Jejak 70 Tahun Transformasi China Jadi Negara Superpower Ekonomi

BEIJING - 1 Oktober 2019, mendatang akan menjadi perayaan 70 tahun China bertransformasi menjadi negara superpower ekonomi. Akan tetapi hal itu bertepatan dengan ketakutan yang meluas seiring perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), dimana diyakini bakal menggerus pertumbuhan hingga menyeret ekonomi dunia lebih rendah.

Kekhawatiran perang dagang yang berkepanjangan berpotensi menggagalkan laju pertumbuhan ekonomi China. Seperti diketahui perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia itu mencuat, saat pengaruh China pada ekonomi global diproyeksikan bakal semakin meluas.

Melihat perspektif pasar, bakal banyak yang dipertaruhkan. Sebuah laporan bulan Juli dari McKinsey global Institute menemukan bahwa keterlibatan China terhadap ekonomi global nilainya antara USD22 Triliun hingga USD37 Triliun hingga 2040.

Berikut adalah empat grafik yang menunjukkan bagaimana China bangkit menjadi pembangkit bagi ekonomi global seperti dilansir dari CNBC. Sepanjang 70 tahun tercatat perdagangan dan investasi Negeri Tirai Bambu -julukan China- terus mengalami peningkatan pesat.

Rangking China Terus Menanjak

China mengalahkan Jepang sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia pada 2010 (tanpa memperhitungkan inflasi), menurut data dari Bank Dunia dan Organisation for Economic Co-operation and Development. Sejak saat itu, China terus bertahan pada peringkat kedua di belakang Amerika Serikat yang masih menjadi nomor satu.
Beberapa ekonom memprediksikan bahwa ekonomi China akan melampaui AS, pada sekitar tahun 2030. Tetapi ketika mempertimbangkan berbagai standar hidup lintas negara -yang juga dikenal sebagai penyesuaian paritas daya beli - ekonomi China telah menjadi yang terbesar di dunia sejak 2014, menurut laporan Bank Dunia tersebut.

Kepemimpinan China

Di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, salah satu pemimpin negara yang paling menonjol dan kuat di tahun 1970-an. China memulai serangkaian reformasi pada tahun 1978 yang membawa negara tersebut keluar dari isolasi ekonomi.
Tahun-tahun setelah tercatat pertumbuhan China terus berlari dengan cepat, dengan rata-rata sekitar 10% sebelum melambat menjadi rata-rata 7,1% di bawah presiden saat ini, Xi Jinping. Namun, sebuah studi yang dirilis pada bulan Maret oleh Brookings Institute memperkirakan bahwa China mungkin telah melebih-lebihkan pertumbuhan PDB dari 2008 hingga 2016 sebesar 1,7 poin persentase.

Pabrik Dunia

Salah satu pendorong utama di balik kebangkitan ekonomi China adalah jaringan pabriknya yang sangat besar dengan menghasilkan segala sesuatunya di seluruh dunia. Mulai dari mainan hingga ponsel untuk konsumen di seluruh dunia.
Masuknya China ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) pada tahun 2001 membantu China dalam memperkuat statusnya sebagai pabrik dan pedagang terbesar dunia. Dalam laporan McKinsey yang menganalisis 186 negara, tujuan ekspor China terbesar untuk 33 negara dan sumber impor terbesar bagi 65 negara.

Ledakan Investasi

Selain dominasinya dalam perdagangan, China juga telah tumbuh selama bertahun-tahun menjadi pemain utama dalam arus investasi global.Dari 2015 hingga 2017, China merupakan sumber investasi langsung asing keluar terbesar kedua di dunia dan penerima investasi masuk terbesar kedua, menurut McKinsey.