Dalam Empat Tahun, Jumlah Rute Tol Laut Naik Tiga Kali Lipat
A
A
A
JAKARTA - Dalam kurun waktu empat tahun, jumlah rute tol laut meningkat tiga kali lipat. Program tol laut dalam kurun waktu empat tahun terus mengalami pertumbuhan, mulai dari tingkat pelayanan, pengoperasian rute serta pengiriman barang-barang logistik yang dibutuhkan di suatu daerah.
"Setelah empat tahun kami mengelaborasi program ini, kami menemukan bahwa program tol laut ini mengalami pertumbuhan. Sebagai contohnya, tingkat pelayanan mengalami peningkatan. Pada awal program ini dibuat, kami mengoperasikan sebanyak 6 rute dan sekarang sudah hampir menjadi 3 kali lipatnya," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Menurut dia, perjalanan program tol laut memberikan dampak pengurangan biaya logistik pada beberapa daerah dalam mendorong perekonomian untuk terus bertumbuh. "Hasil dari program ini adalah kami dapat mengurangi biaya logistik di beberapa daerah serta dapat mendorong perekonomian daerah untuk terus berkembang, dan juga mencapai kemajuan untuk membuat aktivitas baru," ujarnya.
Dalam lima tahun ke depan, lanjut dia, Kementerian Perhubungan berencana untuk mengajak perusahaan pelayaran swasta untuk bekerja sama dalam program tol laut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi program tol laut serta mengurangi disparitas harga yang ada di wilayah Indonesia bagian timur.
"Dalam 5 tahun ke depan, kita akan mengatur sistem investasi dengan mengalokasikan anggaran yang lebih bagi program tol laut ini. Sebagai contoh, kita akan melibatkan perusahaan pelayaran swasta untuk bekerja sama dalam program tol laut ini karena kapasitas dari PT Pelni sangat terbatas. Kami percaya dalam 5 tahun ke depan tol laut akan memberikan progres positif yang sangat signifikan," tutupnya.
Namun begitu, meski mengalami pertumbuhan layanan dan peningkatan pengiriman barang, penyerapan subsidi tol laut masih rendah atau berada pada persentase 30% pada awal September 2019. Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengungkapkan, tantangan utama untuk mempercepat penyerapan anggaran subsidi dilakukan melalui verifikasi.
Hal itu mengingat luasnya wilayah dan banyak ya jumlah kapal yang mengoperasikan pelayanan bersubsidi dari pemerintah. "Iya memang untuk verifikasi ini perlu karena banyak sekali kapalnya dan memang luas sekali wilayahnya. Tidak ada negara seperti negara kita yang banyak kapal perintisnya," ungkapnya.
Tercatat saat ini sebanyak 138 kapal yang melayani rute trayek subsidi. Kapal-kapal tersebut terdiri atas 19 kapal tol laut, 113 kapal perintis serta 6 kapal ternak. Jumlah itu belum termasuk 26 kapal PT Pelni yang memperoleh tugas untuk mengangkut penumpang dengan skema public service obligation (PSO). Sedangkan, pada 2018, banyaknya kapal yang melayani pelayanan bersubsidi sekitar 120 unit.
Wisnu menyebutkan, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan laut di seluruh wilayah lebih terlibat aktif melaksanakan verifikasi sehingga prosesnya bisa berlangsung lebih cepat, tetapi tetap akurat.
Kemenhub menyiapkan anggaran subsidi angkutan laut pada 2019 mencapai Rp1,2 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas anggaran subsidi angkutan laut perintis Rp943 miliar, tol laut Rp222 miliar, dan angkutan kapal ternak Rp40 miliar.
"Setelah empat tahun kami mengelaborasi program ini, kami menemukan bahwa program tol laut ini mengalami pertumbuhan. Sebagai contohnya, tingkat pelayanan mengalami peningkatan. Pada awal program ini dibuat, kami mengoperasikan sebanyak 6 rute dan sekarang sudah hampir menjadi 3 kali lipatnya," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Menurut dia, perjalanan program tol laut memberikan dampak pengurangan biaya logistik pada beberapa daerah dalam mendorong perekonomian untuk terus bertumbuh. "Hasil dari program ini adalah kami dapat mengurangi biaya logistik di beberapa daerah serta dapat mendorong perekonomian daerah untuk terus berkembang, dan juga mencapai kemajuan untuk membuat aktivitas baru," ujarnya.
Dalam lima tahun ke depan, lanjut dia, Kementerian Perhubungan berencana untuk mengajak perusahaan pelayaran swasta untuk bekerja sama dalam program tol laut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi program tol laut serta mengurangi disparitas harga yang ada di wilayah Indonesia bagian timur.
"Dalam 5 tahun ke depan, kita akan mengatur sistem investasi dengan mengalokasikan anggaran yang lebih bagi program tol laut ini. Sebagai contoh, kita akan melibatkan perusahaan pelayaran swasta untuk bekerja sama dalam program tol laut ini karena kapasitas dari PT Pelni sangat terbatas. Kami percaya dalam 5 tahun ke depan tol laut akan memberikan progres positif yang sangat signifikan," tutupnya.
Namun begitu, meski mengalami pertumbuhan layanan dan peningkatan pengiriman barang, penyerapan subsidi tol laut masih rendah atau berada pada persentase 30% pada awal September 2019. Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengungkapkan, tantangan utama untuk mempercepat penyerapan anggaran subsidi dilakukan melalui verifikasi.
Hal itu mengingat luasnya wilayah dan banyak ya jumlah kapal yang mengoperasikan pelayanan bersubsidi dari pemerintah. "Iya memang untuk verifikasi ini perlu karena banyak sekali kapalnya dan memang luas sekali wilayahnya. Tidak ada negara seperti negara kita yang banyak kapal perintisnya," ungkapnya.
Tercatat saat ini sebanyak 138 kapal yang melayani rute trayek subsidi. Kapal-kapal tersebut terdiri atas 19 kapal tol laut, 113 kapal perintis serta 6 kapal ternak. Jumlah itu belum termasuk 26 kapal PT Pelni yang memperoleh tugas untuk mengangkut penumpang dengan skema public service obligation (PSO). Sedangkan, pada 2018, banyaknya kapal yang melayani pelayanan bersubsidi sekitar 120 unit.
Wisnu menyebutkan, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan laut di seluruh wilayah lebih terlibat aktif melaksanakan verifikasi sehingga prosesnya bisa berlangsung lebih cepat, tetapi tetap akurat.
Kemenhub menyiapkan anggaran subsidi angkutan laut pada 2019 mencapai Rp1,2 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas anggaran subsidi angkutan laut perintis Rp943 miliar, tol laut Rp222 miliar, dan angkutan kapal ternak Rp40 miliar.
(fjo)