Kemenhub Sepakati Kerja Sama dengan Swiss dan Jerman Bangun BRT

Selasa, 08 Oktober 2019 - 18:52 WIB
Kemenhub Sepakati Kerja Sama dengan Swiss dan Jerman Bangun BRT
Kemenhub Sepakati Kerja Sama dengan Swiss dan Jerman Bangun BRT
A A A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Pemerintah Swiss dan Jerman bekerja sama untuk membangun koridor bus rapid transit (BRT) senilai 21 juta euro pada lima kota yang menjadi proyek percontohan. Kelima kota itu meliputi Bandung, Semarang, Pekanbaru, Batam serta Makassar.

Kesepakatan pembangunan koridor BRT ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Kemenhub bersama lima pejabat pemerintah provinsi dan kota yang menjadi proyek percontohan yang dilaksanakan di Jakarta, hari ini.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menjelaskan, anggaran proyek percontohan pengembangan koridor BRT di 5 kota ini bersumber dari dana hibah Pemerintah Swiss dan Jerman senilai 21 juta euro. Proyek tersebut diharapkan meningkatkan kualitas dan kapasitas angkutan umum di kota-kota yang menjadi proyek percontohan.

"Program ini adalah bantuan dari pemerintah Jerman dan Swiss. Banyak yang diberikan, selain kajiannya, juga dananya. Kalau kotanya yang jadi proyek percontohan adalah Bandung, Semarang, Makassar, Batam, dan Pekanbaru," ungkap Budi Setiyadi di Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Budi menambahkan, peningkatan kualitas dan kapasitas angkutan umum perlu dilakukan guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga bisa mengurai kemacetan. "Selain itu, menyangkut kualitas udara atau polusi udara atau menyangkut efek rumah kaca. Ini juga akan berpengaruh positif dengan peningkatan kualitas dan kapasitas angkutan umum," kata Budi.

Menurut dia, program koridor BRT di 5 kota yang bekerja sama dengan Jerman dan Swiss ini akan mendampingi proyek buy the service yang diinisiasi Kemenhub. "Program ini adalah menyertai skema yang kita buat juga untuk 5 kota besar dengan buy the service. Sebetulnya, untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas angkutan umum, kita sudah sekitar berapa tahun lalu memang komitmen dan konsisten," ungkapnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya menyambut baik rencana pengembangan koridor BRT yang akan dilakukan Kemenhub bersama Pemerintah Jerman dan Swiss tersebut. Menurutnya, penyebab utama kemacetan adalah tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas angkutan umum.

Sementara itu, Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Ahmad Yani menjelaskan program ini bertajuk Sustainable Urban Transport Programme Indonesian (SUTRINAMA) dan Indonesia Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS).

Tujuan program tersebut agar kota-kota di Indonesia dapat berkontribusi terhadap upaya mitigasi emisi gas rumah kaca melalui pengembangan angkutan masal perkotaan yang berkelanjutan didukung dengan kebijakan transportasi perkotaan melalui pendekatan investasi dan peningkatan kapasitas.

"Pelaksanaan program sebagaimana dimaksud menggunakan dana hibah dari Pemerintah Jerman dan Pemerintah Swiss melalui GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) serta didukung dengan anggaran pada satuan kerja Direktorat Angkutan Jalan," pungkas dia.

Perwakilan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia Rafael Teck, menegaskan bahwa dengan kerja sama tersebut diharapkan semakin terjalin hubungan baik antara Jerman dan Indonesia di samping turut mendukung kemajuan transportasi, khususnya sektor transportasi darat.

"Saat ini Indonesia sudah mulai menerapkan transportasi massal yang ramah lingkungan seperti Bus listrik. Mungkin jumlah bantuan 20 juta euro ini tidak cukup tanpa adanya kontribusi masyarakat Indonesia agar semua yang diharapkan dapat tercapai," ucapnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5085 seconds (0.1#10.140)