Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat

Jum'at, 22 November 2024 - 08:34 WIB
loading...
Negara Pendiri BRICS...
Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin dan PM India Narendra Modi dalam rangkaian sesi foto bersama KTT BRICS 2024 di Kazan, Rusia. FOTO/BRICS 2024 Rusia via Shutterstock
A A A
JAKARTA - BRICS telah dikenal sebagai kelompok ekonomi yang vokal menyerukan dedolarisasi. Tak hanya membuat dolar AS, mereka juga memiliki rencana untuk menciptakan mata uang sendiri guna menyaingi dominasi USD di dunia.

Namun, proyek besar BRICS tersebut tampaknya masih sulit direalisasikan. Bukan hanya karena pengaruh dolar AS yang sudah besar di dunia, tetapi juga beberapa anggotanya yang masih ragu membuang dolar.

Melihat ke belakang, dolar AS memang sudah puluhan tahun mendominasi semua mata uang di dunia. Sejak kurun 1970-an, dolar yang nilainya mengambang bebas bahkan terus berfungsi sebagai mata uang cadangan utama dunia, sehingga mendominasi perdagangan dan perbankan internasional.

Negara Anggota BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS

1. India

India adalah salah satu pendiri BRICS. Meski kelompoknya itu sering disebut pendukung utama dedolarisasi, New Delhi sebenarnya masih enggan untuk meninggalkan dolar AS.

Pada awal Oktober 2024 misalnya, India menegaskan jika pihaknya ingin mencari solusi ekonomi tanpa harus beralih dari dolar AS. Menteri Urusan Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menyebut meski India sedang mengejar kepentingan perdagangan, penghindaran terhadap dolar AS bukanlah bagian dari kebijakan.



Jaishankar melanjutkan bahwa kebijakan AS kerap mempersulit perdagangan dengan negara-negara tertentu. Alhasil, India perlu mencari solusi sendiri agar tidak menjauh dari penggunaan dolar AS.

Pernyataan tersebut disampaikan Jaishankar saat beberapa mitra dagang India menghadapi kekurangan dolar yang parah. Efeknya telah terasa, sehingga membatasi kemampuan mereka dalam mengimpor komoditas penting.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1081 seconds (0.1#10.140)