Harga Acuan Batu Bara Oktober Terkoreksi 1,5% ke USD64,80 per Ton

Selasa, 08 Oktober 2019 - 14:15 WIB
Harga Acuan Batu Bara...
Harga Acuan Batu Bara Oktober Terkoreksi 1,5% ke USD64,80 per Ton
A A A
JAKARTA - Pemerintah menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Oktober 2019 sebesar USD64,80 per ton atau turun 1,5% dibandingkan September lalu sebesar USD65,79 per ton. Penetapan HBA tersebut berdasarkan harga batu bara di pasar global yang terus melemah.

"HBA Oktober ditetapkan sebesar USD64,80 per ton karena harga (di pasar dunia) terus turun,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Menurut dia, penetapan HBA merujuk pada index pasar internasional. Terdapat 4 index yang dipakai Kementerian ESDM yakni Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59. Adapun bobot masing-masing index sebesar 25% dalam formula HBA. Bila dibandingkan pada Agustus 2019 lalu HBA sebesar USD72,67 per ton maka terkoreksi hingga 10% dibandingkan HBA Oktober 2019.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan bahwa fluktuasi harga batu bara dunia disebabkan karena pembatasan impor batu bara di China. Saat ini China sebagai negara pengimpor batu bara mengeluarkan kebijakan untuk menggenjot produksi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tidak hanya itu, turunnya harga batu bara dunia juga dipengaruhi oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

"Faktor lain juga disebabkan karena turunnya permintaan batu bara di Eropa," jelasnya.

Dia memproyeksikan kenaikan harga batu bara akan terjadi November 2019 mendatang akibat peristiwa banjir di India. Banjir di India berpotensi menaikkan harga karena tambang terbesar batu bara di India terhenti sehingga butuh pasokan impor dari luar.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia beranggapan perlambatan ekonomi global dan kelebihan pasokan batu bara sebagai penyebab terkoreksinya HBA. Namun pihaknya optimistis akan ada perbaikan harga, mengingat kebutuhan batu bara masih menjadi sumber energi bagi pasar Asia Timur.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8439 seconds (0.1#10.140)