Pertama di Indonesia, PT TSM Mampu Produksi Mesin QR EDC Massal
A
A
A
BANDUNG - PT Tata Sarana Mandiri (TSM) yang berlokasi di Bandung Barat mengaku siap memproduksi mesin QR-EDC dalam jumlah banyak untuk pelaku usaha kecil dan menengah. Mesin ini menjadi produk pertama yang berhasil diproduksi di dalam negeri.
Peluncuran produk ini dilakukan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih dan CEO PT Tata Sarana Mandiri, Yovita Bellina Lim di kawasan PT Hana Master Jaya, Bandung Barat, Selasa (26/11/2019).
"Proses rancang bangun dilakukan sekitar 1,5 tahun dengan biaya sekitar Rp5 miliar. Saat ini, kami mampu memproduksi 200.000 unit per bulan," kata Yovita Bellina Lim.
QR-EDC atau Quick Response Electronika Data Capture adalah mesin untuk membaca pembayaran digital melalui QR Qode. Pada Januari 2020, semua penyedia pembayaran dan merchant harus menggunakan QR Code Bank Indonesia (BI).
Menurut dia, TSM QR-EDC merupakan mesin EDC pertama di dunia yang memiliki teknologi dual screen yang berguna untuk menampilkan menu aplikasi dan kode QR pembayaran. Disertai dengan dua kamera depan untuk memindai kode QR dari pelanggan.
"Perangkat ini merupakan hasil rancangan dan pengembangan TSM secara mandiri dengan keterlibatan anak-anak bangsa. Kami juga mengajak perusahaan nasional yaitu PT Hana Master Jaya yang berdomisili di Bandung sebagai mitra untuk melakukan produksi," kata dia.
Dengan tampilan dual screen, tampilan layar dapat dilihat langsung oleh merchant dan pembeli sehingga aktivitas transaksi akan lebih mudah dan praktis. Arah pengembangan teknologi yang terdapat di dalam mesin QR-EDC ini berdasarkan analisa mendalam mengenai kebutuhan dan tren dunia pembayaran digital yang akan beranjak dari cash atau card based menjadi cash atau card-less.
"TSM menyematkan teknologi mobile berbasis 4G dengan Chipset Snapdragon yang dikembangkan oleh Qualcomm. QR-EDC buatan TSM ini juga memungkinkan kustomisasi sesuai kebutuhan pengguna sehingga akan memudahkan pelaku usaha maupun masyarakat melakukan transaksi finansial lebih advance dari sebelumnya," beber dia.
Menurut Yovita, solusi mesin pembayaran digital tersebut juga memiliki keunggulan lain yaitu memiliki kode QR dinamis, sifat mobile yang telah didukung kapasitas baterai sebesar 5.000 MAh, harga yang kompetitif dan terjangkau sekitar Rp1 jutaan.
Pihaknya berharap, harga yang terjangkau dapat mendukung industri kecil dan menengah. Bila dia membandingkan produk impor, konsumen musti mengeluarkan dana USD200. Sementara produk TSM diproduksi dalam negeri dengan TKDN mencapai 40%.
"Kami membagi pasar yang cukup luas mulai dari UMKM yang jumlahnya lebih dari 60 juta, perbankan, lembaga pemerintah, koperasi, dan diharapkan dapat diekspor ke sejumlah negara," pungkasnya.
Peluncuran produk ini dilakukan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih dan CEO PT Tata Sarana Mandiri, Yovita Bellina Lim di kawasan PT Hana Master Jaya, Bandung Barat, Selasa (26/11/2019).
"Proses rancang bangun dilakukan sekitar 1,5 tahun dengan biaya sekitar Rp5 miliar. Saat ini, kami mampu memproduksi 200.000 unit per bulan," kata Yovita Bellina Lim.
QR-EDC atau Quick Response Electronika Data Capture adalah mesin untuk membaca pembayaran digital melalui QR Qode. Pada Januari 2020, semua penyedia pembayaran dan merchant harus menggunakan QR Code Bank Indonesia (BI).
Menurut dia, TSM QR-EDC merupakan mesin EDC pertama di dunia yang memiliki teknologi dual screen yang berguna untuk menampilkan menu aplikasi dan kode QR pembayaran. Disertai dengan dua kamera depan untuk memindai kode QR dari pelanggan.
"Perangkat ini merupakan hasil rancangan dan pengembangan TSM secara mandiri dengan keterlibatan anak-anak bangsa. Kami juga mengajak perusahaan nasional yaitu PT Hana Master Jaya yang berdomisili di Bandung sebagai mitra untuk melakukan produksi," kata dia.
Dengan tampilan dual screen, tampilan layar dapat dilihat langsung oleh merchant dan pembeli sehingga aktivitas transaksi akan lebih mudah dan praktis. Arah pengembangan teknologi yang terdapat di dalam mesin QR-EDC ini berdasarkan analisa mendalam mengenai kebutuhan dan tren dunia pembayaran digital yang akan beranjak dari cash atau card based menjadi cash atau card-less.
"TSM menyematkan teknologi mobile berbasis 4G dengan Chipset Snapdragon yang dikembangkan oleh Qualcomm. QR-EDC buatan TSM ini juga memungkinkan kustomisasi sesuai kebutuhan pengguna sehingga akan memudahkan pelaku usaha maupun masyarakat melakukan transaksi finansial lebih advance dari sebelumnya," beber dia.
Menurut Yovita, solusi mesin pembayaran digital tersebut juga memiliki keunggulan lain yaitu memiliki kode QR dinamis, sifat mobile yang telah didukung kapasitas baterai sebesar 5.000 MAh, harga yang kompetitif dan terjangkau sekitar Rp1 jutaan.
Pihaknya berharap, harga yang terjangkau dapat mendukung industri kecil dan menengah. Bila dia membandingkan produk impor, konsumen musti mengeluarkan dana USD200. Sementara produk TSM diproduksi dalam negeri dengan TKDN mencapai 40%.
"Kami membagi pasar yang cukup luas mulai dari UMKM yang jumlahnya lebih dari 60 juta, perbankan, lembaga pemerintah, koperasi, dan diharapkan dapat diekspor ke sejumlah negara," pungkasnya.
(ven)