Konsorsium Singapura Kembangkan Bandara Komodo, Pengamat: Langkah Maju
A
A
A
JAKARTA - Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, masuknya Konsorsium Cardig Aero Service (CAS) sebagai pemenang lelang proyek pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo , Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dinilai sebagai langkah maju dalam dunia penerbangan terutama sektor kebandarudaraan.
Dia menilai, pemerintah bukan tanpa alasan menetapkan pemenang lelang pengembangan bandara Komodo dari Singapura. “Pertama adalah proses lelang ini cukup ketat dan terbuka. Kemudian, kalau melihat pemenangnya dari konsorsium Singapura harus diambil sisi positifnya, setidaknya Singapura lewat Changi Airport punya relasi yang kuat dalam bisnis penerbangan internasional,” ujarnya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (27/8/2019).
Singapura, tambah Gatot, diharapkan bisa membawa relasi bisnis aviasinya ke Labuan Bajo. Dengan begitu, Labuan Bajo diharapkan bisa lebih diminati oleh maskapai-maskapai internasional dengan target pasar para wisatawan dari berbagai belahan dunia.
“Ini pertamakali dilakukan di sektor bandara dimana pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada asing untuk berinvestasi di sektor ini. Tentu ini juga akan menjadi kompetisi tersendiri khususnya bagi pengelola bandara yang ada seperti PT AP I dan AP II (Angkasa Pura/Persero),” tandas founder terbang.id itu.
Dia menilai, pemerintah bukan tanpa alasan menetapkan pemenang lelang pengembangan bandara Komodo dari Singapura. “Pertama adalah proses lelang ini cukup ketat dan terbuka. Kemudian, kalau melihat pemenangnya dari konsorsium Singapura harus diambil sisi positifnya, setidaknya Singapura lewat Changi Airport punya relasi yang kuat dalam bisnis penerbangan internasional,” ujarnya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (27/8/2019).
Singapura, tambah Gatot, diharapkan bisa membawa relasi bisnis aviasinya ke Labuan Bajo. Dengan begitu, Labuan Bajo diharapkan bisa lebih diminati oleh maskapai-maskapai internasional dengan target pasar para wisatawan dari berbagai belahan dunia.
“Ini pertamakali dilakukan di sektor bandara dimana pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada asing untuk berinvestasi di sektor ini. Tentu ini juga akan menjadi kompetisi tersendiri khususnya bagi pengelola bandara yang ada seperti PT AP I dan AP II (Angkasa Pura/Persero),” tandas founder terbang.id itu.
(ind)