Program Desa Dorong Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo terus memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan Dana Desa untuk percepatan pembangunan desa.
Salah satu yang menjadi perhatian serius adalah Embung yang merupakan bagian dari empat program prioritas pembangunan desa yang menjadi program unggulan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
“Saya selalu mengingatkan agar dana desa yang telah digelontorkan bisa difokuskan kepada empat program prioritas yang kita berikan. Keempat program prioritas tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat perdesaan,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, dalam beberapa kesempatan.
Biasanya jika kita membahas mengenai desa tentunya akan bermunculan citra negatif soal desa, baik itu kumuh, tertinggal, jauh dari perkotaan, dan lain sebagainya. Untuk itu, perekonomian dan taraf hidup pedesaan mulai menggeliat setelah Kementerian Desa mengeluarkan 4 program prioritas kementerian desa untuk menghilangkan stigma negatif ini.
Mendorong petani menjadi ahli dan terampil. Saat desa sudah bertumpu pada produk unggulan, nantinya akan muncul petani yang akan fokus terhadap budi daya sebuah komoditas tertentu. Didukung pula dengan peningkatan kapasitas, program ini bisa menjadi ajang belajar sesama petani sehingga petani menjadi semakin ahli dan terampil.
Menarik kehadiran investor. Adanya program ini juga tidak menutup kemungkinan untuk menarik kehadiran investor untuk bekerja sama serta bermitra dengan masyarakat desa. Investasi ini bisa dimunculkan dengan kerja sama pengolahan komoditas, kerja sama budi daya, maupun kerja sama pada pemasaran produk. Sudah pasti hal ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.
Membentuk cluster ekonomi. Dalam program ini, beberapa desa akan membentuk sebuah cluster ekonomi yang berfokus pada produk terntentu. Cluster ekonomi adalah pembangunan berbasis bentang alam di mana desa yang kondisi alamnya sama juga memiliki keunggulan produk yang sama. Dari sini, mereka akan bersama-sama mengunggulkan komoditas sehingga berhasil meluncurkan produk unggulan.
Membuka lapangan kerja baru. Hal ini tentunya membuat warga desa yang semula menganggur kini mendapatkan lapangan pekerjaan baru. Sebagian angkatan kerja di Indonesia berada di pedesaan dan dengan adanya program ini membuat lapangan kerja baru semakin terbuka.
Menanggulangi kemiskinan. Tujuan akhir dari program ini sudah tentu menanggulangi kemiskinan di pedesaan. Di samping itu, program ini juga menjadi tujuan besar lahirnya UU desa.
Embung Desa
Sebagian wilayah di desa masih memiliki potensi alam yang baik dan belum tercemar. Untuk itu, kementerian desa meluncurkan program embung desa. Tujuan dari embung desa adalah yakni memunculkan kemandirian pangan. Musim tanam di Indonesia bisa dilakukan sepanjang tahun mengingat Indonesia adalah negara tropis. Hal ini tentunya membuat Indonesia tidak perlu mengimpor lagi komoditi dari luar negeri dan Indonesia bisa menjadi negara kemandirian pangan.
Memunculkan potensi wisata baru. Embung bisa dibuat dengan desain yang baik serta dipadukan dengan sarana pendukung wisata. Hal ini tentunya dapat memunculkan potensi wisata baru di desa.
Menyediakan ketersediaan air. 82% penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian sehingga membutuhkan ketersediaan air dalam budi daya pertanian. Pembangunan embung desa ini juga dapat mendorong petani untuk meningkatkan produksi dengan drastis.
Sumber protein masyarakat. Di dalam embung sendiri juga bisa digunakan untuk budi daya berbagai jenis ikan. Seperti yang kita ketahui, ikan merupakan sumber protein yang tinggi sehingga dengan ini kebutuhan protein masyarakat akan terpenuhi.
