Enam Pelajaran Bisnis dari Alibaba
A
A
A
DENGAN jenis usaha mulai ecommerce, fintech, logistik, komputasi awan, hingga hiburan, Alibaba mengklaim telah melayani 2 miliar konsumen di dunia, membantu menciptakan 100 juta pekerjaan, dan memberdayakan 10 juta UMKM.
Berikut pelajaran yang diambil dari Alibaba:
1. Konsumen pertama, karyawan kedua, pemegang saham ketiga
Pada 2007-2008, banyak UMKM ekspor terkena dampak signifikan. Chief Financial Officer Alibaba Maggie Zhou mengatakan, Alibaba memutuskan memotong biaya produk sebesar 60% untuk membantu para eksportir. “Waktu itu investor terkejut. Namun, keputusan ini adalah cerminan tepat atas nilai customer first. Produk tersebut berkontribusi 60-70% dari total pendapatan. Tanpa UMKM, kami akan kehilangan bisnis kami. Konsumen harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
2. Kepercayaan memudahkan segala hal
Kepercayaan adalah hal yang berharga, perlu dipupuk dan dijaga Aliren (sebutan karyawan Alibaba). CEO for Ant Financial Eric Jing menjelaskan, tingkat kepercayaan antarkaryawan dalam perusahaan merupakan hal penting. “Kepercayaan dan transparansi yang kami bangun di antara kami menjadikan organisasi kami jauh lebih efisien,” ucapnya.
3. Perubahan satu-satunya yang tidak pernah berubah
Dunia terus berubah, bahkan ketika kita tidak berubah. Menerima perubahan, baik dalam mengubah diri sendiri ataupun mendorong perubahan dalam perusahaan, adalah hal yang unik dalam DNA Alibaba dan harus dijunjung tinggi perusahaan serta karyawan. “Kami bekerja dalam bidang dengan perubahan yang sangat cepat. Hal yang selalu konstan adalah perubahan itu sendiri,” ujar Executive Vice Chairman Joe Tsai.
4. Kinerja terbaik hari ini menjadi acuan esok hari
Semangat Alibaba terus menerus menantang dan memotivasi diri sendiri serta berusaha melampaui parameter normal. “Semua terus berkembang menjadi lebih baik. Kompetitor kami juga berkembang. Pelanggan kami juga mengharapkan layanan lebih baik lagi. Kami selalu mengingatkan Aliren untuk tidak mudah berpuas diri. Terus lihat ke atas dan cari celah untuk berkembang. Jangan pernah melihat ke belakang dan berpikir bahwa semua yang kami lakukan sudah cukup,” tutur Joe Tsai.
5. Kalau bukan sekarang, kapan? Kalau bukan aku, siapa?
Kalimat ini adalah slogan pada iklan lowongan pekerjaan Alibaba yang pertama. Slogan ini memberi tujuan dan dorongan untuk terus maju. “Ada dua pesan penting. Pertama, kita harus percaya pada diri sendiri. Kita punya kemampuan untuk berkontribusi bagi tim, perusahaan, pelanggan, bahkan masyarakat,” ujar Jane Jiang, Deputy Chief People Officer Alibaba.
6. Hidup serius, bekerja bahagia
Bekerja dilakukan untuk hari ini, tapi hidup untuk selama-lamanya. Alibaba ingin Aliren sungguhsungguh menjalani kehidupan dan berbahagia menikmati pekerjaannya sebagaimana seseorang menikmati kehidupan. “Biasanya kita berpikir harus bekerja serius, hidup bahagia. Tapi itu terbalik, karyawan Alibaba harus menikmati pekerjaan seperti dia menikmati kehidupan, dan menjalani kehidupan serius (bersungguh-sungguh) seperti dia menjalani pekerjaannya,” ujar Joe Tsai. (Danang Arradian)
Berikut pelajaran yang diambil dari Alibaba:
1. Konsumen pertama, karyawan kedua, pemegang saham ketiga
Pada 2007-2008, banyak UMKM ekspor terkena dampak signifikan. Chief Financial Officer Alibaba Maggie Zhou mengatakan, Alibaba memutuskan memotong biaya produk sebesar 60% untuk membantu para eksportir. “Waktu itu investor terkejut. Namun, keputusan ini adalah cerminan tepat atas nilai customer first. Produk tersebut berkontribusi 60-70% dari total pendapatan. Tanpa UMKM, kami akan kehilangan bisnis kami. Konsumen harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
2. Kepercayaan memudahkan segala hal
Kepercayaan adalah hal yang berharga, perlu dipupuk dan dijaga Aliren (sebutan karyawan Alibaba). CEO for Ant Financial Eric Jing menjelaskan, tingkat kepercayaan antarkaryawan dalam perusahaan merupakan hal penting. “Kepercayaan dan transparansi yang kami bangun di antara kami menjadikan organisasi kami jauh lebih efisien,” ucapnya.
3. Perubahan satu-satunya yang tidak pernah berubah
Dunia terus berubah, bahkan ketika kita tidak berubah. Menerima perubahan, baik dalam mengubah diri sendiri ataupun mendorong perubahan dalam perusahaan, adalah hal yang unik dalam DNA Alibaba dan harus dijunjung tinggi perusahaan serta karyawan. “Kami bekerja dalam bidang dengan perubahan yang sangat cepat. Hal yang selalu konstan adalah perubahan itu sendiri,” ujar Executive Vice Chairman Joe Tsai.
4. Kinerja terbaik hari ini menjadi acuan esok hari
Semangat Alibaba terus menerus menantang dan memotivasi diri sendiri serta berusaha melampaui parameter normal. “Semua terus berkembang menjadi lebih baik. Kompetitor kami juga berkembang. Pelanggan kami juga mengharapkan layanan lebih baik lagi. Kami selalu mengingatkan Aliren untuk tidak mudah berpuas diri. Terus lihat ke atas dan cari celah untuk berkembang. Jangan pernah melihat ke belakang dan berpikir bahwa semua yang kami lakukan sudah cukup,” tutur Joe Tsai.
5. Kalau bukan sekarang, kapan? Kalau bukan aku, siapa?
Kalimat ini adalah slogan pada iklan lowongan pekerjaan Alibaba yang pertama. Slogan ini memberi tujuan dan dorongan untuk terus maju. “Ada dua pesan penting. Pertama, kita harus percaya pada diri sendiri. Kita punya kemampuan untuk berkontribusi bagi tim, perusahaan, pelanggan, bahkan masyarakat,” ujar Jane Jiang, Deputy Chief People Officer Alibaba.
6. Hidup serius, bekerja bahagia
Bekerja dilakukan untuk hari ini, tapi hidup untuk selama-lamanya. Alibaba ingin Aliren sungguhsungguh menjalani kehidupan dan berbahagia menikmati pekerjaannya sebagaimana seseorang menikmati kehidupan. “Biasanya kita berpikir harus bekerja serius, hidup bahagia. Tapi itu terbalik, karyawan Alibaba harus menikmati pekerjaan seperti dia menikmati kehidupan, dan menjalani kehidupan serius (bersungguh-sungguh) seperti dia menjalani pekerjaannya,” ujar Joe Tsai. (Danang Arradian)
(nfl)