Jokowi Minta Generasi Muda Lestarikan Batik Agar Tetap Diakui UNESCO
A
A
A
SURAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong masyarakat untuk terus melestarikan batik supaya tetap diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.
Seperti diketahui, sejak 2 Oktober 2009 Badan Dunia untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia dalam kategori warisan budaya tak benda. Namun, belakangan lembaga internasional ini mulai mengevaluasi pengakuan tersebut.
“Harus diingat bahwa UNESCO mulai mengevaluasi pengakuan tersebut. Jadi, kita harus kerja keras untuk mempertahankan pengakuan ini,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Batik Nasional di Istana Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019).
Menurut dia, dorongan melestarikan batik tidak hanya untuk orang dewasa dan orangtua tapi juga generasi muda. Pasalnya, generasi muda justru mempunyai jangakauan luas untuk mengenalkan batik.
Tidak hanya itu, presiden asal Solo ini juga meminta setiap acara-acara internasional juga menggunakan batik sehingga warisan budaya adiluhung ini lebih dikenal di kancah global.
Bahkan, belum lama ini mantan perdana menteri Australia Malcolm Turnbull berkunjung ke Istana Negara menggunakan batik pemberian Ibu Negara Iriana Jokowi. Artinya, baju batik sudah mulai diterima dan banyak digunakan di luar negeri.
“Jadi tugas kita selanjutnya adalah mengajak generasi muda untuk terus memakai batik dan terus mengenalkan batik kepada dunia,” tandasnya.
Dia mengatakan bahwa pelestarian batik secara lebih luas juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, apabila batik semakin lestari maka pengusaha batik semakin maju. Selain itu, pengusaha bahan dan alat membatik seperti canting dan lainnya juga akan semakin maju.
“Untuk itu pada peringatan Hari Batik Nasional ini mari kita terus membangun komitmen kepada generasi muda agar sigap melestarikan batik. Setiap SMA diajarkan muatan lokal batik tiga kali seminggu saya kira sudah cukup asalkan secara rutin terus diterapkan,” tuturnya.
Sebagai informasi, acara Hari Batik Nasional 2019 di Istana Mangkunegaran, Surakarta dihadiri oleh 500 peserta membatik. Siswa, mahasiswa hingga kaum ibu turut memeriahkan ajang ini. Selain itu juga terdapat berbagai macam pameran binaan dari Bank BRI dan sejumlah bank lain.
Seperti diketahui, sejak 2 Oktober 2009 Badan Dunia untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia dalam kategori warisan budaya tak benda. Namun, belakangan lembaga internasional ini mulai mengevaluasi pengakuan tersebut.
“Harus diingat bahwa UNESCO mulai mengevaluasi pengakuan tersebut. Jadi, kita harus kerja keras untuk mempertahankan pengakuan ini,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Batik Nasional di Istana Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019).
Menurut dia, dorongan melestarikan batik tidak hanya untuk orang dewasa dan orangtua tapi juga generasi muda. Pasalnya, generasi muda justru mempunyai jangakauan luas untuk mengenalkan batik.
Tidak hanya itu, presiden asal Solo ini juga meminta setiap acara-acara internasional juga menggunakan batik sehingga warisan budaya adiluhung ini lebih dikenal di kancah global.
Bahkan, belum lama ini mantan perdana menteri Australia Malcolm Turnbull berkunjung ke Istana Negara menggunakan batik pemberian Ibu Negara Iriana Jokowi. Artinya, baju batik sudah mulai diterima dan banyak digunakan di luar negeri.
“Jadi tugas kita selanjutnya adalah mengajak generasi muda untuk terus memakai batik dan terus mengenalkan batik kepada dunia,” tandasnya.
Dia mengatakan bahwa pelestarian batik secara lebih luas juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, apabila batik semakin lestari maka pengusaha batik semakin maju. Selain itu, pengusaha bahan dan alat membatik seperti canting dan lainnya juga akan semakin maju.
“Untuk itu pada peringatan Hari Batik Nasional ini mari kita terus membangun komitmen kepada generasi muda agar sigap melestarikan batik. Setiap SMA diajarkan muatan lokal batik tiga kali seminggu saya kira sudah cukup asalkan secara rutin terus diterapkan,” tuturnya.
Sebagai informasi, acara Hari Batik Nasional 2019 di Istana Mangkunegaran, Surakarta dihadiri oleh 500 peserta membatik. Siswa, mahasiswa hingga kaum ibu turut memeriahkan ajang ini. Selain itu juga terdapat berbagai macam pameran binaan dari Bank BRI dan sejumlah bank lain.
(ind)