Saudi Aramco Tawarkan 0,5% Saham ke Investor Perorangan dalam IPO
A
A
A
ABU DHABI - Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia akan menjual sahamnya hingga 0,5% kepada investor perorangan saat IPO yang diyakini bisa menjadi penawaran umum perdana terbesar dalam sejarah. Pada Sabtu kemarin, raksasa minyak dunia itu merilis prospektus untuk memberikan informasi lebih lanjut tanpa mengungkapkan ukuran yang tepat dari penawaran saham yang direncanakan.
Seperti dilansir CNBC, Saudi Aramco mengatakan proses akan dimulai pada 17 November dan ditutup 4 Desember 2019. Harga Penawaran akhir, serta jumlah dan persentase saham perusahaan yang akan dijual, akan ditentukan pada akhir periode tersebut.
Dalam Prospektus diterangkan, investor perorangan memiliki waktu sampai dengan 28 November untuk membeli saham, dimana tercatat bahwa "hingga 0,5%" saham perusahaan akan dialokasikan untuk investor perorangan. Selain itu Saudi Aramco mengkonfirmasi rencana membayar dividen tunai tahunan minimal USD75 miliar mulai tahun kalender 2020, selain dividen khusus.
Tanpa dengan jelas menerangkan valuasi perusahaan dan sahamnya, investor belum dapat mengukur nilai hasil dividen tersebut terhadap perusahaan lain. Dividen Investor tertarik untuk kembali stabil, dan mereka mencoba menaruh uang ke saham dengan hasil terbaik.
Pemerintah Saudi akan menghadapi periode tertutup selama enam bulan untuk penjualan saham lebih lanjut setelah penawaran umum Aramco. IPO sedang dipantau oleh J.P. Morgan, Goldman Sachs, Citigroup dan Morgan Stanley. Sementara Aramco mengatakan pekan lalu bahwa berencana untuk melempar sahamnya di bursa saham Arab Saudi -atau yang dikenal sebagai TADAWUL- pada bulan Desember.
Penilaian analis terhadap valuasi perusahaan sangat beragam, mulai dari USD1,20 triliun hingga USD2,30 triliun. Sebagai perbandingan, saingan terdekatnya di AS yakni Exxon Mobil, memiliki kapitalisasi pasar hampir USD300 miliar dan Chevron dihargai sekitar USD229 miliar.
IPO yang telah banyak dinanti, pertama kali mencuat pada 2016 dan dilontarkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk kemudian menghadapi beberapa penundaan. Hal itu diumumkan di tengah dugaan adanya kesulitan keuangan, ditambah serangan drone terhadap fasilitas kunci minyak Aramco pada bulan September menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan mengancam akan membahayakan IPO yang direncanakan.
Aramco memperingatkan, bahwa aksi terorisme dan konflik bersenjata dapat berdampak secara material terhadap harga pasar sahamnya. Presiden Aramco dan CEO Amin Nasser mengatakan, kepada CNBC minggu lalu bahwa debut publik perusahaan akan membantu diversifikasi perekonomian kerajaan. Langkah ini juga dapat memperkuat bursa saham Arab Saudi dengan investasi domestik dan internasional.
Listing Ganda
Ada laporan Aramco dapat melakukan listing ganda. Chairman Yasir Al-Rumayyan, mengatakan pada konferensi pers pekan lalu bahwa listing internasional akan diputuskan ke depannya.
Beberapa memperkirakan bahwa kisaran 1% dan 2% dari saham perusahaan akan terdaftar di pasar saham dalam negeri, dan bagian lain bakal terdaftar di Bursa internasional. Bursa saham New York dan London, hingga Hong Kong serta Tokyo telah bersaing untuk debut internasional Aramco. Prospektus yang dirilis hari Sabtu tidak membahas masalah ini.
IPO Aramco atau yang dikenal sebagai Saudi Arabian Oil Co. merupakan bagian dari "Saudi Vision 2030," yakni sebuah rencana reformasi ekonomi yang dipelopori oleh putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Ia memiliki rencana ambisius untuk mengarahkan perekonomian kerajaan menjauh dari ketergantungan terhadap minyak, dengan cara mengembangkan sektor non-minyak seperti pariwisata, perawatan kesehatan dan pertambangan.
