Pertamina Bangun PLTS di Kampung Laut Senilai Rp1,5 Miliar
A
A
A
CILACAP - PT Pertamina (Persero) menyalurkan program sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) membangun pembangkit listrik tenaga surya terintegrasi dengan tenaga angin di Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Hal itu sebagai upaya perseroan turut melistriki daerah tertinggal yang belum teraliri akses listrik PLN.
“Awalnya daerah tersebut merupakan daerah tertinggal dan belum mendapatkan akses listrik. Pertamina kemudian membantu menyalurkan energi listrik menggunakan energi terbarukan,” ujar Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali di Kampung Laut, Cilacap, kemarin.
Menurut dia pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan terintegrasi tersebut telah selesai dibangun sejak tahun lalu. Adapun dana program CSR untuk membangun pembangkit listrik surya dan kincir angin tersebut mencapai Rp1,5 miliar dengan kapasitas mencapai 12.000 watt peak (wp).
Dana tersebut, imbuhnya, digunakan untuk membangun 5 kincir angin dan 24 panel surya serta jaringan transmisi. “Dengan kapasitas itu, mampu melistriki 37 Kepala Keluarga (KK) dari 80 KK,” kata dia.
Dia menambahkan, program E-Mas Bayu tersebut merupakan komitmen perseroan mengembangkan energi ramah lingkungan. Selain itu, pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan tersebut diharapkan mampu meningkatkan ekonomi daerah setempat. “Diharapkan masuknya energi listrik tersebut perekonomian masyarakat nelayan di Kampung Laut semakin tumbuh,” kata dia.
Setelah mandiri energi, kata dia, Pertamina melanjutkan program bantuan supaya mandiri secara ekonomi melalui program E-Mba Mina. Melalui program tersebut, Pertamina turut membantu mengembangkan pengelolaan tambak dengan metode silvofishery.
Adapun program tersebut berhasil meningkatkan pendapatan kelompok tambak sebesar 50% atau rata-rata meningkat sekitar Rp1 juta per bulan setiap kelompok. “Dulunya nelayan di Kampung Laut 90% lahan tamban belum optimal. Tapi dengan kehadiran program CSR Pertamina tambak-tambak mulai produktif dengan didukung program E-Mas Bayu dan E-Mba Mina,” kata dia. (Nanang Wijayanto)
“Awalnya daerah tersebut merupakan daerah tertinggal dan belum mendapatkan akses listrik. Pertamina kemudian membantu menyalurkan energi listrik menggunakan energi terbarukan,” ujar Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali di Kampung Laut, Cilacap, kemarin.
Menurut dia pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan terintegrasi tersebut telah selesai dibangun sejak tahun lalu. Adapun dana program CSR untuk membangun pembangkit listrik surya dan kincir angin tersebut mencapai Rp1,5 miliar dengan kapasitas mencapai 12.000 watt peak (wp).
Dana tersebut, imbuhnya, digunakan untuk membangun 5 kincir angin dan 24 panel surya serta jaringan transmisi. “Dengan kapasitas itu, mampu melistriki 37 Kepala Keluarga (KK) dari 80 KK,” kata dia.
Dia menambahkan, program E-Mas Bayu tersebut merupakan komitmen perseroan mengembangkan energi ramah lingkungan. Selain itu, pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan tersebut diharapkan mampu meningkatkan ekonomi daerah setempat. “Diharapkan masuknya energi listrik tersebut perekonomian masyarakat nelayan di Kampung Laut semakin tumbuh,” kata dia.
Setelah mandiri energi, kata dia, Pertamina melanjutkan program bantuan supaya mandiri secara ekonomi melalui program E-Mba Mina. Melalui program tersebut, Pertamina turut membantu mengembangkan pengelolaan tambak dengan metode silvofishery.
Adapun program tersebut berhasil meningkatkan pendapatan kelompok tambak sebesar 50% atau rata-rata meningkat sekitar Rp1 juta per bulan setiap kelompok. “Dulunya nelayan di Kampung Laut 90% lahan tamban belum optimal. Tapi dengan kehadiran program CSR Pertamina tambak-tambak mulai produktif dengan didukung program E-Mas Bayu dan E-Mba Mina,” kata dia. (Nanang Wijayanto)
(nfl)