Melalui AI, SQM Property Ingin Ubah Cara Pemasaran Properti
A
A
A
JAKARTA - Properti merupakan kebutuhan pokok yang wajib dimiliki setiap orang. Namun faktanya, banyak masyarakat justru kesulitan mendapatkan properti karena berbagai faktor.
Berdasarkan statisik yang diumumkan oleh pemerintah pada Maret 2019 melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), secara keseluruhan "backlog" rumah saat ini telah mencapai lebih dari 7,6 juta unit.
Di sisi lain, industri properti di Indonesia terus mengalami stagnasi. Seiring dengan perlambatan industri properti, para pelaku properti
terus berkurang, terutama broker properti dikarenakan sengitnya persaingan, penjualan yang semakin susah dan susahnya mendapat tenaga pemasaran baru yang kompeten, memperkuat stigma dimata masyarakat bahwa industri properti adalah industri yang ekslusif untuk kalangan tertentu, dan sangat susah untuk ikut serta didalamnya.
Stigma inilah yang ingin diubah oleh SQM Property, sebuah perusahaan startup di bidang PropTech (Property Technology). SQM Property hadir denga terobosan barunya dan melalui aplikasi yang dirilis secara resmi pada 8 November 2019, membuka pintu untuk semua kalangan masyarakat untuk berpartisipasi di industri properti dan berpeluang mendapatkan komisi melalui sistem referensi.
CEO SQM Property, Denny Asalim, menceritakan selama 14 tahun bergelut di industri properti, tiga tahun belakangan ini, properti di Indonesia masuk ke masa yang cukup sulit. Bisnis properti melemah dari tahun ke tahun.
Ketika penjualan properti semakin sulit, untuk memastikan penjualan properti tetap bisa dijalankan, maka pengeluaran dari segi promosi juga akan bertambah.
Penambahan biaya promosi tersebut tentunya selain mengurangi margin keuntungan pengembang, tetapi juga berakibat ke harga jual yang dibebankan ke konsumen akan lebih tinggi untuk mengimbangi biaya yang terus bertambah.
"Berangkat dari poin tersebut, maka kita melihat peluang untuk SQM hadir memberikan solusi. Tujuan kami membangun SQM Property karena kita bisa mengubah cara pemasaran properti. Kalau dilihat dari segi teknologi, platform ini berbentuk crowdsourcing yang mempertemukan penjual dan pembeli melalui sistem referensi. Teknologi yang kami hadirkan adalah sistem referensi, tetapi dibelakang interface aplikasi ini, sistem kita ditopang dengan teknologi Search Algorithm yang bisa mempertemukan penjual dan pembeli dengan lebih mudah," ujarnya, Jumat (8/11/2019).
Melalui Artifical Intelligence (AI), SQM Property membangun aplikasi pintar yang bisa memberi rekomendasi kepada pengguna atau member, siapa sih kira-kira relasi atau kenalan kita yang sedang mencari properti dan Anda bisa membantu dengan cara membagikan informasi terbaru di dunia properti dan proyek yang mungkin cocok untuk kerabat dan keluarga Anda.
"Dengan basis tersebut, maka peluang partisipasi semua kalangan masyarakat yang ingin mencoba menjual properti semakin dipermudah," lanjut Denny.
Ia menjelaskan cara kerjanya, dimana pengguna atau member cukup mereferensikan kerabat atau orang yang terdapat dalam jaringan mereka yang ingin membeli properti melalui aplikasi.
Pihak SQM Property selanjutnya akan menempatkan staf yang telah berpengalaman dibidang properti untuk menghubungi prospek tersebut, dari penjelasan mendalam sampai ke janji pertemuan hingga transaksi properti berhasil dan pengguna akan mendapat insentif berupa komisi jutaan rupiah per transaksi dan juga poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah menarik lainnya.
Pengguna atau member bisa berinteraksi dengan staf SQM langsung atau juga bisa hanya dengan memantau proses penjualan tersebut ditangan melalui aplikasi SQM Property.
Ketika ditanya apakah dengan hadirnya SQM Property akan mendisruptif para pemain atau broker properti yang sudah eksis, Denny Asalim yang juga merupakan founder SQM Property dengan tegas menjawab, banyak Proptech yang beberapa tahun ini hadir di Indonesia yang bersifat disruptif. SQM Property hadir memberikan solusi untuk para principal dan broker untuk bisa bersaing di era digital ini dengan kekuatan teknologi yang SQM Property bangun.
Member yang bergabung dengan SQM Property pastinya akan menjadi lead generator untuk para broker properti di Indonesia dan juga kedepannya dapat menjadi incubator yang melahirkan agent agent baru serta kompeten untuk bergabung di kantor broker yang berpartisipasi bersama SQM Property.
"Kami sedang dalam tahap akhir dalam mengintegrasikan sistem dashboard yang bisa dimiliki oleh para broker dan principal, sehingga mereka bisa meningkatkan penjualan dan terus mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar, dengan kekuatan referensi dari berbagai kalangan dan industri. Tunggu tanggal mainnya," jawab Denny.
Sebelum meluncur secara resmi ke publik, aplikasi SQM Property melalui Beta stage testing selama 3 bulan berhasil menggaet lebih dari 2.500 member yang bergabung. Dari 2.500 user ini, mereka telah berhasil melakukan referensi sebanyak 1.700 calon pembeli properti.
