Harga Minyak Dunia Ambruk Dihantam Ketakutan Penurunan Permintaan Bahan Bakar

Kamis, 10 Oktober 2019 - 11:48 WIB
Harga Minyak Dunia Ambruk...
Harga Minyak Dunia Ambruk Dihantam Ketakutan Penurunan Permintaan Bahan Bakar
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia ambruk pada perdagangan, Kamis (10/10/2019) seiring kekhawatiran akan penurunan permintaan akan bahan bakar mengiringi pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Keraguan atas negosiasi tersebut dalam membantu mengakhiri perang dagang di antara mereka, semakin menambah kecemasan tentang ekonomi global.

China sebagai importir minyak terbesar dunia telah menurunkan harapan mereka terkait babak baru pembicaraan dagang dengan Negeri Paman Sam -julukan AS- yang dimulai pada Kamis dan Jumat ini. Seperti diketahui perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia itu telah berlangsung kurang lebih selama 15 bulan terakhir yang telah menguncang pasar saham begitu juga pasar keuangan.

Presiden AS Donald Trump sendiri telah mengeluarkan ancaman bakal menerapkan tarif sebesar USD250 Miliar terhadap produk China dengan menaikkan bea impor menjadi 30% dari sebelumnya 25% di 15 Oktober, mendatang. Dengan catatan terang dia, apabila tidak ada tanda-tanda kemajuan yang terlihat dalam negosiasi dagang AS-China yang terbaru.

Konflik dagang antara dua konsumsi terbesar minyak dunia telah mengganggu rantai pasokan global dan memperlambat pertumbuhan kedua negara, serta membatasi pertumbuhan konsumsi bahan bakar mereka. Hingga akhirnya memberikan tekanan terhadap harga minyak dimana Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia tercatat jatuh 11 sen atau 0,2% ke posisi USD58,21 per barel pada pukul 03.54 GMT.

Sementara harga minyak AS yakni West Texas Intermediate (WTI) menyusut 11 sen atau 0,2% pada posisi USD52,48 per barel. Harga minyak mentah dunia juga terbebani oleh laporan meningkatnya stok di Amerika Serikat, yang juga saat ini menjadi penghasil minyak terbesar di dunia.

Minyak mentah AS naik 2.900.000 barel pada minggu ke 4 Oktober, berdasarkan data yang dirilis administrasi informasi energi (EIA) atau meningkat dua kali lipat dari harapan analis yakni dengan peningkatan 1.400.000 barel.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7307 seconds (0.1#10.140)