Teten Tekankan Pentingnya Market Intelijen Bagi Wirausaha
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, menekankan pentingnya market intelijen bagi pengusaha. Hal ini diperlukan untuk mengetahui keinginan dan selera pasar sekaligus menemukenali kompetitor kepada para pengusaha.
Ia pun mencontohkan kesuksesan produk-produk China yang melakukan market intelijen. "Mengapa produk China bisa mendominasi penjualan online? Mereka melakukan market intelijen, menangkap tren, gaya seperti apa, kebutuhan, dan harga pasar. Mereka buat itu dan mereka kasih tahu ke UMKM-nya agar segera memproduksi itu lalu menaruh di Pos Lintas Batas kita, kemudian masuk ke pasar Indonesia," terang Teten di Jakarta, Minggu (17/11/2019).
Teten lantas menyampaikan pentingnya market intelijen dalam materi bertajuk "Penguatan Daya Saing Koperasi dan UMKM" kepada ratusan perwakilan organisasi remaja putri Muhammadiyah, 'Aisyiyah.
Teten lalu mencontohkan, bunga telang yang selama ini tidak disadari potensinya jika dikeringkan ternyata sangat disukai pasar luar negeri sebagai pewarna alam organik. Sehingga nilai ekonominya tinggi tercatat Rp500.000 per kg.
Oleh karena itu, ia mendorong 'Aisyiyah sebagai organisasi melakukan market intelijen untuk kepentingan anggotanya yang menjadi wirausaha.
Ia menilai selama ini UMKM di Indonesia selalu memproduksi sesuatu tanpa ada panduan pasar. "Kebanyakan kita tidak mengarah kepada yang dibutuhkan pasar. Jadi market intelijen itu perlu. Kita tidak bisa lagi bikin sesuka kita karena kita akan kalah saing. Karena sekarang konsumen mudah sekali tidak loyal," katanya.
Menurut Teten Masduki, pasar saat ini mudah sekali berubah seleranya sehingga sebagai produsen harus terus berinovasi dan punya panduan membaca selera pasar.
Teten juga menjelaskan ke depan akan fokus mengembangkan UMKM dengan pola pendekatan kelompok dalam hal ini koperasi.
"Saya akan mengembangkan factory sharing jadi ada kompleks pabrik mesin modern yang bisa diakses UMKM-UMKM dengan biaya melalui skema tertentu sehingga UMKM bisa bersaing dengan usaha besar," katanya.
Teten mangatakan hal tersebut telah berhasil diterapkan di Thailand. "Kita bisa beli ini secara kolektif sehingga playing fieldnya sama dengan usaha besar," katanya.
Teten pada kesempatan itu menyatakan komitmennya untuk mendukung 'Aisyiyah yang selama ini banyak mewadahi para perempuan wirausaha.
"Silakan dirancang skema yang lebih konkret sehingga kita bisa MoU yang lebih realistis dan fokus pada produk yang punya nilai ekonomi tinggi. Saya juga mendorong Universitas 'Aisyiyah untuk melakukan studi mana produk-produk dari anggota 'Aisyiyah yang bisa kita upgrade untuk go international," katanya.
Ia pun mencontohkan kesuksesan produk-produk China yang melakukan market intelijen. "Mengapa produk China bisa mendominasi penjualan online? Mereka melakukan market intelijen, menangkap tren, gaya seperti apa, kebutuhan, dan harga pasar. Mereka buat itu dan mereka kasih tahu ke UMKM-nya agar segera memproduksi itu lalu menaruh di Pos Lintas Batas kita, kemudian masuk ke pasar Indonesia," terang Teten di Jakarta, Minggu (17/11/2019).
Teten lantas menyampaikan pentingnya market intelijen dalam materi bertajuk "Penguatan Daya Saing Koperasi dan UMKM" kepada ratusan perwakilan organisasi remaja putri Muhammadiyah, 'Aisyiyah.
Teten lalu mencontohkan, bunga telang yang selama ini tidak disadari potensinya jika dikeringkan ternyata sangat disukai pasar luar negeri sebagai pewarna alam organik. Sehingga nilai ekonominya tinggi tercatat Rp500.000 per kg.
Oleh karena itu, ia mendorong 'Aisyiyah sebagai organisasi melakukan market intelijen untuk kepentingan anggotanya yang menjadi wirausaha.
Ia menilai selama ini UMKM di Indonesia selalu memproduksi sesuatu tanpa ada panduan pasar. "Kebanyakan kita tidak mengarah kepada yang dibutuhkan pasar. Jadi market intelijen itu perlu. Kita tidak bisa lagi bikin sesuka kita karena kita akan kalah saing. Karena sekarang konsumen mudah sekali tidak loyal," katanya.
Menurut Teten Masduki, pasar saat ini mudah sekali berubah seleranya sehingga sebagai produsen harus terus berinovasi dan punya panduan membaca selera pasar.
Teten juga menjelaskan ke depan akan fokus mengembangkan UMKM dengan pola pendekatan kelompok dalam hal ini koperasi.
"Saya akan mengembangkan factory sharing jadi ada kompleks pabrik mesin modern yang bisa diakses UMKM-UMKM dengan biaya melalui skema tertentu sehingga UMKM bisa bersaing dengan usaha besar," katanya.
Teten mangatakan hal tersebut telah berhasil diterapkan di Thailand. "Kita bisa beli ini secara kolektif sehingga playing fieldnya sama dengan usaha besar," katanya.
Teten pada kesempatan itu menyatakan komitmennya untuk mendukung 'Aisyiyah yang selama ini banyak mewadahi para perempuan wirausaha.
"Silakan dirancang skema yang lebih konkret sehingga kita bisa MoU yang lebih realistis dan fokus pada produk yang punya nilai ekonomi tinggi. Saya juga mendorong Universitas 'Aisyiyah untuk melakukan studi mana produk-produk dari anggota 'Aisyiyah yang bisa kita upgrade untuk go international," katanya.
(ven)