Konsumsi domestik topang ekonomi 2012
A
A
A
Sindonews.com - Konsumsi domestik tetap akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012. Pemerintah memperkirakan tahun ini konsumsi domestik meningkat 9,1 persen hingga menjadi Rp4.124 triliun.
Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh 6,7 persen di tengah melambatnya laju pertumbuhan global di sejumlah kawasan seperti Eropa. ”Untuk 2012,saya positif dan optimistis karena perekonomian kita saat ini kuat sekali,” ujar Gita di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, krisis ekonomi global akan menyebabkan perlambatan permintaan dari pasar luar negeri. Karena itu, Indonesia akan fokus pada sumber-sumber pertumbuhan domestik.
”Sektor perdagangan, hotel, dan restoran akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional pada 2012,”ujarnya.
Ekonom EC-Think, Telisa Falianty,memprediksi pertumbuhan konsumsi domestik tetap tinggi.Apalagi saat ini Indonesia sudah menjadi negara kelas menengah yang berarti kemampuan masyarakatnya juga ikut meningkat. Ini menimbulkan sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
”Kelas menengah terus tumbuh, itu artinya daya beli masyarakat kita juga semakin meningkat ke depan.Perekonomian akan terus tumbuh bila daya beli semakin tinggi,”ujarnya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai perekonomian Indonesia belum akan lepas dari ketergantungan konsumsi domestik.
Di tengah ancaman perlambatan ekonomi global, konsumsi domestik menjadikan ekonomi Indonesia lebih baik daripada negara lain yang ekonominya tergantung pada perdagangan luar negeri.”Terbukti ekonomi kita jauh lebih tangguh dibandingkan negara lain,” ujarnya.
Sekjen Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Rudy J Sumampouw berpandangan, sektor ritel bisa menjadi salah satu penopang ekonomi nasional pada 2012.
Perdagangan bisa menghidupkan sektor lainnya mulai dari hulu sampai hilir. “Ibaratnya, sektor ritel adalah lokomotif yang bisa menarik gerbong-gerbong usaha lain,”kata Rudy.
Momentum tertentu seperti libur Natal dan Tahun Baru maupun Idul Fitri mendorong pertumbuhan ritel setiap tahunnya. “Tahun ini, belum banyak berubah. Masih sekitar 15–20 persen pertumbuhannya. Intinya, pemerintah jangan sampai menghambat rencana ekspansi ritel. Kalau dihambat, pertumbuhan bisa melambat,” tandasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wiryanti Sukamdani optimistis terhadap bisnis hotel dan restoran di Indonesia. Dia memprediksi tingkat okupansi hotel tahun ini meningkat dari rata-rata 65 persen tahun 2011 menjadi sekitar 65–70 persen.
“Itu berdasarkan prediksi dan monitoring PHRI di empat daerah, yaitu Bali, Batam, Yogyakarta, dan DKI Jakarta,” ujarnya.
Selain kemunculan beberapa hotel baru, kamar hotel di sejumlah kota besar juga akan bertambah hingga ribuan. Menurut Wiryanti, penambahan kamar hotel itu akan terjadi di Jakarta (2.000 kamar), Bandung (1.200 kamar),dan terbanyak di Medan (di atas 2.000 kamar).Belum lagi di Bali dan Surabaya.
“Membangun hotel itu kan butuh waktu 15–18 bulan.Jadi,beberapa hotel yang pada 2011 masih sedang dibangun kemungkinan akan selesai pada 2012. Jadi, (tahun ini) memang bakal ramai,” tuturnya.
Ketua Bidang Product Development PHRI Muhdi Agustianto mengatakan, keberadaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan mendorong promosi hotel dan restoran Indonesia.Tahun ini anggotaanggota PHRI akan terus melakukan berbagai terobosan baru guna menarik minat masyarakat dan wisatawan asing.