Inovasi Desa Melalui Embung
Air sumber kehidupan yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Melalui air dapat memberikan sumber kehidupan yang lebih baik, bahkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Hal ini tercermin di Tamansari. Untuk meningkatkan perekonomian, Pemdes Tamansari melakukan Padat Karya Tunai (PKT) serta revitalisasi setu taman (Embung) di Kampung Tamansari Rt 04 Rw 04 Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari.
Setu taman adalah salah satu inovasi Desa Tamansari yang akan dijadikan objek wisata dan di kembangkan untuk memajukan perekonomian masyarakat.
Joko Widodo Kepala Desa Tamansari, kaki Gunung Semeru, Jawa Timur mengatakan air bersih merupakan sumber utama yang harus dipenuhi oleh masyarakat.
"Jika tidak ada air tidak bisa berwudhu dan kita akan ikut menanggung dosanya. Oleh karena itu warga Tamansari berusaha mengalirkan air yang ada di kali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,"ungkapnya.
Masih menurut cerita Joko Widodo awalnya masyarakat kaki Gunung Semeru kesulitan untuk memperoleh air bersih, terutama pada musim kemarau. Lalu bersama masyarakat dan dibantu dengan program Kementrian Desa dan Trasmigrasi membuat embung untuk menampung air yang berasal dari kali.
Selanjutnya, masyarakar membuat embung dengan dikelilingi taman untuk dijadikan tempat wisata. Dalam hal ini dilakukan pengerjaan padat karya serta revitalisasi saluran air menuju embung.
“Anggaran di tahun 2019 setu taman akan ditata sebagai kawasan wisata dengan berbagai penunjang, salah satu rencana disite plan akan dibuat flying fox, rumah makan apung dan arena bermain,” terangnya.
Lanjut Joko Widodo, saat ini pihaknya belum menggandeng investor. Ia masih mengupayakan dari anggaran Desa.
“Nanti setelah infrastukturnya terwujud, maka dibuat pengelola melalui Bumdes. Setu taman salah satu potensi dan inovasi Desa dengan meningkatkan fungsinya, maka akan bisa menunjang perekonomian khususnya warga Tamansari,” Pungkasnya. (syarif wibowo)
Salah satu yang menjadi perhatian serius adalah Embung yang merupakan bagian dari empat program prioritas pembangunan desa yang menjadi program unggulan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
“Saya selalu mengingatkan agar dana desa yang telah digelontorkan bisa difokuskan kepada empat program prioritas yang kita berikan. Keempat program prioritas tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat perdesaan,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, dalam beberapa kesempatan.
Biasanya jika kita membahas mengenai desa tentunya akan bermunculan citra negatif soal desa, baik itu kumuh, tertinggal, jauh dari perkotaan, dan lain sebagainya. Untuk itu, perekonomian dan taraf hidup pedesaan mulai menggeliat setelah Kementerian Desa mengeluarkan 4 program prioritas kementerian desa untuk menghilangkan stigma negatif ini.
Mendorong petani menjadi ahli dan terampil. Saat desa sudah bertumpu pada produk unggulan, nantinya akan muncul petani yang akan fokus terhadap budi daya sebuah komoditas tertentu. Didukung pula dengan peningkatan kapasitas, program ini bisa menjadi ajang belajar sesama petani sehingga petani menjadi semakin ahli dan terampil.
Menarik kehadiran investor. Adanya program ini juga tidak menutup kemungkinan untuk menarik kehadiran investor untuk bekerja sama serta bermitra dengan masyarakat desa. Investasi ini bisa dimunculkan dengan kerja sama pengolahan komoditas, kerja sama budi daya, maupun kerja sama pada pemasaran produk. Sudah pasti hal ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.
Membentuk cluster ekonomi. Dalam program ini, beberapa desa akan membentuk sebuah cluster ekonomi yang berfokus pada produk terntentu. Cluster ekonomi adalah pembangunan berbasis bentang alam di mana desa yang kondisi alamnya sama juga memiliki keunggulan produk yang sama. Dari sini, mereka akan bersama-sama mengunggulkan komoditas sehingga berhasil meluncurkan produk unggulan.
