Persiapan Proyek, Pembebasan Tanah Tol Bandung-Cilacap Mulai 2020
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mempercepat persiapan proyek Bandung-Cilacap sepanjang 205 kilometer (km).
Jalan tol yang melintasi wilayah Garut dan Tasikmalaya ini diharapkan menjadi solusi kepadatan lalu lintas jalur selatan di musim liburan panjang seperti Lebaran. Untuk proyek tol tersebut tahun depan akan dimulai pembebasan lahan.
Pembangunannya ditargetkan pada 2022 dan untuk tahap I diperkirakan bisa beroperasi pada 2024. Kehadiran fasilitas berupa jalan bebas hambatan ini juga diharapkan mampu mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa, baik dalam sistem transportasi nasional maupun regional.
Tol ini akan terhubung dari Gedebage menuju Garut, Tasikmalaya, dan Cilacap. “(Pembangunan) sesuai progres. Jadi, tahap I dari Gedebage, Kabupaten Bandung, Garut, sampai Tasikmalaya. Kemudian, nanti lanjut tahap II dari Tasikmalaya, Banjar, Pangandaran, sampai Cilacap,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Ridwan menambahkan, salah satu agenda yang dibahas dalam rapat percepatan tersebut adalah wilayah yang dilintasi tol serta posisi pintu keluar tol. Gubernur yang akrab disapa Emil ini menyebutkan bahwa proyek tol tersebut akan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero).
Tahap I yang meliputi biaya investasi dan konstruksi diprediksi menyedot anggaran sekitar Rp60 triliun. Pada tahap II diprediksi menyedot anggaran dengan nilai yang sama dengan tahap I. Emil menegaskan, rapat percepatan kali ini menjadi finalisasi dalam penentuan trase, terutama terkait pembebasan lahan yang prosesnya panjang dan tidak mudah.
“Secara umum 90% semua mengarah ke hal positif, jadi kita kebut sehingga tiba waktunya tidak ada lagi kemacetan Lebaran,” katanya.
Pada kesempatan tersebut juga dibahas bahwa keberadaan tol Bandung-Cilacap akan mempermudah masyarakat dalam menjangkau destinasi wisata di Jawa Barat bagian selatan.
Salah satunya Pantai Pangandaran. Untuk itu, dalam desain awal ditetapkan nantinya akan ada pintu keluar tol di sekitar Kalipucang, Pangan daran. Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahardian memaparkan, jarak jalan tol tahap I meliputi Gedebage-Tasikmalaya mencapai 95,2 km dan Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 111 km.
Menurut Hedy, ruas jalan bebas hambatan yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah itu merupakan konsesi terpanjang yang diberikan oleh pemerintah untuk pembangunan jalan tol. Sesuai rencana, proses usulan penetapan lokasi di laksanakan pada Mei 2019 hingga April 2020.
Adapun proses prakualifikasi berlangsung Oktober-Desember 2019, dan proses lelang pada Desember 2019 hingga Juni 2020. “Sementara proses pembebasan tanah pada April 2020 hingga 2022, proses rekonstruksi tahap I segmen Gedebage-Tasikmalaya pada 2022-2024 dan tol direncanakan bisa beroperasi April 2024 mendatang,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian PUPR menyebutkan, ada tujuh ruas tol akan memasuki tahapan lelang yang merupakan ruas tol usulan dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Ketujuh jalan tol itu adalah Semanan-Balaraja sepanjang 31,9 km, Kamal-Teluknaga-Rajeg (38,6 km), akses menuju Pelabuhan Patimban (37,7 km), Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (184 km), Yogyakarta-Bawen (77 km), Solo-Yogyakarta-New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo (91,93 km) dan Balikpapan-Penajam Paser Utara (7,35 km).
