Fasilitasi Pekerja Migran Anggota NU, BNI Hong Kong Luncurkan KARTANU

Minggu, 12 Januari 2020 - 16:15 WIB
Fasilitasi Pekerja Migran Anggota NU, BNI Hong Kong Luncurkan KARTANU
Fasilitasi Pekerja Migran Anggota NU, BNI Hong Kong Luncurkan KARTANU
A A A
HONG KONG - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Hong Kong hari ini meluncurkan kartu debit yang juga berfungsi sebagai Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama Hong Kong (KARTANU). Hal ini akan semakin memudahkan pekerja migran Indonesia, khususnya yang tergabung dalam komunitas NU dalam memenuhi kebutuhan layanan perbankan dan keuangannya.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Ketua Tanfidziah PCINU Hong Kong Kistiawanto dan General Manager BNI Hong Kong Wan Andi Aryadi di Ruang Galeri BNI Hong Kong, Minggu (12/1/2020). Penandatangan kerja sama ini turut disaksikan oleh Konsul Jenderal RI di Hong Kong Ricky Suhendar, Ketua Dewan Pembina Santri Millenial Center NU (SiMaC) Ahmad Syauqi, Rois Suriah PCINU Hong Kong Nur Rohman dan Pemimpin Divisi Internasional BNI Eko Setyo Nugroho.

General Manager BNI Hong Kong Wan Andi Aryadi mengatakan, ide untuk meluncurkan kartu tersebut muncul sejak kegiatan capacity building untuk PMI yang kerap diselenggarakan oleh NU Hong Kong dan BNI Hong Kong. KARTANU akan memudahkan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Hong Kong mendata anggotanya sekaligus sarana bagi BNI melayani kebutuhan perbankan dari para pekerja migran Indonesia.

"Sampai dengan Desember 2019, BNI Hong Kong telah berhasil menghimpun dana pihak ketiga yang bersumber dari tabungan pekerja migran Indonesia sebesar Rp957 miliar. Pencapaian tersebut tumbuh 60% secara year on year (yoy)," ujar Andi.

Andi menambahkan bahwa selama bekerja di Hong Kong, pekerja migran Indonesia juga perlu mempersiapkan modal tabungan yang cukup untuk membangun usaha di Tanah Air. BNI Hong Kong telah menyediakan fasilitas ATM dan mobile banking yang dapat digunakan untuk mengelola tabungan secara efektif dan efisien. Pengiriman uang ke Indonesia melalui sarana elektronik ini adalah yang paling murah di Hong Kong. Hal ini sejalan dengan manfaat KARTANU yang berfungsi juga sebagai kartu debit BNI.

"BNI berperan aktif dalam program pekerja migran Indonesia secara menyeluruh. Dimulai saat keberangkatan dengan KUR penempatan, ketika di luar negeri memberikan pengetahuan dan pelatihan kewirausahaan, sampai kembali ke Tanah Air BNI juga ikut mendampingi usaha yang dirintis melalui Rumah Edukasi BNI. Bahkan ketika usaha telah berjalan, BNI siap membantu memberikan tambahan modal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR)," ujar Andi.

Nahdlatul Ulama Hong Kong merupakan salah satu komunitas berbasis keagamaan di Hong Kong. Dirintis sejak tahun 2012, NU Hong Kong saat ini menaungi lebih dari 60 majelis ranting yang tersebar di seluruh pelosok Hong Kong dan memiliki sebagian besar anggota yang merupakan pekerja migran Indonesia.

Ketua Tanfidziah PCINU Hong Kong Kistiawanto menuturkan bahwa ke depan PCINU Hong Kong melalui majelis-majelis ranting akan melakukan sosialisasi KARTANU kepada seluruh anggota. PCINU Hong Kong berharap semua anggota NU di Hong Kong mendapatkan akses untuk meningkatkan kapasitasnya dan mudah dalam mengelola tabungannya.

Pada kesempatan yang sama, BNI dan NU Hong Kong juga menggelar acara diskusi dengan tema Meningkatkan Wawasan Kebangsaan dan Kewirausahaan untuk PMI di Hong Kong. Acara diskusi tersebut dihadiri oleh lebih dari 250 peserta. Peserta yang telah tergabung dalam majelis ranting NU Hong Kong dapat langsung mendaftar KARTANU di lokasi acara.

Dalam diskusi itu, Ketua Dewan Pembina Santri Millenial Center NU (SiMaC) Ahmad Syauqi menekankan dua hal utama kepada PMI yang hadir sebagai peserta. Pertama, adalah pentingnya menjaga jati diri bangsa di negara Hong Kong. Kemudian, pentingnya meningkatkan kapasitas bagi pekerja migran Indonesia.

"Ruang dan fasilitas untuk meningkatkan kapasitas telah difasilitasi oleh KJRI Hong Kong, BNI Hong Kong dan PCINU Hong Kong. PMI dapat secara maksimal memanfaatkannya sehingga menjadi SDM yang berkualitas pada saat kembali ke Tanah Air. Dengan bekal keterampilan dan akses kewirausahaan, akan menjadi modal kesiapan pekerja migran Indonesia membangun perekonomian untuk dirinya dan masyarakat sekitarnya di Tanah Air," tutur Ahmad Syauqi.

Rois Suriah PCINU Hong Kong Nur Rohman yang juga sebagai CEO SiMaC juga memperkenalkan konsep Gus Iwan atau singkatan dari Gerakan Santri Wirausahawan. Gus Iwan merupakan program SiMaC yang bergerak dan berkomitmen untuk mengimplementasikan arus baru ekonomi Indonesia yang digagas oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4849 seconds (0.1#10.140)