Inflasi Dibayangi Musim Kemarau Panjang, Gubernur BI Sebut Temporer
A
A
A
JAKARTA - Inflasi masih dibayangi musim kemarau panjang yang berpotensi menggagalkan panen beberapa komoditas, hingga akhirnya mempengaruhi pasokan dan membuat harga pangan menjadi tinggi. Terkait hal itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, musim kemarau yang saat ini masih berlanjut hanya bersifat temporer.
"'Kemarau panjang ini turut merevisi angka inflasi yang sebelumnya di batas bawah kisaran 3,1% tetapi ini hanya bersifat temporer dan tidak menganggu inflasi," ujar Perry yakin di Gedung BI, Jakarta.
Dia menyakini, musim kemarau akan selesai sehingga diperkirakan beberapa daerah sudah mendapatkan musim panen yang berjalan lancar. "Tentu saja langkah-langkah koordinasi itu untuk memastikan pasokan bahan pangan dan terkendalinya harga-harga pangan, dan kita lihat sudah banyak musim panen," jelasnya
Sebagai informasi, Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi IHK pada Juli 2019 tercatat 0,31% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,55% (mtm). Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tercatat 3,32% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,28% (yoy).
Inflasi yang terkendali didorong oleh inflasi inti yang terjaga didukung ekspektasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas harga, permintaan agregat yang terkelola, dan pengaruh harga global yang minimal.
Kelompok administered prices kembali mencatat deflasi dipengaruhi berlanjutnya dampak kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara, serta koreksi tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api setelah hari raya Idulfitri. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food melambat, meskipun perkembangan harga beberapa komoditas hortikultura tetap perlu menjadi perhatian.
Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil di tengah tantangan gangguan cuaca akibat kemarau panjang yang diperkirakan dapat berdampak pada pasokan bahan pangan. Inflasi 2019 diprakirakan akan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1% dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2020.
"'Kemarau panjang ini turut merevisi angka inflasi yang sebelumnya di batas bawah kisaran 3,1% tetapi ini hanya bersifat temporer dan tidak menganggu inflasi," ujar Perry yakin di Gedung BI, Jakarta.
Dia menyakini, musim kemarau akan selesai sehingga diperkirakan beberapa daerah sudah mendapatkan musim panen yang berjalan lancar. "Tentu saja langkah-langkah koordinasi itu untuk memastikan pasokan bahan pangan dan terkendalinya harga-harga pangan, dan kita lihat sudah banyak musim panen," jelasnya
Sebagai informasi, Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi IHK pada Juli 2019 tercatat 0,31% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,55% (mtm). Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tercatat 3,32% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,28% (yoy).
Inflasi yang terkendali didorong oleh inflasi inti yang terjaga didukung ekspektasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas harga, permintaan agregat yang terkelola, dan pengaruh harga global yang minimal.
Kelompok administered prices kembali mencatat deflasi dipengaruhi berlanjutnya dampak kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara, serta koreksi tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api setelah hari raya Idulfitri. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food melambat, meskipun perkembangan harga beberapa komoditas hortikultura tetap perlu menjadi perhatian.
Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil di tengah tantangan gangguan cuaca akibat kemarau panjang yang diperkirakan dapat berdampak pada pasokan bahan pangan. Inflasi 2019 diprakirakan akan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1% dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2020.
(akr)