Selain menggarap tol Bandung-Cilacap, PT Jasa Marga yang merupakan perusahaan pelat merah juga akan menggarap beberapa ruas tol lain di Jawa Barat. Di antaranya, akses tol Pelabuhan Patimban di Subang sepanjang 37,7 km, kemudian Ciranjang-Pada larang 27,8 km yang merupakan bagian dari ruas Cikampek- Padalarang. (Agung Bakti Sarasa/Ichsan Amin)
Jalan tol yang melintasi wilayah Garut dan Tasikmalaya ini diharapkan menjadi solusi kepadatan lalu lintas jalur selatan di musim liburan panjang seperti Lebaran. Untuk proyek tol tersebut tahun depan akan dimulai pembebasan lahan.
Pembangunannya ditargetkan pada 2022 dan untuk tahap I diperkirakan bisa beroperasi pada 2024. Kehadiran fasilitas berupa jalan bebas hambatan ini juga diharapkan mampu mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa, baik dalam sistem transportasi nasional maupun regional.
Tol ini akan terhubung dari Gedebage menuju Garut, Tasikmalaya, dan Cilacap. “(Pembangunan) sesuai progres. Jadi, tahap I dari Gedebage, Kabupaten Bandung, Garut, sampai Tasikmalaya. Kemudian, nanti lanjut tahap II dari Tasikmalaya, Banjar, Pangandaran, sampai Cilacap,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Ridwan menambahkan, salah satu agenda yang dibahas dalam rapat percepatan tersebut adalah wilayah yang dilintasi tol serta posisi pintu keluar tol. Gubernur yang akrab disapa Emil ini menyebutkan bahwa proyek tol tersebut akan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero).
Tahap I yang meliputi biaya investasi dan konstruksi diprediksi menyedot anggaran sekitar Rp60 triliun. Pada tahap II diprediksi menyedot anggaran dengan nilai yang sama dengan tahap I. Emil menegaskan, rapat percepatan kali ini menjadi finalisasi dalam penentuan trase, terutama terkait pembebasan lahan yang prosesnya panjang dan tidak mudah.
“Secara umum 90% semua mengarah ke hal positif, jadi kita kebut sehingga tiba waktunya tidak ada lagi kemacetan Lebaran,” katanya.
Pada kesempatan tersebut juga dibahas bahwa keberadaan tol Bandung-Cilacap akan mempermudah masyarakat dalam menjangkau destinasi wisata di Jawa Barat bagian selatan.
Salah satunya Pantai Pangandaran. Untuk itu, dalam desain awal ditetapkan nantinya akan ada pintu keluar tol di sekitar Kalipucang, Pangan daran. Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahardian memaparkan, jarak jalan tol tahap I meliputi Gedebage-Tasikmalaya mencapai 95,2 km dan Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 111 km.
Menurut Hedy, ruas jalan bebas hambatan yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah itu merupakan konsesi terpanjang yang diberikan oleh pemerintah untuk pembangunan jalan tol. Sesuai rencana, proses usulan penetapan lokasi di laksanakan pada Mei 2019 hingga April 2020.
Adapun proses prakualifikasi berlangsung Oktober-Desember 2019, dan proses lelang pada Desember 2019 hingga Juni 2020. “Sementara proses pembebasan tanah pada April 2020 hingga 2022, proses rekonstruksi tahap I segmen Gedebage-Tasikmalaya pada 2022-2024 dan tol direncanakan bisa beroperasi April 2024 mendatang,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian PUPR menyebutkan, ada tujuh ruas tol akan memasuki tahapan lelang yang merupakan ruas tol usulan dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Ketujuh jalan tol itu adalah Semanan-Balaraja sepanjang 31,9 km, Kamal-Teluknaga-Rajeg (38,6 km), akses menuju Pelabuhan Patimban (37,7 km), Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (184 km), Yogyakarta-Bawen (77 km), Solo-Yogyakarta-New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo (91,93 km) dan Balikpapan-Penajam Paser Utara (7,35 km).
Selain menggarap tol Bandung-Cilacap, PT Jasa Marga yang merupakan perusahaan pelat merah juga akan menggarap beberapa ruas tol lain di Jawa Barat. Di antaranya, akses tol Pelabuhan Patimban di Subang sepanjang 37,7 km, kemudian Ciranjang-Pada larang 27,8 km yang merupakan bagian dari ruas Cikampek- Padalarang. (Agung Bakti Sarasa/Ichsan Amin)
(nfl)