Arab Saudi sendiri memiliki cadangan minyak sangat besar yakni lebih dari 260 miliar barel. Kerajaan menjadi salah satu produsen papan atas dan eksportir minyak bumi secara global, dan memiliki 18% dari cadangan minyak bumi dunia. Sektor Migas separuh produk domestik bruto negara dan sekitar 70% dari penghasilan ekspornya.
Seperti dilansir CNBC, Saudi Aramco mengatakan proses akan dimulai pada 17 November dan ditutup 4 Desember 2019. Harga Penawaran akhir, serta jumlah dan persentase saham perusahaan yang akan dijual, akan ditentukan pada akhir periode tersebut.
Dalam Prospektus diterangkan, investor perorangan memiliki waktu sampai dengan 28 November untuk membeli saham, dimana tercatat bahwa "hingga 0,5%" saham perusahaan akan dialokasikan untuk investor perorangan. Selain itu Saudi Aramco mengkonfirmasi rencana membayar dividen tunai tahunan minimal USD75 miliar mulai tahun kalender 2020, selain dividen khusus.
Tanpa dengan jelas menerangkan valuasi perusahaan dan sahamnya, investor belum dapat mengukur nilai hasil dividen tersebut terhadap perusahaan lain. Dividen Investor tertarik untuk kembali stabil, dan mereka mencoba menaruh uang ke saham dengan hasil terbaik.
Pemerintah Saudi akan menghadapi periode tertutup selama enam bulan untuk penjualan saham lebih lanjut setelah penawaran umum Aramco. IPO sedang dipantau oleh J.P. Morgan, Goldman Sachs, Citigroup dan Morgan Stanley. Sementara Aramco mengatakan pekan lalu bahwa berencana untuk melempar sahamnya di bursa saham Arab Saudi -atau yang dikenal sebagai TADAWUL- pada bulan Desember.
Penilaian analis terhadap valuasi perusahaan sangat beragam, mulai dari USD1,20 triliun hingga USD2,30 triliun. Sebagai perbandingan, saingan terdekatnya di AS yakni Exxon Mobil, memiliki kapitalisasi pasar hampir USD300 miliar dan Chevron dihargai sekitar USD229 miliar.
IPO yang telah banyak dinanti, pertama kali mencuat pada 2016 dan dilontarkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk kemudian menghadapi beberapa penundaan. Hal itu diumumkan di tengah dugaan adanya kesulitan keuangan, ditambah serangan drone terhadap fasilitas kunci minyak Aramco pada bulan September menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan mengancam akan membahayakan IPO yang direncanakan.
Aramco memperingatkan, bahwa aksi terorisme dan konflik bersenjata dapat berdampak secara material terhadap harga pasar sahamnya. Presiden Aramco dan CEO Amin Nasser mengatakan, kepada CNBC minggu lalu bahwa debut publik perusahaan akan membantu diversifikasi perekonomian kerajaan. Langkah ini juga dapat memperkuat bursa saham Arab Saudi dengan investasi domestik dan internasional.
Listing Ganda
Ada laporan Aramco dapat melakukan listing ganda. Chairman Yasir Al-Rumayyan, mengatakan pada konferensi pers pekan lalu bahwa listing internasional akan diputuskan ke depannya.
Beberapa memperkirakan bahwa kisaran 1% dan 2% dari saham perusahaan akan terdaftar di pasar saham dalam negeri, dan bagian lain bakal terdaftar di Bursa internasional. Bursa saham New York dan London, hingga Hong Kong serta Tokyo telah bersaing untuk debut internasional Aramco. Prospektus yang dirilis hari Sabtu tidak membahas masalah ini.
IPO Aramco atau yang dikenal sebagai Saudi Arabian Oil Co. merupakan bagian dari "Saudi Vision 2030," yakni sebuah rencana reformasi ekonomi yang dipelopori oleh putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Ia memiliki rencana ambisius untuk mengarahkan perekonomian kerajaan menjauh dari ketergantungan terhadap minyak, dengan cara mengembangkan sektor non-minyak seperti pariwisata, perawatan kesehatan dan pertambangan.
Arab Saudi sendiri memiliki cadangan minyak sangat besar yakni lebih dari 260 miliar barel. Kerajaan menjadi salah satu produsen papan atas dan eksportir minyak bumi secara global, dan memiliki 18% dari cadangan minyak bumi dunia. Sektor Migas separuh produk domestik bruto negara dan sekitar 70% dari penghasilan ekspornya.
(akr)