Pembangunan Terowongan Nanjung Dipastikan Tuntas Akhir Tahun
A
A
A
JAKARTA - Memasuki musim hujan di akhir tahun 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) mempercepat penuntasan pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum. Terowongan Nanjung yang berada di kawasan Hulu di Curug Jompong itu akan memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan cekungan Bandung bisa berkurang.
"Terowongan air ini dibangun sebagai pelengkap dari pembangunan kolam retensi di Bale Endah untuk mengurangi masalah banjir di Bale Endah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (18/11/2019)
Terowongan Nanjung terdiri dari dua tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter. Kedua terowongan akan mengurangi banjir di daerah Bale Endah, Dayeuh Kolot, Andir dan sekitarnya seluas 700 hektare (ha) yang dihuni sekitar 150.000 jiwa. Dengan kata lain akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 ha menjadi 2.761 ha. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3/detik menjadi 669 m3/detik.
Infrastruktur pengendali banjir ini juga dilengkapi oleh check dam di sisi outlet yang akan menahan sedimen agar tidak masuk ke Waduk Saguling yang berada di bawahnya. Pada musim hujan aliran Sungai Citarum sebagian besar dialirkan melalui terowongan. Pada musim kemarau, pintu terowongan akan ditutup sehingga dapat dilakukan pengerukan sedimen.
Pembangunan Terowongan Nanjung telah dimulai pada November 2017 oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Adhi Karya (KSO) dengan anggaran APBN sebesar Rp316,01 miliar. Konstruksi saat ini telah mencapai 95,22 % dan ditargetkan selesai akhir 2019.
Dalam penanganan banjir Sungai Citarum saat ini juga tengah dibangun Floodway Cisangkuy dengan perkembangan konstruksi mencapai 44,35% dan ditargetkan selesai tahun 2020. Pembangunannya dikerjakan dalam dua paket, yaitu paket satu sepanjang 3,75 km dengan anggaran sebesar Rp311,35 miliar yang berfungsi mengurangi genangan banjir seluas 5,91 ha dan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.
Paket dua dibangun sepanjang 10,5 km dengan biaya Rp320,43 miliar yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di kawasan Bandung Selatan seluas 31,5 ha dengan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.
Pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Provinsi Jawa Barat tersebut merupakan bagian dari penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum atau dikenal dengan Program Citarum Harum. Hal ini sejalan dengan amanat Presiden melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
"Terowongan air ini dibangun sebagai pelengkap dari pembangunan kolam retensi di Bale Endah untuk mengurangi masalah banjir di Bale Endah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (18/11/2019)
Terowongan Nanjung terdiri dari dua tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter. Kedua terowongan akan mengurangi banjir di daerah Bale Endah, Dayeuh Kolot, Andir dan sekitarnya seluas 700 hektare (ha) yang dihuni sekitar 150.000 jiwa. Dengan kata lain akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 ha menjadi 2.761 ha. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3/detik menjadi 669 m3/detik.
Infrastruktur pengendali banjir ini juga dilengkapi oleh check dam di sisi outlet yang akan menahan sedimen agar tidak masuk ke Waduk Saguling yang berada di bawahnya. Pada musim hujan aliran Sungai Citarum sebagian besar dialirkan melalui terowongan. Pada musim kemarau, pintu terowongan akan ditutup sehingga dapat dilakukan pengerukan sedimen.
Pembangunan Terowongan Nanjung telah dimulai pada November 2017 oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Adhi Karya (KSO) dengan anggaran APBN sebesar Rp316,01 miliar. Konstruksi saat ini telah mencapai 95,22 % dan ditargetkan selesai akhir 2019.
Dalam penanganan banjir Sungai Citarum saat ini juga tengah dibangun Floodway Cisangkuy dengan perkembangan konstruksi mencapai 44,35% dan ditargetkan selesai tahun 2020. Pembangunannya dikerjakan dalam dua paket, yaitu paket satu sepanjang 3,75 km dengan anggaran sebesar Rp311,35 miliar yang berfungsi mengurangi genangan banjir seluas 5,91 ha dan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.
Paket dua dibangun sepanjang 10,5 km dengan biaya Rp320,43 miliar yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di kawasan Bandung Selatan seluas 31,5 ha dengan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.
Pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Provinsi Jawa Barat tersebut merupakan bagian dari penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum atau dikenal dengan Program Citarum Harum. Hal ini sejalan dengan amanat Presiden melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
(fjo)