Jaga Suplai, Jokowi Minta Impor Bahan Baku Tidak Dipersulit

Rabu, 04 Maret 2020 - 12:33 WIB
Jaga Suplai, Jokowi...
Jaga Suplai, Jokowi Minta Impor Bahan Baku Tidak Dipersulit
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta agar prosedur impor bahan baku tidak dipersulit, mengingat pasokan menjadi terganggu akibat adanya wabah virus corona yang telah menyebar hingga tiga benua. Ditekankan olehnya tidak bolah ada lagi hambatan perdagangan, sehingga bisa mendorong perekonomian nasional.

“Jangan lagi ada yang menghambat di situ. Karena nanti menyangkut bahan baku industri. Hati-hati ini dan kita tahu industri yang ada di China sudah berhenti. Padahal suplai bahan baku banyak dari sana. Sudah di sana sulit, masuk di sini dipersulit. Hati-hati policy, kebijakan yang berkaitan dengan ini,” kata Jokowi saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Rabu (4/3/3030).

Dia juga memperingatkan jangan sampai industri yang membutuhkan bahan baku garam dan gula mengeluh masalah suplai. Apalagi pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia saat ini sedang naik.

“Saya lihat pertumbuhan makanan dan minuman atau mamin, itu naik. Mestinya kapasitas ini naik dong. Kapasitas suplai bahan bakunya. Hitung-Hitungannya setiap tahun kita punya kok. Berapa sih kebutuhan garam industri? Berapa sih kebutuhan gula industri? Ada semuanya. Hati-hati mengenai ini,” ungkapnya.

(Baca Juga: Jokowi Peringatkan Corona Bikin Supply, Demand hingga Produksi Rusak Semua)

Jokowi mengaku bahwa dirinya sering marah kepada menteri maupun dirjen karena persoalan prosedur yang masih saja sulit. Terlebih di situasi saat ini yang tidak normal harusnya direspons secara cepat.

“Misalnya industri holtikultura, urusan anggur urus dokumen saja sangat sulit sekali. Juga komoditas-komoditas yang lain, perlu rekomendasi dari sini, rekomendasi dari sini. Ini sudah harus hilang dalam situasi kayak gini,” ujarnya.

Terlebih lagi menurutnya saat ini ada peningkatan purchasing manager index di Indonesia. Peningkatan ini terjadi karena ada pesanan negara lain yang sebelumnya ke China berbelok ke Indonesia karena adanya virus corona. Dimana Indonesia saat ini di atas 50% sementara China anjlok menjadi 35%. Maka dari itu suplai bahan baku harus dijaga agar pesanan yang masuk ke Indonesia dapat dipenuhi.

“Kalau ini bertambah artinya apa? Suplai bahan bakunya harus ada. Hubungannya itu kita harus ngerti. Kalau ada tambahan pesanan kemudian suplai bahan bakunya ga ada, ya percuma. Mau ngerjain apa dengan pesanan yang ada. Ini ada peluang, ini ada kesempatan. Tapi sekali prosedur-prosedur itu harus mulai direlaksasi, dihilangkan, disederhanakan. Jadi yang namanya impor bahan baku berilah betul-betul perhatian,” paparnya.

Maka dari itu dia meminta agar rapat kerja Kementerian perdagangan fokus pada perbaikan prosedur. Dalam hal ini bagaimana memberikan relaksasi, kelonggaran dan mempercepat semua prosedur yang sebelumnya sulit.

“Itu saja yang dibicarakan, sudah. Prosedur mana potong, prosedur mana sederhanakan, prosedur mana simple-kan. Situasinya ini tidak normal. Jangan bapak , ibu dan saudara-saudara menganggap ini situasi yang normal. Ini sangat tidak normal,” tuturnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9497 seconds (0.1#10.140)