Indef Nilai Pergerakan Rupiah Dipengaruhi Ketidakpastian Global
A
A
A
JAKARTA - Setelah sempat dihajar oleh kasus corona dan perang minyak Arab Saudi dengan Rusia, nilai tukar rupiah berbalik menguat pada Selasa (10/3/2020). Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 41 poin atau 0,28% ke level Rp14.351 per dolar Amerika Serikat, berbanding Senin lalu di Rp14.392 per dolar AS.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudisthira, menilai penguatan rupiah pada Selasa hanya bersifat sementara.
"Penguatan rupiah pada Selasa hanya bersifat sementara setelah sempat kaget karena bertambahnya jumlah kasus corona di Indonesia. Juga memburuknya kasus corona di Italia, dan dampak perang harga minyak Arab Saudi dan Rusia yang membuar pasar syok dan panic selling," terang Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Dia menerangkan bahwa rupiah berhasil rebound karena secara fundamental memang tidak seburuk diperkirakan. Gerak rupiah lebih dipengaruhi oleh ketidakpastian global akibat penyebaran corona. Sehingga investor melakukan langkah rasional dengan melakukan pertimbangan strategi.
"Ketika yield treasury Amerika Serikat mengalami penurunan imbas pemangkasan spread suku bunga oleh The Fed, maka berpengaruh pada surat berharga negara (SBN) menjadi cukup lebar. Investasi di surat utang ini menjadi menarik dan membuat rupiah dapat mengurangi pelemahan," jelasnya.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudisthira, menilai penguatan rupiah pada Selasa hanya bersifat sementara.
"Penguatan rupiah pada Selasa hanya bersifat sementara setelah sempat kaget karena bertambahnya jumlah kasus corona di Indonesia. Juga memburuknya kasus corona di Italia, dan dampak perang harga minyak Arab Saudi dan Rusia yang membuar pasar syok dan panic selling," terang Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Dia menerangkan bahwa rupiah berhasil rebound karena secara fundamental memang tidak seburuk diperkirakan. Gerak rupiah lebih dipengaruhi oleh ketidakpastian global akibat penyebaran corona. Sehingga investor melakukan langkah rasional dengan melakukan pertimbangan strategi.
"Ketika yield treasury Amerika Serikat mengalami penurunan imbas pemangkasan spread suku bunga oleh The Fed, maka berpengaruh pada surat berharga negara (SBN) menjadi cukup lebar. Investasi di surat utang ini menjadi menarik dan membuat rupiah dapat mengurangi pelemahan," jelasnya.
(ven)