Harga pangan terkendali, inflasi 2011 aman!
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan sejumlah bahan pangan pokok masih menjadi faktor pendorong terjadinya inflasi di bulan Desember 2011 yaitu sebesar 0,57 persen.
Bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 1,62 persen sehingga inflasi tahun kalender dan year on year sebesar 3,64 persen.
Sementara itu, di posisi kedua diikut oleh makanan, minuman rokok dan tembakau, dengan inflasi tahunan sebesar 0,09 persen.
Meski begitu, jika dibandingkan tahun sebelumnya tekanan dari bahan pangan mengalami penurunan drastis, dari 3,50 persen di 2010, menjadi 0,84 persen di 2011. Sementara makanan, minuman rokok dan tembakau, tercatat sebesar 2,23 persen pada 2010, sementara untuk 2011 menjadi 0,78 persen.
"Sedangkan untuk inflasi tahun kalender (periode Januari sampai dengan Desember) inflasi berada di kisaran 3,79 persen, dan year on year (yoy) berada di kisaran 3,79 persen," ungkap Pelaksana Tugas Harian (Plt) BPS Suryamin di acara pengumuman angka inflasi di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta (2/1/2011).
Sementara untuk inflasi inti Desember, tercatat berada di kisaran 0,28 persen dengan inflasi inti tahun kalender dan inflasi inti year on year berada di kisaran 4,34 persen.
Di bulan Desember, dari 66 kota Indeks Harga Konsumsi (IHK), seluruhnya mengalami inflasi. "Inflasi tertinggi di kupang dengan 2,19 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Tanjung Pinang 0,02 persen," tutur dia.
Selain itu, BPS mencatatkan laju inflasi dari harga bergejolak (volatiled) tahun kalender sebesar 3,37 persen, dengan year on year 3,57 persen dan inflasi harga diatur pemerintah sebesar 2,78 persen.
Pemerintah sendiri mematok target inflasi di kisaran 5,7 persen untuk 2011 ini, sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi akan berada di angka lima plus minus satu persen.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menuturkan, inflasi secara keseluruhan sepanjang 2011 sebesar 3,79 persen. "Itu di bawah target pemerintah yang sebesar 5,65 persen," jelas dia.
Rendahnya tekanan IHK alias inflasi tahunan 2011 di angka 3,79 persen, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bambang PS Brojonegoro merupakan pencapaian terbaik Indonesia pasca krisis moneter di 1998 dan terjadi ketika pertumbuhan cukup tinggi pada (kisaran) kira-kira 6,5 persen.
Menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi yang menyebabkan rendahnya tekanan inflasi pada 2011. Mulai dari kestabilan harga pangan yang tetap terjaga di 2011 lalu. Serta keputusan pemerintah untuk tidak melakukan penyesuaian alias kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. "Serta inflasi inti yang terkendali," tukas dia. (ank)
Bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 1,62 persen sehingga inflasi tahun kalender dan year on year sebesar 3,64 persen.
Sementara itu, di posisi kedua diikut oleh makanan, minuman rokok dan tembakau, dengan inflasi tahunan sebesar 0,09 persen.
Meski begitu, jika dibandingkan tahun sebelumnya tekanan dari bahan pangan mengalami penurunan drastis, dari 3,50 persen di 2010, menjadi 0,84 persen di 2011. Sementara makanan, minuman rokok dan tembakau, tercatat sebesar 2,23 persen pada 2010, sementara untuk 2011 menjadi 0,78 persen.
"Sedangkan untuk inflasi tahun kalender (periode Januari sampai dengan Desember) inflasi berada di kisaran 3,79 persen, dan year on year (yoy) berada di kisaran 3,79 persen," ungkap Pelaksana Tugas Harian (Plt) BPS Suryamin di acara pengumuman angka inflasi di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta (2/1/2011).
Sementara untuk inflasi inti Desember, tercatat berada di kisaran 0,28 persen dengan inflasi inti tahun kalender dan inflasi inti year on year berada di kisaran 4,34 persen.
Di bulan Desember, dari 66 kota Indeks Harga Konsumsi (IHK), seluruhnya mengalami inflasi. "Inflasi tertinggi di kupang dengan 2,19 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Tanjung Pinang 0,02 persen," tutur dia.
Selain itu, BPS mencatatkan laju inflasi dari harga bergejolak (volatiled) tahun kalender sebesar 3,37 persen, dengan year on year 3,57 persen dan inflasi harga diatur pemerintah sebesar 2,78 persen.
Pemerintah sendiri mematok target inflasi di kisaran 5,7 persen untuk 2011 ini, sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi akan berada di angka lima plus minus satu persen.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menuturkan, inflasi secara keseluruhan sepanjang 2011 sebesar 3,79 persen. "Itu di bawah target pemerintah yang sebesar 5,65 persen," jelas dia.
Rendahnya tekanan IHK alias inflasi tahunan 2011 di angka 3,79 persen, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bambang PS Brojonegoro merupakan pencapaian terbaik Indonesia pasca krisis moneter di 1998 dan terjadi ketika pertumbuhan cukup tinggi pada (kisaran) kira-kira 6,5 persen.
Menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi yang menyebabkan rendahnya tekanan inflasi pada 2011. Mulai dari kestabilan harga pangan yang tetap terjaga di 2011 lalu. Serta keputusan pemerintah untuk tidak melakukan penyesuaian alias kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. "Serta inflasi inti yang terkendali," tukas dia. (ank)
()