Bekerja dari Rumah, Konsumsi BBM Pertamina Turun 16%
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melaporkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) mengalami penurunan akibat kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH).
Berdasarkan laporan perseroan, konsumsi harian BBM anjlok menjadi 113 juta liter dari rata-rata konsumsi normal sebanyak 134 juta liter atau turun sebesar 16%.
“Selama masa aktifitas bekerja dari rumah terjadi penurunan konsumsi harian BBM sebesar 16% menjadi 113 juta liter dari rata rata komsumsi normal harian sebesar 134 juta liter. Namun demikian kami tetap menjaga stok BBM nasional di atas 22 hari,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Menurut dia, pasokan BBM nasional untuk produk jenis gasoline yakni Premium, Pertalite, dan Pertamax berada pada level aman di atas 22 hari. Sedangkan untuk pasokan produk Pertamax Turbo mencapai 42 hari dan Minyak Tanah mencapai 89 hari.
“Adapun untuk produk jenis gasoil yakni Solar dan Dexlite dapat memenuhi ketersediaan di atas 24 hari dan pasokan produk Pertamina Dex secara nasional mencapai 53 hari,” kata dia.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi gas elpiji. Fajriyah mengatakan, konsumsi gas elpiji justru mengalami peningkatan akibat dari kebijakan bekerja dari rumah. Peningkatan konsumsi gas elpiji terjadi di sektor rumah tangga.
Rinciannya, konsumsi harian gas elpiji 3 kilogram (kg) mengalami peningkatan menjadi 22.117 metrik ton dari konsumsi normal harian sebanyak 21.927 metrik ton atau meningkat sebesar 1 persen.
Seiring dengan kondisi tersebut, Pertamina menjamin ketersediaan stok gas elpiji secara nasional saat ini berada di level 16 hari. “Kami terus memonitor peningkatan kebutuhan gas elpiji khususnya elpiji 3 kg. Kendati kuotanya diatur oleh regulator, namun penyesuaian penambahan permintaan fakultatif dari masing-masing pemerintah daerah dapat diberikan di wilayah yang memang memerlukan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” tandas dia.
Tidak hanya gas elpiji 3 kg yang mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Pertamina, konsumsi gas elpiji non subsidi kemasan 5,5 kg atau Bright Gas juga mengalami lonjakan.
Peningkatan konsumsi Bright Gas mencapai 9% dalam 3 minggu terakhir. Hal itu tidak terlepas dari upaya Pertamina untuk meningkatkan pelayanan, diantaranya promo diskon dan pelayanan antar atau Pertamina Delivery Service melalui pemesanan call center Pertamina 135.
Berdasarkan laporan perseroan, konsumsi harian BBM anjlok menjadi 113 juta liter dari rata-rata konsumsi normal sebanyak 134 juta liter atau turun sebesar 16%.
“Selama masa aktifitas bekerja dari rumah terjadi penurunan konsumsi harian BBM sebesar 16% menjadi 113 juta liter dari rata rata komsumsi normal harian sebesar 134 juta liter. Namun demikian kami tetap menjaga stok BBM nasional di atas 22 hari,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Menurut dia, pasokan BBM nasional untuk produk jenis gasoline yakni Premium, Pertalite, dan Pertamax berada pada level aman di atas 22 hari. Sedangkan untuk pasokan produk Pertamax Turbo mencapai 42 hari dan Minyak Tanah mencapai 89 hari.
“Adapun untuk produk jenis gasoil yakni Solar dan Dexlite dapat memenuhi ketersediaan di atas 24 hari dan pasokan produk Pertamina Dex secara nasional mencapai 53 hari,” kata dia.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi gas elpiji. Fajriyah mengatakan, konsumsi gas elpiji justru mengalami peningkatan akibat dari kebijakan bekerja dari rumah. Peningkatan konsumsi gas elpiji terjadi di sektor rumah tangga.
Rinciannya, konsumsi harian gas elpiji 3 kilogram (kg) mengalami peningkatan menjadi 22.117 metrik ton dari konsumsi normal harian sebanyak 21.927 metrik ton atau meningkat sebesar 1 persen.
Seiring dengan kondisi tersebut, Pertamina menjamin ketersediaan stok gas elpiji secara nasional saat ini berada di level 16 hari. “Kami terus memonitor peningkatan kebutuhan gas elpiji khususnya elpiji 3 kg. Kendati kuotanya diatur oleh regulator, namun penyesuaian penambahan permintaan fakultatif dari masing-masing pemerintah daerah dapat diberikan di wilayah yang memang memerlukan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” tandas dia.
Tidak hanya gas elpiji 3 kg yang mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Pertamina, konsumsi gas elpiji non subsidi kemasan 5,5 kg atau Bright Gas juga mengalami lonjakan.
Peningkatan konsumsi Bright Gas mencapai 9% dalam 3 minggu terakhir. Hal itu tidak terlepas dari upaya Pertamina untuk meningkatkan pelayanan, diantaranya promo diskon dan pelayanan antar atau Pertamina Delivery Service melalui pemesanan call center Pertamina 135.
(ind)