Modal Asing Rp40,16 Triliun Kabur Tinggalkan RI Imbas Corona
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, total aliran modal asing yang keluar alias nett outflow dari Indonesia sejak Januari hingga medio Maret 2020 yaitu Rp40,16 triliun. Derasnya modal asing yang keluar ini terjadi akibat kekhawatiran atas penyebaran wabah virus corona.
"Dampak temporer dari virus corona ini bahwa secara tahun kalender atau year to date terjadi nett outflow Rp40,16 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Rinciannya, total nett outflow tersebut terdiri dari obligasi pemerintah yang keluar Rp31,76 triliun dan Rp4,87 triliun modal asing yang keluar dari saham. Sedangkan sisanya keluar dari instrumen yang lain.
Derasnya outflow terjadi terutama di bulan Februari dan Maret. Pada bulan Februari saja, outflow tercatat sebesar Rp 28,9 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN). "Kemudian, aliran modal asing juga telah keluar sebesar Rp 18 triliun dari SBN di bulan Maret," jelasnya
Perry pun sangat menyayangkan hal ini karena aliran modal yang masuk sebelum virus corona mewabah sudah cukup besar. "Januari masih nett inflow begitu 25 Januari terjadi virus corona langsung terjadi outflow," ujarnya.
Seiring masih berlanjutnya kekhawatiran penyebaran virus corona, ia menilai para investor memang tak mau ambil risiko. Sehingga, mayoritas investor global saat ini beramai-ramai menjual portofolionya.
Namun orang nomor satu di bank sentral ini meyakini para investor asing akan kembali menanamkan modalnya di Tanah Air jika keadaan membaik. Dengan begitu, Perry menjelaskan bahwa saat ini investor memang cenderung beralih menyimpan uang tunai dan emas.
Akibat adanya outflow yang cukup besar, ini, ia mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terdepresiasi 3,39% sejak awal Januari hingga 10 Maret 2020. "Ini memang saat-saat yang heavy pressure di mana perang dagang belum selesai, masih ada corona, belum lagi perang minyak," ungkapnya.
"Dampak temporer dari virus corona ini bahwa secara tahun kalender atau year to date terjadi nett outflow Rp40,16 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Rinciannya, total nett outflow tersebut terdiri dari obligasi pemerintah yang keluar Rp31,76 triliun dan Rp4,87 triliun modal asing yang keluar dari saham. Sedangkan sisanya keluar dari instrumen yang lain.
Derasnya outflow terjadi terutama di bulan Februari dan Maret. Pada bulan Februari saja, outflow tercatat sebesar Rp 28,9 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN). "Kemudian, aliran modal asing juga telah keluar sebesar Rp 18 triliun dari SBN di bulan Maret," jelasnya
Perry pun sangat menyayangkan hal ini karena aliran modal yang masuk sebelum virus corona mewabah sudah cukup besar. "Januari masih nett inflow begitu 25 Januari terjadi virus corona langsung terjadi outflow," ujarnya.
Seiring masih berlanjutnya kekhawatiran penyebaran virus corona, ia menilai para investor memang tak mau ambil risiko. Sehingga, mayoritas investor global saat ini beramai-ramai menjual portofolionya.
Namun orang nomor satu di bank sentral ini meyakini para investor asing akan kembali menanamkan modalnya di Tanah Air jika keadaan membaik. Dengan begitu, Perry menjelaskan bahwa saat ini investor memang cenderung beralih menyimpan uang tunai dan emas.
Akibat adanya outflow yang cukup besar, ini, ia mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terdepresiasi 3,39% sejak awal Januari hingga 10 Maret 2020. "Ini memang saat-saat yang heavy pressure di mana perang dagang belum selesai, masih ada corona, belum lagi perang minyak," ungkapnya.
(akr)