Luhut Sebut Orang Kaya Australia Berminat Investasi di Indonesia

Sabtu, 25 Januari 2020 - 19:32 WIB
Luhut Sebut Orang Kaya Australia Berminat Investasi di Indonesia
Luhut Sebut Orang Kaya Australia Berminat Investasi di Indonesia
A A A
JAKARTA - Pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2020 di Davos, Swiss, menjadi ajang bagi delegasi Indonesia untuk mendulang investasi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, menerangkan bahwa delegasi Indonesia banyak memenangkan investasi dari investor asing dalam kehadiran di WEF 2020.

Salah satu oleh-oleh dari WEF 2020, kata Luhut, pengusaha asal Australia berencana berinvestasi soal hydropower dan bushfire (penanggulangan kebakaran hutan) di Indonesia.

"Saya tidak menduga, banyak yang berminat investasi di Indonesia. Staf saya bahkan mengajukan pertemuan dengan Andrew Forrest, pengusaha dari Australia. Awalnya saya tidak tahu tapi setelah ketemu, dia langsung bilang mau investasi di Indonesia. Dia salah satu orang terkaya di Australia," terang Luhut dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Luhut melanjutkan bahwa pihak Australia rencananya ingin berkunjung ke Indonesia pada Februari mendatang, untuk melakukan investasi mengenai hydropower dan bushfire. Andrew Forrest sendiri dikenal sebagai pengusaha bidang pertambangan dan peternakan di Australia. Ia pernah menjadi orang terkaya nomor satu di Negeri Kanguru pada 2008.

"Dia bilang mau bangun kerjasama bushfire dengan Indonesia. Saya bilang kebetulan saya dulu yang menangani bushfire dengan yang paling parah tahun 2015, jadi saya punya pengalaman juga untuk itu. Jadi kita punya suatu teknologi untuk kerjasama," ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut Menko Luhut, rencananya pihak Australia juga ingin terlibat masalah sampah plastik.

"Dia bilang ingin mendonasikan uangnya. Uangnya dia hampir USD3 miliar untuk urusan kemanusiaan. Nah ini satu yang menurut saya sangat hebat," ungkapnya.

Selain itu, ada pula kerjasama untuk penanganan hydrogen carbon credit mengenai startup yang jadi misalnya micro credit.

"Dia mau menangani dan terlibat masalah petani, nelayan, yang mendapat ikan tidak bagus. Angkanya investasinya bervariasi. Namun satu hal, Indonesia menjadi perhatian mereka," jelasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8231 seconds (0.1#10.140)