Terdampak Corona Impor dari China Turun, Pemerintah Waspada
A
A
A
JAKARTA - Penyebaran virus corona mulai berdampak pada geliat ekonomi Indonesia, khususnya pada kegiatan ekspor dan impor dari China. Padahal, sebagaimana diketahui, arus barang dari China berkontribusi sebesar 27% terhadap total impor Indonesia.
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai Syarif Hidayat menyatakan, saat ini terjadi penurunan impor dari China seiring dengan mewabahnya virus corona.
"Kalau lihat tren dari Januari ke Desember nggak ada perubahan signifikan. Penurunan terjadi karena memang biasanya 2 pekan sebelum dan setelah Imlek, impor dan ekspor mengalami penurunan. Tapi pas sekarang penurunannya terasa sekali di awal Februari ini," ujar Syarif di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Dia melanjutkan, jika dalam beberapa bulan ke depan penurunan terus terjadi, maka pemerintah akan segera melakukan penanganan karena kemungkinan besar hal itu memang disebabkan oleh hal lain selain siklus.
"Kami akan tinjau dalam beberapa bulan ke depan. Nah kalau masih turun artinya memang bahaya, harus ada penanganan, makanya kita tengah melakukan cara agar impor tidak terlalu parah," tegasnya.
Dia pun melanjutkan penurunan impor bahan baku dari China bisa berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Sebab, impor barang tersebut diperlukan industri dalam negeri untuk melakukan produksi.
"Memang untuk impor bahan baku mengalami penurunan. Tapi kita amati dalam beberapa bulan ke depan kalau turun terus memang ini jadi masalah. Karena ini bahan baku industri untuk ekspor. Kita harus hati-hati, kalau terus turun beberapa bulan harus cari sumber lain," jelasnya.
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai Syarif Hidayat menyatakan, saat ini terjadi penurunan impor dari China seiring dengan mewabahnya virus corona.
"Kalau lihat tren dari Januari ke Desember nggak ada perubahan signifikan. Penurunan terjadi karena memang biasanya 2 pekan sebelum dan setelah Imlek, impor dan ekspor mengalami penurunan. Tapi pas sekarang penurunannya terasa sekali di awal Februari ini," ujar Syarif di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Dia melanjutkan, jika dalam beberapa bulan ke depan penurunan terus terjadi, maka pemerintah akan segera melakukan penanganan karena kemungkinan besar hal itu memang disebabkan oleh hal lain selain siklus.
"Kami akan tinjau dalam beberapa bulan ke depan. Nah kalau masih turun artinya memang bahaya, harus ada penanganan, makanya kita tengah melakukan cara agar impor tidak terlalu parah," tegasnya.
Dia pun melanjutkan penurunan impor bahan baku dari China bisa berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Sebab, impor barang tersebut diperlukan industri dalam negeri untuk melakukan produksi.
"Memang untuk impor bahan baku mengalami penurunan. Tapi kita amati dalam beberapa bulan ke depan kalau turun terus memang ini jadi masalah. Karena ini bahan baku industri untuk ekspor. Kita harus hati-hati, kalau terus turun beberapa bulan harus cari sumber lain," jelasnya.
(fjo)