Akibat Corona, Ekonomi Jabar Diprediksi Turun ke 3,7%

Jum'at, 27 Maret 2020 - 19:02 WIB
Akibat Corona, Ekonomi...
Akibat Corona, Ekonomi Jabar Diprediksi Turun ke 3,7%
A A A
BANDUNG - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat memprediksi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal I 2020 bakal turun di kisaran 3,7% hingga 4,1%.

Kepala KPW BI Jawa Barat Herawanto mengatakan ekonomi nasional maupun Jawa Barat saat ini tengah menghadapi tantangan berat akibat merebaknya virus corona. Kondisi ini telah mengganggu kinerja perekonomian.

"Di Jawa Barat, dampak jangka pendek terlihat terutama di bulan Maret 2020, yaitu menurunnya kegiatan perdagangan, hotel, restoran, rekreasi, serta terbatasnya aktivitas industri dan sejumlah sektor lainnya," kata Herawanto, Jumat (27/3/2020).

Dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat kuartal I 2020 dapat lebih rendah dari perkiraan semula yaitu 4,1%-4,5% (yoy) menjadi 3,7%-4,1%. Bahkan, keseluruhan tahun 2020 diperkirakan jauh lebih rendah dari rerata historisnya.

Apalagi, kinerja ekspor dan impor Jawa Barat di awal tahun 2020 mulai terimbas. Pada Januari 2020, kinerja ekspor dan impor Jawa Barat mengalami perlambatan. Berdasarkan data BPS Jawa Barat, ekpor pada Januari 2020 turun sebesar 8,54% (yoy), terutama terjadi pada industri utama Jawa Barat, yakni elektronik, TPT dan otomotif.

Sementara impor pada Januari 2020 juga turun yaitu sebesar 7,90% (yoy), akibat terhambatnya pasokan barang raw material dari China. Juga permasalahan pengiriman ekspor akibat merebaknya kasus corona di negara-negara tujuan ekspor.

Di sisi lain, pandemi corona juga mempengaruhi tingkat inflasi di Jawa Barat. Inflasi Jawa Barat tahun 2020 secara keseluruhan diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Inflasi Jawa Barat bulan Januari dan Februari relatif cukup tinggi yang disumbang oleh kenaikan harga komoditas pangan terutama bawang putih.

"Selain itu, kenaikan cukai tembakau dan kenaikan tarif angkutan online, turut mendorong inflasi di tahun 2020," kata dia.

Pandemi corona juga menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global. Termasuk menekan banyak mata uang dunia termasuk rupiah serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman seperti emas.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5793 seconds (0.1#10.140)