Gelontorkan Dana CSR Rp500 Juta, Pertamina Kembangkan UMKM di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - PT Pertamina (Persero) menggelontorkan bantuan sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) sebesar Rp500 juta memberdayakan ekonomi masyarakat di Kampung Jambangan, Surabaya, Jawa Timur.
Program CSR tersebut di antaranya untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga pembangunan desa wisata di bantaran sungai Jambangan.
“Program CSR di Kampung Pejabat sudah berjalan selama dua tahun. Melalui bantuan modal, pemasaran dan pendampingan Pertamina, ini pelaku UMKM saat ini sudah mulai mandiri,” ujar Unit Manager Communication & CSR MOR V Pertamina, Rustam Aji saat ditemui di Desa Wisata Bantaran Sungai Jambangan, Surabaya, Jatim, Rabu (25/9/2019).
Menurut dia sejumlah bisnis yang tumbuh di Kampung Pejabat antara lain usaha batik, makanan dan minuman khas daerah, ayam geprek, telor asin, frozen hingga berjualan abon. Adapun rata-rata penghasilan mereka per bulan mencapai Rp5 juta.
“Program ini terus didampingi Pertamina sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi setempat. Dari yang sebelumnya hanya ibu rumah tangga saat ini bisa lebih mandiri,” kata dia.
Tidak hanya itu, bantuan Pertamina tersebut juga berhasil menumbuhkan kesadaran lingkungan di sekitar bantaran sungai Jambangan yang tadinya menjadi tempat pembuangan sampah kini disulap menjadi area taman di pinggir sungai dengan beragam taman edukasi, aneka satwa peliharaan mengusung konsep ecoriparian.
“Dulu masyarakat disini menganggap sungai ini hanya bagian dari belakang rumahnya. Tapi saat ini justru berbalik menjadi halaman rumah mereka yang terus dijaga lingkungannya,” kata dia.
Rustam berharap sinergi antara Pertamina TBBM Surabaya Group dengan masyarakat setempat terus terjalin secara berkesinambungan. Program sosial perusahaan tersebut juga telah membawa perseroan mendapatkan Proper Emas dari pemerintah.
“Penghargaan itu diberikan berdasarkan penilaian bahwa perusahaan telah berhasil menjunjung tinggi etika bisnis dan tanggung jawab terhadap masyarakat,” kata dia.
Yuli Suhartini, 42, salah satu warga sekitar bantaran Sungai Jambaran berharap bantuan dan pendampingan mengelola taman wisata terus berkesinambungan. Pasalnya, setelah bantaran sungai disulap menjadi taman wisata banyak kedatangan pengunjung sehingga bisa berjualan.
Selain itu, Pertamina juga membantu masyarakat sekitar bantaran untuk mengembangkan UMKM. Bantuan tersebut diwujudkan dengan memberikan modal hingga pelatihan pembuatan makanan dan minuman khas daerah.
“Kami diberikan modal usaha sampai pelatihan membuat camilan dan minuman khas daerah sini. Dari pelatihan tersebut, kami diberikan peralatan, bahan baku sampai diajari membentuk UMKM diberi nama UMKM Joss Gandhos,” kata dia.
Dia mengatakan bahwa UMKM Joss Gandhos berhasil membuat berbagai macam usaha antara lain minuman dan camilan khas daerah setempat dengan berbagai kemasan unik. Berbagai macam produk tersebut kini dijual di taman wisata, warung, rumah sakit hingga dijual saat gelaran bazar di Surabaya.
Adapun UMKM Joss Gandhos setiap harinya mampu menghasilkan sekitar 100 botol minuman kunyit asem dan kripik stik beraneka rasa, seperti stik bayam, singkong, keju, apel, strawberry. Bahkan saat ini mampu memproduksi camilan antara lain kuping gajah, pluntir, dan kecipir yang secara keseluruhan merupakan produk camilan tradisional berbahan dasar tepung.
