Perry Warjiyo Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,3% Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku optimistis tahun depan ekonomi Indonesia bakal tumbuh mencapai 5,3%. Meskipun ketidakpastian perekonomian global karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China diyakini masih akan membayangi, namun Ia yakini ekonomi Indonesia masih bisa berada di atas 5%.
"Saya kira iya, itu menunjukkan kenapa kami masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan menuju 5,3%," ujar Perry Warjiyo di Jakarta.
Sementara terkait dengan defisit anggaran pemerintah tahun depan diyakini bakal meningkat menjadi 2,3% dari PDB. "Dari sisi bank sentral dorong moneter, likuiditas, makroprudensial lalu fiskal dorong ekonomi. Ingat walau defisit tinggi, tapi kami melihat sama dengan yang disampaikan Kemenkeu yakni defisit masih terkendali rendah dan prinsipnya prudensial itu masih tetap dijaga," jelasnya.
Dia pun akan terus berencana untuk melonggarkan kebijakan makroprundesial untuk menggairahkan industri. "Itu adalah hasil dari kegiatan ekonomi terus meningkat, dan didorong oleh kebijakan-kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia, moneter, pelonggaran likuiditas maupun makroprudensial yang longgar ditambah menkeu yang juga memberikan stimulus ekonomi dari sisi pengeluaran," paparnya.
Di sisi lain perekonomian dunia yang belum kondusif memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik. "Pertumbuhan ekspor sedikit membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, di tengah permintaan global dan harga komoditas global yang menurun. Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi oleh beberapa produk ekspor manufaktur seperti ekspor kendaraan bermotor ke negara ASEAN dan ekspor emas," terangnya.
"Saya kira iya, itu menunjukkan kenapa kami masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan menuju 5,3%," ujar Perry Warjiyo di Jakarta.
Sementara terkait dengan defisit anggaran pemerintah tahun depan diyakini bakal meningkat menjadi 2,3% dari PDB. "Dari sisi bank sentral dorong moneter, likuiditas, makroprudensial lalu fiskal dorong ekonomi. Ingat walau defisit tinggi, tapi kami melihat sama dengan yang disampaikan Kemenkeu yakni defisit masih terkendali rendah dan prinsipnya prudensial itu masih tetap dijaga," jelasnya.
Dia pun akan terus berencana untuk melonggarkan kebijakan makroprundesial untuk menggairahkan industri. "Itu adalah hasil dari kegiatan ekonomi terus meningkat, dan didorong oleh kebijakan-kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia, moneter, pelonggaran likuiditas maupun makroprudensial yang longgar ditambah menkeu yang juga memberikan stimulus ekonomi dari sisi pengeluaran," paparnya.
Di sisi lain perekonomian dunia yang belum kondusif memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik. "Pertumbuhan ekspor sedikit membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, di tengah permintaan global dan harga komoditas global yang menurun. Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi oleh beberapa produk ekspor manufaktur seperti ekspor kendaraan bermotor ke negara ASEAN dan ekspor emas," terangnya.
(akr)