"Ini menunjukkan bahwa market traction yang kami dapat selama Beta testing ini berhasil, respons masyarakat sangat positif dan model bisnis serta teknologi yang kami berikan menjawab kebutuhan pasar," pungkas Denny.
Berdasarkan statisik yang diumumkan oleh pemerintah pada Maret 2019 melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), secara keseluruhan "backlog" rumah saat ini telah mencapai lebih dari 7,6 juta unit.
Di sisi lain, industri properti di Indonesia terus mengalami stagnasi. Seiring dengan perlambatan industri properti, para pelaku properti
terus berkurang, terutama broker properti dikarenakan sengitnya persaingan, penjualan yang semakin susah dan susahnya mendapat tenaga pemasaran baru yang kompeten, memperkuat stigma dimata masyarakat bahwa industri properti adalah industri yang ekslusif untuk kalangan tertentu, dan sangat susah untuk ikut serta didalamnya.
Stigma inilah yang ingin diubah oleh SQM Property, sebuah perusahaan startup di bidang PropTech (Property Technology). SQM Property hadir denga terobosan barunya dan melalui aplikasi yang dirilis secara resmi pada 8 November 2019, membuka pintu untuk semua kalangan masyarakat untuk berpartisipasi di industri properti dan berpeluang mendapatkan komisi melalui sistem referensi.
CEO SQM Property, Denny Asalim, menceritakan selama 14 tahun bergelut di industri properti, tiga tahun belakangan ini, properti di Indonesia masuk ke masa yang cukup sulit. Bisnis properti melemah dari tahun ke tahun.
Ketika penjualan properti semakin sulit, untuk memastikan penjualan properti tetap bisa dijalankan, maka pengeluaran dari segi promosi juga akan bertambah.
Penambahan biaya promosi tersebut tentunya selain mengurangi margin keuntungan pengembang, tetapi juga berakibat ke harga jual yang dibebankan ke konsumen akan lebih tinggi untuk mengimbangi biaya yang terus bertambah.
"Berangkat dari poin tersebut, maka kita melihat peluang untuk SQM hadir memberikan solusi. Tujuan kami membangun SQM Property karena kita bisa mengubah cara pemasaran properti. Kalau dilihat dari segi teknologi, platform ini berbentuk crowdsourcing yang mempertemukan penjual dan pembeli melalui sistem referensi. Teknologi yang kami hadirkan adalah sistem referensi, tetapi dibelakang interface aplikasi ini, sistem kita ditopang dengan teknologi Search Algorithm yang bisa mempertemukan penjual dan pembeli dengan lebih mudah," ujarnya, Jumat (8/11/2019).
Melalui Artifical Intelligence (AI), SQM Property membangun aplikasi pintar yang bisa memberi rekomendasi kepada pengguna atau member, siapa sih kira-kira relasi atau kenalan kita yang sedang mencari properti dan Anda bisa membantu dengan cara membagikan informasi terbaru di dunia properti dan proyek yang mungkin cocok untuk kerabat dan keluarga Anda.
"Dengan basis tersebut, maka peluang partisipasi semua kalangan masyarakat yang ingin mencoba menjual properti semakin dipermudah," lanjut Denny.
Ia menjelaskan cara kerjanya, dimana pengguna atau member cukup mereferensikan kerabat atau orang yang terdapat dalam jaringan mereka yang ingin membeli properti melalui aplikasi.
Pihak SQM Property selanjutnya akan menempatkan staf yang telah berpengalaman dibidang properti untuk menghubungi prospek tersebut, dari penjelasan mendalam sampai ke janji pertemuan hingga transaksi properti berhasil dan pengguna akan mendapat insentif berupa komisi jutaan rupiah per transaksi dan juga poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah menarik lainnya.
Pengguna atau member bisa berinteraksi dengan staf SQM langsung atau juga bisa hanya dengan memantau proses penjualan tersebut ditangan melalui aplikasi SQM Property.
Ketika ditanya apakah dengan hadirnya SQM Property akan mendisruptif para pemain atau broker properti yang sudah eksis, Denny Asalim yang juga merupakan founder SQM Property dengan tegas menjawab, banyak Proptech yang beberapa tahun ini hadir di Indonesia yang bersifat disruptif. SQM Property hadir memberikan solusi untuk para principal dan broker untuk bisa bersaing di era digital ini dengan kekuatan teknologi yang SQM Property bangun.
Member yang bergabung dengan SQM Property pastinya akan menjadi lead generator untuk para broker properti di Indonesia dan juga kedepannya dapat menjadi incubator yang melahirkan agent agent baru serta kompeten untuk bergabung di kantor broker yang berpartisipasi bersama SQM Property.
"Kami sedang dalam tahap akhir dalam mengintegrasikan sistem dashboard yang bisa dimiliki oleh para broker dan principal, sehingga mereka bisa meningkatkan penjualan dan terus mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar, dengan kekuatan referensi dari berbagai kalangan dan industri. Tunggu tanggal mainnya," jawab Denny.
Sebelum meluncur secara resmi ke publik, aplikasi SQM Property melalui Beta stage testing selama 3 bulan berhasil menggaet lebih dari 2.500 member yang bergabung. Dari 2.500 user ini, mereka telah berhasil melakukan referensi sebanyak 1.700 calon pembeli properti.
"Ini menunjukkan bahwa market traction yang kami dapat selama Beta testing ini berhasil, respons masyarakat sangat positif dan model bisnis serta teknologi yang kami berikan menjawab kebutuhan pasar," pungkas Denny.
(ven)