Luhut Rayu Produsen Baterai Listrik Eropa Masuk ke Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mempromosikan potensi Indonesia saat mengunjungi perusahaan baterai terbesar di Jerman, BASF Battery Materials Europe. Kesempatan itu digunakan Luhut untuk mengajak produsen baterai listrik tersebut melakukan produksi di Indonesia.
Luhut mengatakan, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dengan nilai tambah untuk berbisnis. Terkait baterai listrik, Luhut menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan bijih nikel kadar rendah atau limonite (dengan kandungan nikel 0,8-1,5% yang menjadi bahan baku untuk memproduksi baterai lithium ion.
"Sekitar 70-80% komponen utama kendaraan listrik, yaitu baterai lithium ada di Indonesia," kata Menko Luhut di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Luhut menambahkan, pemerintah kini sedang medorong transformasi dari ekspor berbasis komoditas menjadi ekspor barang dengan nilai tambah. "Puluhan tahun kita hanya mengekspor bahan mentah, diolah di luar negeri lalu diimpor lagi ke Indonesia. Sekarang kami ingin mengubahnya, diolah di Indonesia agar ada nilai tambah bagi masyarakat," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, VP of Business Management at BASF Battery Materials Europe Daniel Schönfelder mengatakan perusahaannya saat ini adalah salah satu pemain utama sebagai produsen baterai mobil listrik.
"Elektrifikasi kendaraan saat ini sedang berlangsung terutama di kawasan Uni Eropa. Walaupun pangsanya masih kecil, tetapi diperkirakan akan tumbuh subur karena semakin banyak konsumen memilih produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," jelasnya.
Luhut mengatakan, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dengan nilai tambah untuk berbisnis. Terkait baterai listrik, Luhut menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan bijih nikel kadar rendah atau limonite (dengan kandungan nikel 0,8-1,5% yang menjadi bahan baku untuk memproduksi baterai lithium ion.
"Sekitar 70-80% komponen utama kendaraan listrik, yaitu baterai lithium ada di Indonesia," kata Menko Luhut di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Luhut menambahkan, pemerintah kini sedang medorong transformasi dari ekspor berbasis komoditas menjadi ekspor barang dengan nilai tambah. "Puluhan tahun kita hanya mengekspor bahan mentah, diolah di luar negeri lalu diimpor lagi ke Indonesia. Sekarang kami ingin mengubahnya, diolah di Indonesia agar ada nilai tambah bagi masyarakat," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, VP of Business Management at BASF Battery Materials Europe Daniel Schönfelder mengatakan perusahaannya saat ini adalah salah satu pemain utama sebagai produsen baterai mobil listrik.
"Elektrifikasi kendaraan saat ini sedang berlangsung terutama di kawasan Uni Eropa. Walaupun pangsanya masih kecil, tetapi diperkirakan akan tumbuh subur karena semakin banyak konsumen memilih produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," jelasnya.
(fjo)