Bursa Melempem 5 Hari Berturut-turut, Menkeu Janji Jaga Iklim Investasi

Kamis, 03 Oktober 2019 - 16:46 WIB
Bursa Melempem 5 Hari...
Bursa Melempem 5 Hari Berturut-turut, Menkeu Janji Jaga Iklim Investasi
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia selama lima hari berturut-turut mengalami pelemahan. IHSG pada perdagangan hari ini kembali ditutup memerah di level 6.124,96, tergerus 12,65 poin atau 0,206%.

Menanggapi pelemahan yang terjadi di pasar modal, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk menjaga iklim investasi di dalam negeri.

"Kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi seperti yang disampaikan presiden selama ini tetap diproses dan dilaksanakan," tegas Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Mengenai pelemahan IHSG, dia menuding sentimen negatif global yang begitu kuat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia. "Kita menghadapi tekanan dari global, selain regional dan politik," ujarnya.

Namun begitu, dia menegaskan, pemerintah berkomitmen terus memperbaiki kebijakan untuk menjaga ekonomi yang tengah menghadapi tekanan global maupun regional.

"Maka dari itu, kita akan fokus pada memperbaiki daya tahan atau resiliensi dari ekonomi kita melalui policy-policy yang selama ini sudah kita sampaikan," jelasnya. Sri Mulyani pun optimistis pasar keuangan akan tetap terjaga sesuai harapan. "Kita fokus sampai akhir tahun instrumen yang ada di fiskal bisa jalankan APBN dengan baik," tandasnya.

Sebelumnya, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, gelombang unjuk rasa yang terkadang menimbulkan kericuhan beberapa waktu ini juga berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Aksi demonstrasi ini dinilai telah menimbulkan sentimen negatif di pasar keuangan.

"Sentimen negatif akibat demonstrasi ini terbukti, di pasar saham Indonesia, para investor mengurangi basis portofolionya. Ini terlihat dari indikator net foreign sell yang mencapai Rp1,77 triliun," ulasnya awal bulan ini.

Yusuf menerangkan, investasi portofolio, yang berkarakteristik cepat keluar masuk dalam pasar keuangan, akan menjadi tidak stabil apabila aksi demonstrasi ini terus berlanjut.

"Kita juga tidak tahu, ketika demo berjalan, mungkin saja ada investor asing langsung yang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi, tetapi batal karena ada demo tersebut," tuturnya.

Namun sebenarnya, lanjut Yusuf, yang patut dicermati adalah tuntutan para pendemo, dalam hal ini terkait UU KPK yang diindikasikan akan melemahkan fungsi penindakan korupsi.

"Ini yang akan menjadi preseden buruk bagi investor, karena penindakan korupsi merupakan ukuran daya saing yang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor," imbuhnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7864 seconds (0.1#10.140)