“Dengan bimbingan dari Pertamina, sekarang kami fokus untuk memajukan usaha ini karena kami sudah merasakan manfaat peningkatan ekonomi melalui UMKM,” tuturnya.
Program CSR tersebut di antaranya untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga pembangunan desa wisata di bantaran sungai Jambangan.
“Program CSR di Kampung Pejabat sudah berjalan selama dua tahun. Melalui bantuan modal, pemasaran dan pendampingan Pertamina, ini pelaku UMKM saat ini sudah mulai mandiri,” ujar Unit Manager Communication & CSR MOR V Pertamina, Rustam Aji saat ditemui di Desa Wisata Bantaran Sungai Jambangan, Surabaya, Jatim, Rabu (25/9/2019).
Menurut dia sejumlah bisnis yang tumbuh di Kampung Pejabat antara lain usaha batik, makanan dan minuman khas daerah, ayam geprek, telor asin, frozen hingga berjualan abon. Adapun rata-rata penghasilan mereka per bulan mencapai Rp5 juta.
“Program ini terus didampingi Pertamina sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi setempat. Dari yang sebelumnya hanya ibu rumah tangga saat ini bisa lebih mandiri,” kata dia.
Tidak hanya itu, bantuan Pertamina tersebut juga berhasil menumbuhkan kesadaran lingkungan di sekitar bantaran sungai Jambangan yang tadinya menjadi tempat pembuangan sampah kini disulap menjadi area taman di pinggir sungai dengan beragam taman edukasi, aneka satwa peliharaan mengusung konsep ecoriparian.
“Dulu masyarakat disini menganggap sungai ini hanya bagian dari belakang rumahnya. Tapi saat ini justru berbalik menjadi halaman rumah mereka yang terus dijaga lingkungannya,” kata dia.
Rustam berharap sinergi antara Pertamina TBBM Surabaya Group dengan masyarakat setempat terus terjalin secara berkesinambungan. Program sosial perusahaan tersebut juga telah membawa perseroan mendapatkan Proper Emas dari pemerintah.
“Penghargaan itu diberikan berdasarkan penilaian bahwa perusahaan telah berhasil menjunjung tinggi etika bisnis dan tanggung jawab terhadap masyarakat,” kata dia.
Yuli Suhartini, 42, salah satu warga sekitar bantaran Sungai Jambaran berharap bantuan dan pendampingan mengelola taman wisata terus berkesinambungan. Pasalnya, setelah bantaran sungai disulap menjadi taman wisata banyak kedatangan pengunjung sehingga bisa berjualan.
Selain itu, Pertamina juga membantu masyarakat sekitar bantaran untuk mengembangkan UMKM. Bantuan tersebut diwujudkan dengan memberikan modal hingga pelatihan pembuatan makanan dan minuman khas daerah.
“Kami diberikan modal usaha sampai pelatihan membuat camilan dan minuman khas daerah sini. Dari pelatihan tersebut, kami diberikan peralatan, bahan baku sampai diajari membentuk UMKM diberi nama UMKM Joss Gandhos,” kata dia.
Dia mengatakan bahwa UMKM Joss Gandhos berhasil membuat berbagai macam usaha antara lain minuman dan camilan khas daerah setempat dengan berbagai kemasan unik. Berbagai macam produk tersebut kini dijual di taman wisata, warung, rumah sakit hingga dijual saat gelaran bazar di Surabaya.
Adapun UMKM Joss Gandhos setiap harinya mampu menghasilkan sekitar 100 botol minuman kunyit asem dan kripik stik beraneka rasa, seperti stik bayam, singkong, keju, apel, strawberry. Bahkan saat ini mampu memproduksi camilan antara lain kuping gajah, pluntir, dan kecipir yang secara keseluruhan merupakan produk camilan tradisional berbahan dasar tepung.
“Dengan bimbingan dari Pertamina, sekarang kami fokus untuk memajukan usaha ini karena kami sudah merasakan manfaat peningkatan ekonomi melalui UMKM,” tuturnya.
(ind)