Pelaku Pasar Menanti Langkah Penanganan Wabah Virus Corona
A
A
A
JAKARTA - Dampak wabah virus Corona ke pasar modal Indonesia membuat pelaku pasar bingung merespons. Kondisi panik menghasilkan aksi jual dan menunggu kondisi yang kondusif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (28/1) ditutup melemah 0,36% ke level 6.111,18. Secara year to date (ytd) IHSG sudah turun hingga 2,99% dari level 6.299,54 pada penutupan 2019. Kinerja bursa Asia lain turun cukup dalam. Ada kekhawatiran terkait virus Corona yang saat ini penyebarannya semakin masif.
Wabah virus Corona ini diyakini berdampak ke perekonomian China dan diprediksi ekonomi China bakal menurun pada kuartal pertama tahun ini. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo masih belum mengetahui seberapa besar dampak virus Corona terhadap pasar modal Indonesia.
Pihaknya juga belum memiliki solusi menghadapi sentimen negatif dari pasar global tersebut. Perdagangan hari ini mencatatkan transaksi bersih asing -Rp465,53 miliar, dengan volume jual asing Rp1,95 triliun dan volume beli asing Rp1,49 triliun. "IHSG sepertinya akan ikut sentimen global. Mau menahan pakai apa?," ujar Laksono di Jakarta.
Head of Equity Research PT BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin juga mengakui pihaknya masih belum dapat membaca dampak wabah virus Corona ke pasar modal Indonesia. "Iya semua juga bingung termasuk analis. Saya belum bisa menjawab," ujar Kim.
Menurutnya pasar akan menanti langkah penanganan virus tersebut. Jadi semua akan tergantung dari seberapa cepat penyebaran virusnya akan mereda. "Kalau saya prediksi penanganannya tidak akan selama seperti kasus wabah SARS yang lalu," ungkapnya.
Kondisi pasar saat ini membingungkan juga karena investor yang masih dalam masa panik. Investor yang panik biasanya akan mencari jalan aman dengan menjual saham dan mengalihkan ke instrumen investasi lain seperti emas. "Karena secara global market masih dalam tahap panik. Kalau panik investor kecenderungannya jual dulu," papar Kim.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (28/1) ditutup melemah 0,36% ke level 6.111,18. Secara year to date (ytd) IHSG sudah turun hingga 2,99% dari level 6.299,54 pada penutupan 2019. Kinerja bursa Asia lain turun cukup dalam. Ada kekhawatiran terkait virus Corona yang saat ini penyebarannya semakin masif.
Wabah virus Corona ini diyakini berdampak ke perekonomian China dan diprediksi ekonomi China bakal menurun pada kuartal pertama tahun ini. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo masih belum mengetahui seberapa besar dampak virus Corona terhadap pasar modal Indonesia.
Pihaknya juga belum memiliki solusi menghadapi sentimen negatif dari pasar global tersebut. Perdagangan hari ini mencatatkan transaksi bersih asing -Rp465,53 miliar, dengan volume jual asing Rp1,95 triliun dan volume beli asing Rp1,49 triliun. "IHSG sepertinya akan ikut sentimen global. Mau menahan pakai apa?," ujar Laksono di Jakarta.
Head of Equity Research PT BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin juga mengakui pihaknya masih belum dapat membaca dampak wabah virus Corona ke pasar modal Indonesia. "Iya semua juga bingung termasuk analis. Saya belum bisa menjawab," ujar Kim.
Menurutnya pasar akan menanti langkah penanganan virus tersebut. Jadi semua akan tergantung dari seberapa cepat penyebaran virusnya akan mereda. "Kalau saya prediksi penanganannya tidak akan selama seperti kasus wabah SARS yang lalu," ungkapnya.
Kondisi pasar saat ini membingungkan juga karena investor yang masih dalam masa panik. Investor yang panik biasanya akan mencari jalan aman dengan menjual saham dan mengalihkan ke instrumen investasi lain seperti emas. "Karena secara global market masih dalam tahap panik. Kalau panik investor kecenderungannya jual dulu," papar Kim.
(akr)