Satu Suara Tolak Omnibus Law, KSPSI Imbau Buruh Jaga Situasi
A
A
A
JAKARTA - Aksi unjuk rasa buruh menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja di Tangerang pada Selasa (3/3) menuai kritik. Sebab, aksi yang disertai tindakan sweeping ke berbagai perusahaan oleh aliansi buruh yang melakukan demo ini mengakibatkan adanya korban pemukulan dan terhentinya proses produksi perusahaan.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Tangerang Ahmad Supriadi membenarkan bahwa ada anggota KSPSI menjadi korban pemukulan dan sweeping para buruh yang melakukan aksi di Tangerang.
"Yang paling parah itu Erus Saleh yang bekerja di PT IKAD (Industri Keramik Angsa Daya) di Kecamatan Pasar Kamis, Tangerang. Korban terpaksa dijahit di bagian mulut. Sementara puluhan orang luka-luka ringan," katanya kepada media di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Ahmad menuturkan, pada saat itu ada aliansi buruh yang turun ke jalan menentang RUU Omnibus Law Cipta kerja. Rencananya, kata dia, para buruh akan ke kantor gubernur. Tapi, yang terjadi malah melakukan aksi sweeping ke perusahaan-perusahaan.
"Sudah seharusnya seluruh buruh bersatu menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Tapi bukan malah saling serang dan sweeping," sesalnya.
Ahmad menegaskan, pihaknya bukan tidak mendukung perjuangan menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Bahkan, imbuh dia, KSPSI secara nasional sudah melakukan aksi besar-besaran pada bulan Februari lalu di Jakarta.Aksi pada Februari lalu langsung dipimpin oleh Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea. Andi Gani mengambil risiko memimpin langsung aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja mengingat jabatannya sebagai presiden komisaris di salah satu BUMN.
"Kami kerahkan lebih dari 10.000 anggota yang bertolak ke sana. Tapi aksi kami damai dan tertib tanpa adanya sweeping," tandasnya.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Tangerang Ahmad Supriadi membenarkan bahwa ada anggota KSPSI menjadi korban pemukulan dan sweeping para buruh yang melakukan aksi di Tangerang.
"Yang paling parah itu Erus Saleh yang bekerja di PT IKAD (Industri Keramik Angsa Daya) di Kecamatan Pasar Kamis, Tangerang. Korban terpaksa dijahit di bagian mulut. Sementara puluhan orang luka-luka ringan," katanya kepada media di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Ahmad menuturkan, pada saat itu ada aliansi buruh yang turun ke jalan menentang RUU Omnibus Law Cipta kerja. Rencananya, kata dia, para buruh akan ke kantor gubernur. Tapi, yang terjadi malah melakukan aksi sweeping ke perusahaan-perusahaan.
"Sudah seharusnya seluruh buruh bersatu menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Tapi bukan malah saling serang dan sweeping," sesalnya.
Ahmad menegaskan, pihaknya bukan tidak mendukung perjuangan menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Bahkan, imbuh dia, KSPSI secara nasional sudah melakukan aksi besar-besaran pada bulan Februari lalu di Jakarta.Aksi pada Februari lalu langsung dipimpin oleh Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea. Andi Gani mengambil risiko memimpin langsung aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja mengingat jabatannya sebagai presiden komisaris di salah satu BUMN.
"Kami kerahkan lebih dari 10.000 anggota yang bertolak ke sana. Tapi aksi kami damai dan tertib tanpa adanya sweeping," tandasnya.
(fjo)