Membuka lapangan kerja baru. Hal ini tentunya membuat warga desa yang semula menganggur kini mendapatkan lapangan pekerjaan baru. Sebagian angkatan kerja di Indonesia berada di pedesaan dan dengan adanya program ini membuat lapangan kerja baru semakin terbuka.
Menanggulangi kemiskinan. Tujuan akhir dari program ini sudah tentu menanggulangi kemiskinan di pedesaan. Di samping itu, program ini juga menjadi tujuan besar lahirnya UU desa.
Embung Desa
Sebagian wilayah di desa masih memiliki potensi alam yang baik dan belum tercemar. Untuk itu, kementerian desa meluncurkan program embung desa. Tujuan dari embung desa adalah yakni memunculkan kemandirian pangan. Musim tanam di Indonesia bisa dilakukan sepanjang tahun mengingat Indonesia adalah negara tropis. Hal ini tentunya membuat Indonesia tidak perlu mengimpor lagi komoditi dari luar negeri dan Indonesia bisa menjadi negara kemandirian pangan.
Memunculkan potensi wisata baru. Embung bisa dibuat dengan desain yang baik serta dipadukan dengan sarana pendukung wisata. Hal ini tentunya dapat memunculkan potensi wisata baru di desa.
Menyediakan ketersediaan air. 82% penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian sehingga membutuhkan ketersediaan air dalam budi daya pertanian. Pembangunan embung desa ini juga dapat mendorong petani untuk meningkatkan produksi dengan drastis.
Sumber protein masyarakat. Di dalam embung sendiri juga bisa digunakan untuk budi daya berbagai jenis ikan. Seperti yang kita ketahui, ikan merupakan sumber protein yang tinggi sehingga dengan ini kebutuhan protein masyarakat akan terpenuhi.
Inovasi Desa Melalui Embung
Air sumber kehidupan yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Melalui air dapat memberikan sumber kehidupan yang lebih baik, bahkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Hal ini tercermin di Tamansari. Untuk meningkatkan perekonomian, Pemdes Tamansari melakukan Padat Karya Tunai (PKT) serta revitalisasi setu taman (Embung) di Kampung Tamansari Rt 04 Rw 04 Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari.
Setu taman adalah salah satu inovasi Desa Tamansari yang akan dijadikan objek wisata dan di kembangkan untuk memajukan perekonomian masyarakat.
Joko Widodo Kepala Desa Tamansari, kaki Gunung Semeru, Jawa Timur mengatakan air bersih merupakan sumber utama yang harus dipenuhi oleh masyarakat.
"Jika tidak ada air tidak bisa berwudhu dan kita akan ikut menanggung dosanya. Oleh karena itu warga Tamansari berusaha mengalirkan air yang ada di kali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,"ungkapnya.
Masih menurut cerita Joko Widodo awalnya masyarakat kaki Gunung Semeru kesulitan untuk memperoleh air bersih, terutama pada musim kemarau. Lalu bersama masyarakat dan dibantu dengan program Kementrian Desa dan Trasmigrasi membuat embung untuk menampung air yang berasal dari kali.
Selanjutnya, masyarakar membuat embung dengan dikelilingi taman untuk dijadikan tempat wisata. Dalam hal ini dilakukan pengerjaan padat karya serta revitalisasi saluran air menuju embung.
“Anggaran di tahun 2019 setu taman akan ditata sebagai kawasan wisata dengan berbagai penunjang, salah satu rencana disite plan akan dibuat flying fox, rumah makan apung dan arena bermain,” terangnya.
Lanjut Joko Widodo, saat ini pihaknya belum menggandeng investor. Ia masih mengupayakan dari anggaran Desa.
“Nanti setelah infrastukturnya terwujud, maka dibuat pengelola melalui Bumdes. Setu taman salah satu potensi dan inovasi Desa dengan meningkatkan fungsinya, maka akan bisa menunjang perekonomian khususnya warga Tamansari,” Pungkasnya. (syarif wibowo)
(atk)