Kualitas Infrastruktur Kota Manado Mendesak Ditingkatkan
A
A
A
MANADO - Kualitas infrastruktur Kota Manado perlu ditingkatkan, dan begitu juga dengan akses ke daerah hinterland (pendukung) di sekitarnya. Terlebih dengan rencana dan masuknya Kota Manado sebagai salah satu daerah yang akan dikembangan menjadi kota metropolitan baru di luar Pulau Jawa bersama Medan, Palembang, Banjarmasin, Denpasar, dan Makassar.
Pemerhati ekonomi Sulut Tony Agus Poputra menjelaskan perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur di hinterland karena kota metropolitan tidak berdiri sendiri tapi harus ditopang oleh daerah-daerah penyanggah yang baik agar tidak terbentuk kawasan miskin dan kumuh di kota metropolitan karena urbanisasi.
Dia mengatakan, rencana Kota Manado menjadi kota metropolitan tersebut baik, bukan hanya bagi Manado tapi juga daerah hinterland nya seperti Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dan lain-lain termasuk daerah kepulauan.
“Saat ini yang harus dipersiapkan untuk Kota Manado adalah perubahan pola pikir agar dapat memanfaatkan peluang bisnis yang ada agar mengurangi ketergantungan dari daerah lain,” ujar dosen ekonomi Univeritas Sam Ratulangi Manado ini, Sabtu (21/9/2019).
Ketika menjadi kota metropolitan, kata dia, maka Manado akan mendapatkan banyak keuntungan. "Keuntungannya adalah memperkuat ekonomi daerah, namun bila tidak dimanfaatkan oleh penduduk lokal, maka pertambahan pendapatan masyarakat akan dinikmati penduduk daerah lain," ujar Agus.
Sementara mengenai dampak sosial, menurut penilaiannya yang akan ditimbulkan relatif kecil. Sebab saat ini sesungguhnya masyarakat Manado sangat terbuka dengan perubahan. "Jadi dampak sosialnya tidak terlalu besar," jelasnya.
Pernyatan serupa disampaikan pakar ekonomi lainnya dari Pascasarjana Univeritas Sam Ratulangi Manado, Vecky Apollos Masinambow. Menurutnya, konsep kota metropolitan adalah memberikan manfaat koordinasi horisontal terpadu. Terutama dalam pemanfaatan wilayah perkotaan yang lebih luas.
Hal itu memungkinkan optimalisasi pemanfaatan lahan untuk pemukiman, area bisnis perkotaan jasa dan industrinya termasuk pariwisata, area bisnis agroperkotaan, area soial perkotaan, di mana semuanya ditunjang dengan penataan struktur ruang yang lebih sistematis.
“Ini manfaatnya sangat besar jadi tidak boleh disia-siakan yang salah satunya dengan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menuju ke sana,” pungkasnya.
Pemerhati ekonomi Sulut Tony Agus Poputra menjelaskan perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur di hinterland karena kota metropolitan tidak berdiri sendiri tapi harus ditopang oleh daerah-daerah penyanggah yang baik agar tidak terbentuk kawasan miskin dan kumuh di kota metropolitan karena urbanisasi.
Dia mengatakan, rencana Kota Manado menjadi kota metropolitan tersebut baik, bukan hanya bagi Manado tapi juga daerah hinterland nya seperti Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dan lain-lain termasuk daerah kepulauan.
“Saat ini yang harus dipersiapkan untuk Kota Manado adalah perubahan pola pikir agar dapat memanfaatkan peluang bisnis yang ada agar mengurangi ketergantungan dari daerah lain,” ujar dosen ekonomi Univeritas Sam Ratulangi Manado ini, Sabtu (21/9/2019).
Ketika menjadi kota metropolitan, kata dia, maka Manado akan mendapatkan banyak keuntungan. "Keuntungannya adalah memperkuat ekonomi daerah, namun bila tidak dimanfaatkan oleh penduduk lokal, maka pertambahan pendapatan masyarakat akan dinikmati penduduk daerah lain," ujar Agus.
Sementara mengenai dampak sosial, menurut penilaiannya yang akan ditimbulkan relatif kecil. Sebab saat ini sesungguhnya masyarakat Manado sangat terbuka dengan perubahan. "Jadi dampak sosialnya tidak terlalu besar," jelasnya.
Pernyatan serupa disampaikan pakar ekonomi lainnya dari Pascasarjana Univeritas Sam Ratulangi Manado, Vecky Apollos Masinambow. Menurutnya, konsep kota metropolitan adalah memberikan manfaat koordinasi horisontal terpadu. Terutama dalam pemanfaatan wilayah perkotaan yang lebih luas.
Hal itu memungkinkan optimalisasi pemanfaatan lahan untuk pemukiman, area bisnis perkotaan jasa dan industrinya termasuk pariwisata, area bisnis agroperkotaan, area soial perkotaan, di mana semuanya ditunjang dengan penataan struktur ruang yang lebih sistematis.
“Ini manfaatnya sangat besar jadi tidak boleh disia-siakan yang salah satunya dengan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menuju ke sana,” pungkasnya.
(fjo)