Tourism Hong Kong Anjlok 40% Dihantam Gelombang Protes

Selasa, 10 September 2019 - 17:03 WIB
Tourism Hong Kong Anjlok...
Tourism Hong Kong Anjlok 40% Dihantam Gelombang Protes
A A A
HONG KONG - Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Hong Kong anjlok pada periode Agustus 2019, ketika gelombang protes anti-pemerintah terus berlanjut seiring penolakan terhadap RUU ekstradisi China. Aksi unjuk rasa terus mencengkeram salah satu pusat keuangan di Asia tersebut, yang berpotensi menggerus ekonomi sebagai dampak dari kerusuhan.

Dalam sebuah postingan di blog, Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengatakan jumlah pengunjung atau wisatawan turun hampir 40% dari tahun lalu. Hal itu menandai pendalaman tajam dari penurunan 5% YoY di Juli.

Tahun lalu, Hong Kong merupakan salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan 30 juta wisatawan. Sementara itu kini Hong Kong harus menghadapi aksi protes yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir.

Aksi demonstrasi dimulai dari RUU ekstradisi yang diusulkan antara wilayah dan daratan China, dan telah berkembang menjadi tuntutan kebebasan yang lebih besar. Hong Kong adalah bagian dari China, tetapi warganya memiliki otonomi lebih besar. Bentrokan antara polisi dan aktivis berubah menjadi semakin ganas, ketika polisi menggunakan gas air mata dan pengunjuk rasa menyerbu parlemen.

Kerusuhan telah memberikan pukulan sangat hebat bagi perekonomian wilayah tersebut, khususnya sektor pariwisata dan ritel. Bahkan pada Agustus, lalu para pengunjuk rasa melumpuhkan bandara selama beberapa hari. Akibatnya ratusan penerbangan dari dan yang akan ke luar Hong Kong harus dibatalkan.

Chan menambahkan, untuk beberapa daerah tercatat tingkat hunian hotel pada bulan Agustus turun lebih dari setengahnya, dan harga rumah merosot sebanyak 70%. "Industri ritel dan bahkan katering menjadi yang paling mengkhawatirkan. Ke depan tampaknya tidak mudah untuk menjadi lebih baik," katanya dalam terjemahan blog yang diposting pada hari Minggu.

Kepala keuangan mengatakan demonstrasi telah "sangat merusak citra internasional Hong Kong" sebagai kota yang aman untuk perdagangan, penerbangan dan keuangan. Beberapa ekonom memperkirakan dampak dari gelombang aksi protes, ditambah dengan dampak perang perdagangan AS-China akan mendorong ekonomi Hong Kong ke dalam resesi akhir tahun ini.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8983 seconds (0.1#10.140)