Investment grade harus dorong sektor pertanian

Selasa, 03 Januari 2012 - 16:34 WIB
Investment grade harus...
Investment grade harus dorong sektor pertanian
A A A
Sindonews.com - Momentum kenaikan investment grade yang diraih Indonesia diharapkan mampu memberikan dorongan kepada peningkatan produksi pangan nasional dan pengembangan infrastruktur pertanian di 2012.

Anggota Komisi IV DPR RI Rofi' Munawar mengatakan Indonesia adalah satu negara yang mengalami perubahan signifikan dalam Foreign Direct Investment (FDI), bergerak dari peringkat ke-20 menjadi ke-9.

Arus masuk FDI ke Indonesia adalah USD13 miliar pada tahun 2010 atau 160 persen lebih tinggi dari tahun 2009. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang kuat, pasar konsumen yang besar, dan sumber daya alam yang berlimpah.

"Investasi harus diarahkan juga kepada foreign direct investment pertanian, jangan hanya ke pasar modal dan finansial. Sektor pertanian merupakan sektor riil yang sangat langsung berkaitan dengan tenaga kerja yang besar dan konsumen yang jelas. Bagi pemerintah momentum investment grade harus mampu meningkatkan daya saing pertanian lokal dan dirasakan pertumbuhannya oleh para petani," tegas ketua Kelompok Komisi (Kapoksi) IV PKS ini dalam rilisnya kepada Sindonews, Jakarta, Selasa (3/1/2011).

Peringkat investasi ini diharapkan juga mampu mendorong Indonesia melakukan akselerasi infrastruktur dan regulasi pangan yang kompetitif sehingga mobilitas ataupun distribusi barang dan jasa menjadi efisien.

Realisasi investor sektor pangan dan perkebunan pada 2011 mencapai Rp8,3 triliun penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing sebesar US$ 1 miliar.

Investasi di bidang infrastruktur, seperti irigasi dan waduk, juga menjadi hal yang penting. Serta, harus ada adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, terutama membekali petani dengan ilmu iklim untuk merencanakan pola tanam dan merekayasa varietas baru.

Sektor pertanian menjadi penting untuk menangkap momentum ini, mengingat tren kebutuhan pangan yang begitu besar dari tahun ke tahun. Sehingga akan menyebabkan investasi di sektor komoditas pangan diprediksi meningkat tajam.

Target pemerintah tahun 2012 dalam bidang pangan terbilang besar, oleh karenanya perlu infrastuktur dan iklim investasi pertanian yang baik. Ditargetkan produksi padi naik 6,63 juta ton gabah kering giling (GKG) (10,14 persen), jagung naik 6,8 juta ton (39,53 persen), dan kedelai naik 1,03 juta ton (118,39 persen).

Pencapaian laju inflasi yang rendah di tahun 2011 hanya 3,79 persen turun dibandingkan tahun 2010 di angka 6,96 persen. Keberhasilan panen raya pada bulan maret dan April 2011 memberikan kontribusi sektor pangan terhadap rendahnya inflasi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Suryamin Suryamin juga menjelaskan, tekanan inflasi pada Desember 2011 didorong oleh bahan makanan yang menyumbang inflasi sebesar 0,37 persen.

Rofi juga menegaskan, seluruh pencapaian produksi pertanian tahun 2012 harus mampu diserap secara maksimum oleh konsumen dalam negeri. Bukan hal yang sulit jika dilakukan dengan serius oleh Pemerintah, dengan pendapatan per kapita tahun 2011 sekitar USD3.600 per jiwa masyarakat Indonesia memberi gambaran bahwa daya beli terhadap komoditas pangan akan semakin meningkat.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0702 seconds (0.1#10.140)