Dihajar Corona, Begini Tips Agar Bisnis Modal Ventura Tetap Langgeng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Efek luas dari pandemi Covid-19 telah memaksa bisnis modal ventura untuk mengkalibrasi ulang dan menjauh dari model growth at all costs menjadi pendanaan yang berfokus pada startup yang mampu mengukir pertumbuhan yang cepat, profitable dan sustainability.
Menurut CEO BRI Ventures Nicko Widjaja, IPO umumnya dilakukan oleh startup yang sedang berada di growth stage. "Oleh karena itu, Dana Ventura Sembrani Nusantara yang baru saja kami launching beberapa bulan yang lalu ingin mendukung semakin banyak startup di Indonesia untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal indonesia atau go public," ujar Nicko saat webinar, di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Bulan ini, lanjut dia, sembrani Nusantara juga bersiap untuk berinvestasi di dua startup lokal yang memiliki potensi besar untuk berkembang dan mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia. "Disamping itu, kami juga melihat sampai dengan saat ini, terus meningkat minat para investor lokal untuk membeli unit penyertaan Dana Ventura Sembrani Nusantara," katanya.
Artinya, hal ini sejalan dengan semakin baiknya perkembangan industri startup dan digital di tanah air. Berdasarkan penelitian dari INSEAD pada September 2019 menunjukan bahwa pada tahun 2018 hanya tujuh dari 131 startup di ASEAN yang berhasil melakukan divestasi melalui skema IPO. Kajian tersebut juga memperkirakan bahwa pada 2020 jumlah startup yang melakukan divestasi melalui skema IPO masih lebih sedikit dibanding dengan startup yang memilih divestasi dengan skema merger dan akuisisi.
Direktur BRI Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing menyatakan bahwa saat ini para pengusaha ataupun startup founder lebih berfokus kepada operasional bisnis. Bahkan terkadang, aspek hukum dan regulasi dari proses IPO yang membuat niat mereka berhenti untuk go public. "Makanya, BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen untuk membantu para pengusaha maupun startup founder dalam hal proses IPO seperti penjaminan emisi efek, layanan perantara pedagang efek dan penasihat keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang berencana melakukan proses go public, sehingga para pengusaha dan startup founder dapat lebih berfokus kepada hal-hal yang lebih penting seperti pengembangan bisnis," pungkas dia.
Menurut CEO BRI Ventures Nicko Widjaja, IPO umumnya dilakukan oleh startup yang sedang berada di growth stage. "Oleh karena itu, Dana Ventura Sembrani Nusantara yang baru saja kami launching beberapa bulan yang lalu ingin mendukung semakin banyak startup di Indonesia untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal indonesia atau go public," ujar Nicko saat webinar, di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Bulan ini, lanjut dia, sembrani Nusantara juga bersiap untuk berinvestasi di dua startup lokal yang memiliki potensi besar untuk berkembang dan mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia. "Disamping itu, kami juga melihat sampai dengan saat ini, terus meningkat minat para investor lokal untuk membeli unit penyertaan Dana Ventura Sembrani Nusantara," katanya.
Artinya, hal ini sejalan dengan semakin baiknya perkembangan industri startup dan digital di tanah air. Berdasarkan penelitian dari INSEAD pada September 2019 menunjukan bahwa pada tahun 2018 hanya tujuh dari 131 startup di ASEAN yang berhasil melakukan divestasi melalui skema IPO. Kajian tersebut juga memperkirakan bahwa pada 2020 jumlah startup yang melakukan divestasi melalui skema IPO masih lebih sedikit dibanding dengan startup yang memilih divestasi dengan skema merger dan akuisisi.
Direktur BRI Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing menyatakan bahwa saat ini para pengusaha ataupun startup founder lebih berfokus kepada operasional bisnis. Bahkan terkadang, aspek hukum dan regulasi dari proses IPO yang membuat niat mereka berhenti untuk go public. "Makanya, BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen untuk membantu para pengusaha maupun startup founder dalam hal proses IPO seperti penjaminan emisi efek, layanan perantara pedagang efek dan penasihat keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang berencana melakukan proses go public, sehingga para pengusaha dan startup founder dapat lebih berfokus kepada hal-hal yang lebih penting seperti pengembangan bisnis," pungkas dia.
(nng)