Kepala Bappenas Klaim Target Pembangunan Lima Tahunan Mayoritas Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengklaim target pembangunan selama lima tahun mayoritas tercapai. Capaian ini terutama di dimensi pembangunan manusia dan masyarakat, pengembangan sektor unggulan, pemerataan dan kewilayahan, serta di politik hukum dan keamanan.
“Mengenai RPJMN meskipun secara makro, secara implisit bisa saya sampaikam bahwa, kalau dibandingkan antara yang tercapai dengan yang sulit tercapai karena data akhir belum ada, paling tidak yang tercapai lebih besar daripada kategori sulit atau artinya tidak tercapai,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro di Kantor Presiden, Kamis (3/10/2019).
Dia mengatakan, untuk dimensi pembangunan manusia dan masyarakat lebih banyak yang tercapai daripada yang sulit. Misalnya saja untuk indeks pembangunan manusia (IPM) telah mencapai di angka 70. “Nah, mulai tahun 2016 ketika IPM kita sentuh angka 70, maka IPM kita masuk kategori tinggi atau high human development index. Dan perkirana 2019 IPM bisa mencapai angka 72,” ujarnya.
Selain itu Bambang juga mengatakan, untuk angka stunting masih terbilang tinggi di dunia tetapi selama 5 tahun ini menunjukan perkembangan yang baik. “Selama 5 tahun ini bisa tercapai, demikian juga prevalensi untuk Tubercolusis. Serta untuk pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk di atas 15 tahun targetnya juga sudah tercapai,” ungkapnya.
Lalu untuk dimensi pembangunan sektor unggulan juga diklaim lebih banyak yang tercapai daripada yang sulit. Dia menyebut yang tercapai misalnya dwelling time di pelabuhan, yang mana tahun 2019 bisa di angka 3,32 hari.
“Itu masih di dalam batas target 3-4 hari. Yang lain adalah rasio elektrifikasi yang target 96,6% tercapai hampir 100 persen. Demikian konsumsi listrik per kapita, sudah capai 1,200 kwh per orang. Itu untuk sektor unggulan. Yang sulit tercapai misalnya wisatawan mancanegara. Target 2019 20 juta, perkiraannya 2019 mungkin 17-18 juta,” paparnya.
Lebih lanjut capaian dimensi dimensi pemerataan dan kewilayahan juga banyak yang tercapai. Misalnya saja gini rasio menurun dari sebelumnya di atas 0,4 sekarang di seputaran 0,382.
“Tetapi memang target waktu itu terlalu tinggi 0,36 sehingga belum mencapai. Namun terpenting trennya sudah kita bangun. Untuk tren menjauh atau lebih rendah, jauh dari 0,4. Yang lain yang sudah tercapai, misalnya terkait dengan kepemilikan akta kelahiran bagi masyarakat yang makin banyak,” katanya.
Bambang mengatakan dalam dimensi politik hukum dan keamanan juga mayoritas target terpenuhi. Salah satunya adalah partispasi politik pada pemilu lalu yang mencapai 81,7% dari target 77,5%. Kemudian pemenuhan alutsista dan reformasi birokrasi yang mencapai target.
“Yang sulit tercapai misalnya terkait penegakan hukum. Demikian juga belanja di daerah, pemda APBD. Di mana rata-rata belanja modal provinsi maupun rata-rata persentasi belanja pegawai kabupaten/kota itu ternyata masih terlalu tinggi. Atau belanja modal terlalu rendah dengan belanja pegawai relatif tinggi dibanding yang kita harapkan,” pungkasnya.
“Mengenai RPJMN meskipun secara makro, secara implisit bisa saya sampaikam bahwa, kalau dibandingkan antara yang tercapai dengan yang sulit tercapai karena data akhir belum ada, paling tidak yang tercapai lebih besar daripada kategori sulit atau artinya tidak tercapai,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro di Kantor Presiden, Kamis (3/10/2019).
Dia mengatakan, untuk dimensi pembangunan manusia dan masyarakat lebih banyak yang tercapai daripada yang sulit. Misalnya saja untuk indeks pembangunan manusia (IPM) telah mencapai di angka 70. “Nah, mulai tahun 2016 ketika IPM kita sentuh angka 70, maka IPM kita masuk kategori tinggi atau high human development index. Dan perkirana 2019 IPM bisa mencapai angka 72,” ujarnya.
Selain itu Bambang juga mengatakan, untuk angka stunting masih terbilang tinggi di dunia tetapi selama 5 tahun ini menunjukan perkembangan yang baik. “Selama 5 tahun ini bisa tercapai, demikian juga prevalensi untuk Tubercolusis. Serta untuk pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk di atas 15 tahun targetnya juga sudah tercapai,” ungkapnya.
Lalu untuk dimensi pembangunan sektor unggulan juga diklaim lebih banyak yang tercapai daripada yang sulit. Dia menyebut yang tercapai misalnya dwelling time di pelabuhan, yang mana tahun 2019 bisa di angka 3,32 hari.
“Itu masih di dalam batas target 3-4 hari. Yang lain adalah rasio elektrifikasi yang target 96,6% tercapai hampir 100 persen. Demikian konsumsi listrik per kapita, sudah capai 1,200 kwh per orang. Itu untuk sektor unggulan. Yang sulit tercapai misalnya wisatawan mancanegara. Target 2019 20 juta, perkiraannya 2019 mungkin 17-18 juta,” paparnya.
Lebih lanjut capaian dimensi dimensi pemerataan dan kewilayahan juga banyak yang tercapai. Misalnya saja gini rasio menurun dari sebelumnya di atas 0,4 sekarang di seputaran 0,382.
“Tetapi memang target waktu itu terlalu tinggi 0,36 sehingga belum mencapai. Namun terpenting trennya sudah kita bangun. Untuk tren menjauh atau lebih rendah, jauh dari 0,4. Yang lain yang sudah tercapai, misalnya terkait dengan kepemilikan akta kelahiran bagi masyarakat yang makin banyak,” katanya.
Bambang mengatakan dalam dimensi politik hukum dan keamanan juga mayoritas target terpenuhi. Salah satunya adalah partispasi politik pada pemilu lalu yang mencapai 81,7% dari target 77,5%. Kemudian pemenuhan alutsista dan reformasi birokrasi yang mencapai target.
“Yang sulit tercapai misalnya terkait penegakan hukum. Demikian juga belanja di daerah, pemda APBD. Di mana rata-rata belanja modal provinsi maupun rata-rata persentasi belanja pegawai kabupaten/kota itu ternyata masih terlalu tinggi. Atau belanja modal terlalu rendah dengan belanja pegawai relatif tinggi dibanding yang kita harapkan,” pungkasnya.
(akr)