Standar tinggi, buah Indramayu sulit tembus Australia

Jum'at, 23 Desember 2011 - 13:45 WIB
Standar tinggi, buah Indramayu sulit tembus Australia
Standar tinggi, buah Indramayu sulit tembus Australia
A A A
Sindonews.com - Meski terkenal manis, dua buah asal Indramayu, manggis dan mangga rupanya belum mampu menembus pasar Australia. Hal ini lantaran tingginya standar proses ekspor-impor di negara tersebut.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, sampai hari ini kedua buah tersebut tidak bisa dikirim ke Australia karena dianggap tidak memenuhi syarat.

"Ini agak lucu, karena seingat saya mangga Indramayu itu enak sekali dan sampai sekarang masih sehat kita (karena memakannya). Ini (karena), mereka melakukan proses karantina yang ketat sekali ke Australia," ungkapnya saat ditemui di Kantornya, Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 22 Desember 2011 malam.

Meski begitu, Gita mengaku kagum akan ketegasan negara-negara tersebut menjaga standarisasi mereka. "Kita harus belajar dari negara maju, karena ini disiplin yang sangat mulia yang harus kita pertimbangkan," katanya.

Selain itu, Gita juga menyetujui pelabuhan sebagai satu-satunya pintu masuk untuk proses ekspor impor. "Jadinya itu Belawan, Batam, pelabuhan laut, saya rasa cukup bagus gagasannya dan itu sangat sepadan dengan praktik-praktik yang sudah dilakukan oleh negara manapun," imbuhnya.

Belajar dari kejadian tersebut, Gita menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian Suswono mengenai proses komoditas holtikultura. Gita mengaku mendukung dengan cara mengambil sikap untuk lebih hati-hati dalam proses karantina melalui proses penerimaan komoditas holtikultura.

"Itu Permentan-nya sudah keluar, itu merupakan bagian dari diskusi dan dialog dengan Menteri Pertanian. Dan tentunya kita akan sambut dengan Permendag yang baru untuk penyikapan penerimaan holtikultura di Indonesia," kata Gita.

Adapun proses yang dimaksud Gita, adalah kedatangan barang hortikultura ke Indonesia harus melalui proses karantina, proses analisa risiko. Manfaat dari proses tersebut menurutnya adalah supaya barang yang dikonsumsi di Indonesia mengacu kepada K3L.

"Kesehatan, Kenyamanan, Keselamatan dan Lingkungan. Dua sampai tiga minggu yang lalu kita sudah temukan ratusan termasuk ratusan barang-barang pangan yang tidak mengacu ke peraturan-peraturan tersebut," tandasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4840 seconds (0.1#10.140)