Wabah Corona Hambat Ekspor Manggis ke China

Senin, 10 Februari 2020 - 09:26 WIB
Wabah Corona Hambat Ekspor Manggis ke China
Wabah Corona Hambat Ekspor Manggis ke China
A A A
JAKARTA - Wabah virus korona di China tidak hanya menghantui dunia kesehatan, tetapi juga perekonomian masyarakat. Satu di antara sektor ekonomi yang terdampak adalah kegiatan ekspor manggis Indonesia ke China. Imbas virus korona, ekspor manggis turun hingga 70%.

Satu di antara eksportir manggis, Jro Putu Tesan dari Radja Manggis Sejati mengungkapkan, kendala yang dihadapi yaitu transportasi dan daya beli. Selama ini manggis menuju China diangkut dengan kargo udara menggunakan pesawat komersial. “Namun, sejak adanya wabah ini maskapai penerbangan sudah menutup seluruh penerbangan dari dan menuju China,” ujar dia di Jakarta, kemarin.

Selain itu, Putu juga mengatakan daya beli masyarakat mengalami penurunan karena ada imbauan untuk tidak keluar rumah.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward mengatakan, tujuh negara sudah menutup perbatasannya dengan China. “China masih menerima impor ke negaranya, hanya saja ada larangan aktivitas bisnis di luar ruangan hingga 7 Februari 2020. Tentu ini menjadi kendala kita karena berpengaruh pada bongkar muat dan pasar lelang,” beber dia.

Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Yasid Taufik mengungkapkan persentase serapan manggis Indonesia ke China mencapai 80% atau 20.000 ton. Ini menjadikan China negara pengimpor manggis terbesar dari Indonesia.

“Imbas korona ini menyebabkan ekspor manggis Indonesia terhambat, sementara manggis sudah masuk ke musim panen raya,” cetus dia.

Yasid menambahkan, solusi terkait hal ini adalah dengan melakukan intervensi pasar baru secara cepat ke negara-negara lain. Amerika Serikat, Rusia, Vietnam, dan India dapat menjadi alternatif jangka panjang.

“Peluang masuknya manggis ke Amerika Serikat cukup besar karena pasar untuk mangga, jambu, dan manggis mencapai 500.000 ton. Rusia pun memiliki pasar yang terbuka bagi manggis dan regulasinya tidak seketat negara Asia Timur,” kata Yasid.(Sudarsono)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5406 seconds (0.1#10.140)