AS Ambil Keuntungan dari Wabah Virus Corona Wuhan

Jum'at, 31 Januari 2020 - 18:44 WIB
AS Ambil Keuntungan dari Wabah Virus Corona Wuhan
AS Ambil Keuntungan dari Wabah Virus Corona Wuhan
A A A
WASHINGTON - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross mengatakan, wabah mematikan virus corona di China bisa berdampak positif bagi perekonomian Amerika. Pernyataan politisi asal Weehawken, New Jersey, soal penyakit yang dinyatakan darurat internasional itu langsung menuai kritik.

(Baca Juga: Virus Corona dan Gelombang Penutupan Perusahaan Global di China
Selama wawancara dengan Fox Business TV, Ross menerangkan bahwa wabah virus corona di China "sangat disayangkan". Namun di sisi lain, membuat pelaku bisnis berpikir dua kali untuk beroperasi di sana. "Saya pikir ini akan membantu untuk mempercepat kembalinya pekerjaan ke Amerika Utara," ungkap Ross.

Penyebaran virus corona wuhan yang sangat cepat telah menimbulkan rasa takut akan dampaknya terhadap ekonomi China, maupun pertumbuhan global. "Saya sedang tak ingin berbicara soal keuntungan dari kejadian tak menyenangkan ini. Namun, momen ini bisa memberi pandangan lain bagi pebisnis," ujarnya.

"Faktanya adalah, hal ini memberikan pertimbangan lain bagi binis, ketika mereka pergi dengan pertimbangan rantai pasokan. Jadi saya pikir itu akan membantu untuk mempercepat kembalinya pekerjaan ke Amerika Utara," sambungnya.

Komentar menteri 82 tahun itu menuai kritik, baik dari media sosial maupun dari pakar kesehatan. Kemudian Departemen Perdagangan AS menggemakan komentarnya: "Sebagai Mendag, Ross membuat langkah jelas pertama adalah untuk mengendalikan virus dan membantu para korban sari penyakit ini," ungkap Departemen Perdagangan AS.

"Hal penting juga untuk mempertimbangkan konsekuensi dari melakukan bisnis dengan negara yang memiliki sejarah panjang menutupi risiko nyata kepada rakyatnya sendiri dan seluruh dunia," kata juru bicara.

Komentar tersebut telah banyak dikritik, dimana anggota Kongres Demokrat Don Beyer mengatakan ada yang mengambil keuntungan bisnis saat wabah mematikan menyebar. Sedangkan Simon Pembaptis dari the Economist Intelligence Unit mengatakan kepada BBC bahwa komentar Ross sangat "aneh ".

"Perusahaan tidak akan membuat keputusan investasi yang serius dan jangka panjang atas dasar wabah penyakit yang mungkin berlangsung tiga sampai enam bulan," kata Simon.

Dia berpendapat bahwa virus kemungkinan besar lebih berdampak negatif pada Amerika daripada yang positif. "Pada kenyataannya, AS akan menjadi yang tertekan karena melihat semuanya, China masih merupakan pasar yang besar bagi Amerika Serikat, jadi jika ekonomi Cina melambat secara signifikan yang memiliki efek blowback di AS juga," paparnya.

WHO sendiri baru saja menyatakan status darurat global terkait wabah virus corona wuhan, karena terus menyebar di luar China. Setidaknya 213 orang telah meninggal karena virus corona, dan sekarang telah menyebar ke 18 negara lain.

Para ekonom mengatakan bahwa virus corona dapat memiliki dampak lebih besar terhadap perekonomian dunia dibandingkan dengan wabah sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2002-2003. SARS tercatat telah menginfeksi lebih dari 8.000 orang, menyebabkan lebih dari 700 kematian dan diperkirakan pengeluaran bagi ekonomi global lebih dari USD30 miliar.

Wabah virus corona juga telah memaksa perusahaan global termasuk raksasa teknologi, produsen mobil dan perintel untuk sementara menutup operasi mereka di China. Dimana otoritas memperpanjang libur tahun baru Imlek dan memberlakukan pembatasan perjalanan di seluruh negeri.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6664 seconds (0.1#10.140)