboran sumur baru.
Sementara waktu yang dibutuhkan kurang lebih 30 hari namun mampu menghasilkan produksi lima kali dibandingkan program pemboran sumur baru.
“Program well service ini sangat mungkin diterapkan di lapangan lain mengingat berdasarkan uji coba yang telah dilakukan di Lapangan Sukowati, berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang sudah tidak berproduksi. Dari 12 sumur uji coba, 9 sumur dapat dihidupkan kembali dengan produksi 400 BOPD hingga 2.000 BOPD,” ungkapnya.
Dia mengatakan, uji coba terakhir program ini dilakukan di sumur SKW-12 dan berhasil memproduksikan minyak sebesar 2.230 BOPD.
Selanjutnya, tim SKK Migas-Pertamina EP Aset 4 selaku konseptor program akan kembali melakukan uji coba di Lapangan Sele-Linda dan Lapangan Poleng.
“Tentu diharapkan uji coba berikutnya mampu memberikan hasil yang positif dalam upaya pemerintah meningkatkan produksi migas nasional,” kata dia.
(ind)