Dia menjelaskan, ekonomi nasional yang terus bertumbuh pada tahun ini akan mendorong jumlah okupansi hotel dan restoran. Momentum khusus seperti libur Natal dan Tahun Baru serta Idul Fitri bisa mendorong pertumbuhan hotel dan restoran hingga 100 persen. “Januari tahun ini saya lihat bertumbuh, terutama hotel dan restoran di sejumlah destinasi wisata seperti Bandung dan Bali,” ungkapnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh 6,7 persen di tengah melambatnya laju pertumbuhan global di sejumlah kawasan seperti Eropa. ”Untuk 2012,saya positif dan optimistis karena perekonomian kita saat ini kuat sekali,” ujar Gita di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, krisis ekonomi global akan menyebabkan perlambatan permintaan dari pasar luar negeri. Karena itu, Indonesia akan fokus pada sumber-sumber pertumbuhan domestik.
”Sektor perdagangan, hotel, dan restoran akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional pada 2012,”ujarnya.
Ekonom EC-Think, Telisa Falianty,memprediksi pertumbuhan konsumsi domestik tetap tinggi.Apalagi saat ini Indonesia sudah menjadi negara kelas menengah yang berarti kemampuan masyarakatnya juga ikut meningkat. Ini menimbulkan sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
”Kelas menengah terus tumbuh, itu artinya daya beli masyarakat kita juga semakin meningkat ke depan.Perekonomian akan terus tumbuh bila daya beli semakin tinggi,”ujarnya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai perekonomian Indonesia belum akan lepas dari ketergantungan konsumsi domestik.
Di tengah ancaman perlambatan ekonomi global, konsumsi domestik menjadikan ekonomi Indonesia lebih baik daripada negara lain yang ekonominya tergantung pada perdagangan luar negeri.”Terbukti ekonomi kita jauh lebih tangguh dibandingkan negara lain,” ujarnya.
Sekjen Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Rudy J Sumampouw berpandangan, sektor ritel bisa menjadi salah satu penopang ekonomi nasional pada 2012.
Perdagangan bisa menghidupkan sektor lainnya mulai dari hulu sampai hilir. “Ibaratnya, sektor ritel adalah lokomotif yang bisa menarik gerbong-gerbong usaha lain,”kata Rudy.
Momentum tertentu seperti libur Natal dan Tahun Baru maupun Idul Fitri mendorong pertumbuhan ritel setiap tahunnya. “Tahun ini, belum banyak berubah. Masih sekitar 15–20 persen pertumbuhannya. Intinya, pemerintah jangan sampai menghambat rencana ekspansi ritel. Kalau dihambat, pertumbuhan bisa melambat,” tandasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wiryanti Sukamdani optimistis terhadap bisnis hotel dan restoran di Indonesia. Dia memprediksi tingkat okupansi hotel tahun ini meningkat dari rata-rata 65 persen tahun 2011 menjadi sekitar 65–70 persen.
“Itu berdasarkan prediksi dan monitoring PHRI di empat daerah, yaitu Bali, Batam, Yogyakarta, dan DKI Jakarta,” ujarnya.
Selain kemunculan beberapa hotel baru, kamar hotel di sejumlah kota besar juga akan bertambah hingga ribuan. Menurut Wiryanti, penambahan kamar hotel itu akan terjadi di Jakarta (2.000 kamar), Bandung (1.200 kamar),dan terbanyak di Medan (di atas 2.000 kamar).Belum lagi di Bali dan Surabaya.
“Membangun hotel itu kan butuh waktu 15–18 bulan.Jadi,beberapa hotel yang pada 2011 masih sedang dibangun kemungkinan akan selesai pada 2012. Jadi, (tahun ini) memang bakal ramai,” tuturnya.
Ketua Bidang Product Development PHRI Muhdi Agustianto mengatakan, keberadaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan mendorong promosi hotel dan restoran Indonesia.Tahun ini anggotaanggota PHRI akan terus melakukan berbagai terobosan baru guna menarik minat masyarakat dan wisatawan asing.
Dia menjelaskan, ekonomi nasional yang terus bertumbuh pada tahun ini akan mendorong jumlah okupansi hotel dan restoran. Momentum khusus seperti libur Natal dan Tahun Baru serta Idul Fitri bisa mendorong pertumbuhan hotel dan restoran hingga 100 persen. “Januari tahun ini saya lihat bertumbuh, terutama hotel dan restoran di sejumlah destinasi wisata seperti Bandung dan Bali,” ungkapnya.
()