Masuk Tahap Uji Coba, PLTU Jawa 7 Beroperasi Oktober 2019
A
A
A
SERANG - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) telah siap beroperasi. Saat ini konstruksi hampir selesai dan tinggal dilakukan uji coba, yakni sinkronisasi awal serta pengujian sistem sebelum dinyatakan layak beroperasi.
"Progress konstruksi sudah hampir 100% untuk unit 1. Rencananya akan sinkronisasi 2 September 2019 ini," ujar Direktur Pengembangan dan Niaga PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Henky Heru Basudewo saat meninjau persiapan peresmian PLTU Jawa 7 di area lokasi PLTU Jawa 7, Serang, Banten, Jumat (30/8/2019).
Menurut dia PLTU Jawa 7 unit I akan beroperasi secara komersial pada Oktober 2019 kemudian disusul unit 2 pada April 2020 mendatang. PLTU Jawa 7 akan menjadi PLTU batu bara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC). "Teknologi tersebut mempunyai tingkat efisiensi mencapai 45%," kata Henky.
Dengan tingkat efisiensi tinggi, imbuhnya, biaya pokok penyediaan (BPP) akan semakin dapat ditekan. Adapun BPP PLTU Jawa 7 adalah senilai USD4,2 sen per kWh atau sekitar Rp600 per kWh. Nilai tersebut jauh lebih rendah dibandingkan BPP PLTU lama mencapai USD5 sen per kWh hingga USD6 sen per kWh.
"PLTU ini juga menggunakan bahan bakar batu bara berkalori rendah dengan nilai kalori 4.000 hingga 4600 kCal/kg, dengan konsumsi sekitar 8 juta ton per tahun bila seluruh unit telah beroperasi," jelasnya.
PLTU Jawa 7 diyakini akan menambah pendapatan PLN karena masuknya PJB sebagai pemegang saham. Adapun proyek PLTU Jawa 7 merupakan hasil kerja sama antara PJB dengan China Shenhua Energy Company Limited dengan kepemilikan saham PJB sebesar 30% dan Shenhua 70%.
PLTU Jawa 7 dilengkapi dermaga batu bara yang memiliki terminal kargo berkapasitas 1.000 DWT dan dilengkapi tanggul sepanjang 1.118 meter. Dermaga tersebut juga menggunakan sistem angkut baru dengan conveyor tertutup yang memiliki panjang 4 km yang lebih ramah lingkungan. Kebutuhan batu bara PLTU Jawa 7 disuplai dari PLN Batu Bara Niaga dan BKL.
"Progress konstruksi sudah hampir 100% untuk unit 1. Rencananya akan sinkronisasi 2 September 2019 ini," ujar Direktur Pengembangan dan Niaga PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Henky Heru Basudewo saat meninjau persiapan peresmian PLTU Jawa 7 di area lokasi PLTU Jawa 7, Serang, Banten, Jumat (30/8/2019).
Menurut dia PLTU Jawa 7 unit I akan beroperasi secara komersial pada Oktober 2019 kemudian disusul unit 2 pada April 2020 mendatang. PLTU Jawa 7 akan menjadi PLTU batu bara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC). "Teknologi tersebut mempunyai tingkat efisiensi mencapai 45%," kata Henky.
Dengan tingkat efisiensi tinggi, imbuhnya, biaya pokok penyediaan (BPP) akan semakin dapat ditekan. Adapun BPP PLTU Jawa 7 adalah senilai USD4,2 sen per kWh atau sekitar Rp600 per kWh. Nilai tersebut jauh lebih rendah dibandingkan BPP PLTU lama mencapai USD5 sen per kWh hingga USD6 sen per kWh.
"PLTU ini juga menggunakan bahan bakar batu bara berkalori rendah dengan nilai kalori 4.000 hingga 4600 kCal/kg, dengan konsumsi sekitar 8 juta ton per tahun bila seluruh unit telah beroperasi," jelasnya.
PLTU Jawa 7 diyakini akan menambah pendapatan PLN karena masuknya PJB sebagai pemegang saham. Adapun proyek PLTU Jawa 7 merupakan hasil kerja sama antara PJB dengan China Shenhua Energy Company Limited dengan kepemilikan saham PJB sebesar 30% dan Shenhua 70%.
PLTU Jawa 7 dilengkapi dermaga batu bara yang memiliki terminal kargo berkapasitas 1.000 DWT dan dilengkapi tanggul sepanjang 1.118 meter. Dermaga tersebut juga menggunakan sistem angkut baru dengan conveyor tertutup yang memiliki panjang 4 km yang lebih ramah lingkungan. Kebutuhan batu bara PLTU Jawa 7 disuplai dari PLN Batu Bara Niaga dan BKL.
(fjo)