Negosiasi Alot, Pertamina Pesimis Bisa Ngebor di Blok Rokan Tahun Ini

Rabu, 29 Januari 2020 - 17:25 WIB
Negosiasi Alot, Pertamina...
Negosiasi Alot, Pertamina Pesimis Bisa Ngebor di Blok Rokan Tahun Ini
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) pesimistis bisa melakukan pengeboran di Blok Rokan tahun ini sebelum secara resmi alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 8 Agustus 2021 mendatang. Padahal pengeboran sumur di masa transisi tersebut penting dilakukan untuk menjaga produksi minyak dan gas bumi (migas) supaya tidak turun.

"Ya, sulit untuk dilakukan. Karena secara hukum memang kami baru bisa melakukan pengelolaan pada Agustus 2021 Sebab konsesinya saat ini masih dimiliki Chevron," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR Komisi VII, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Menurut dia Pertamina terus berupaya supaya proses transisi berjalan lancar sehingga dapat segera investasi di Blok Rokan. Namun begitu, pihaknya juga tetap harus berpegang pada kaidah hukum investasi yang telah berjalan.

"Intinya Pertamina siap melakukan pengelolaan di masa transisi, tapi itu harus mengikuti aturan yang berlaku dan ini sedang dibahas dengan Kementerian ESDM dan Chevron," kata Nicke.

Menurut dia keberhasilan masa transisi Blok Rokan memang perlu adanya intervensi dari pemerintah. Sebab itu, pihaknya menunggu keputusan pemerintah dalam proses transisi sembari terus bernegosiasi dengan Chevron.

"Proses masa transisi tentu perlu keterlibatan pemerintah. Jadi nanti pemerintah yang akan melakukan," ungkap Nicke.

Sementara itu, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman sempat mengatakan bahwa pembelian hak partisipasi (participating interest/PI) menjadi jalan keluar supaya Pertamina bisa investasi sebelum resmi alih kelola dari Chevron. Pasalnya Chevron tidak ingin ketika keluar dari Blok Rokan meninggalkan utang yang harus dilunasi pada masa mendatang. "Mereka tidak keberatan, asal liabilitasnya beres," tandasnya.

Fatar tidak memungkiri apabila permasalahan business to business tersebut menjadi persoalan sehingga tidak kunjung mencapai kesepakatan. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut satu-satunya cara Pertamina harus melakukan akusisi.

"Kan ada business to business yang tidak kelar. Kalau Pertamina investasi sekarang, maka skema terakhir ya akuisisi. Itu yang paling simple," kata dia.

Sebelumnya, Pertamina telah menyiapkan investasi untuk mengebor sekitar 20 sumur di Blok Rokantahun ini. Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut akan mengerjakan proyek pipanisasi. Sebagai informasi,Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer tersebut memiliki 96 lapangan dengan 3 lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Blok Rokan tercatat telah beroperasi selama 68 tahun sejak 1952. Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina terhadap produksi minyak nasional meningkat 60% pada 2021 dari tahun ini sebesar 48%.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0931 seconds (0.1#10.140)