Minim infrastruktur, BlackBerry ogah investasi di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Produsen BlackBerry yang hingga saat ini masih belum mau berinvestasi di Indonesia. Penyebabnya, karena tidak siapnya infrastruktur yang ada di negara ini. Infrastruktur yang berantakan ini terjadi karena dana anggaran pemerintah habis untuk subsidi.
"Pengusaha mencari tempat yang available. Kalau memang available mereka pasti datang (BlackBerry)," ungkap Anggota Komisi VII DPR Mardani Ali Sera dalam acara Polemik Sindo Radio, di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu 7 Januari 2012.
Menurutnya, ketidaksiapan infrastruktur ini sangat mencekik pengusaha karena menjadi beban biaya yang sangat besar bagi pengusaha dalam mengelola bisnisnya. Imbasnya, konsumen juga yang akan menanggungnya, semua menjadi lebih mahal.
"Dan contoh lain UMR. UMK Bekasi tertinggi, pengusaha teriak karena tidak mampu. Pemerintah lalai infrastruktur, karena subsidi salah arah," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa pernah mengatakan bila tidak dipilihnya Indonesia oleh produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM) untuk investasi jangan ditanggapi seperti orang kebakaran jenggot. Yang harus dilakukan adalah memperbaiki iklim investasi Indonesia untuk ke depannya.
"Pada akhirnya BlackBerry tidak memilih kita, jangan ngambek. Jangan kebakaran jenggot, sudahlah," ungkap Hatta beberapa waktu lalu.
Walaupun demikian, Hatta mengatakan, kalau peluang BlackBerry untuk investasi di Indonesia masih ada, karena memang pangsa pasar Indonesia yang cukup luas. "Saya kira peluang untuk itu masih ada, bukan hanya RIM loh, Iphone sudah meningkat juga," pungkasnya. (bro)
"Pengusaha mencari tempat yang available. Kalau memang available mereka pasti datang (BlackBerry)," ungkap Anggota Komisi VII DPR Mardani Ali Sera dalam acara Polemik Sindo Radio, di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu 7 Januari 2012.
Menurutnya, ketidaksiapan infrastruktur ini sangat mencekik pengusaha karena menjadi beban biaya yang sangat besar bagi pengusaha dalam mengelola bisnisnya. Imbasnya, konsumen juga yang akan menanggungnya, semua menjadi lebih mahal.
"Dan contoh lain UMR. UMK Bekasi tertinggi, pengusaha teriak karena tidak mampu. Pemerintah lalai infrastruktur, karena subsidi salah arah," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa pernah mengatakan bila tidak dipilihnya Indonesia oleh produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM) untuk investasi jangan ditanggapi seperti orang kebakaran jenggot. Yang harus dilakukan adalah memperbaiki iklim investasi Indonesia untuk ke depannya.
"Pada akhirnya BlackBerry tidak memilih kita, jangan ngambek. Jangan kebakaran jenggot, sudahlah," ungkap Hatta beberapa waktu lalu.
Walaupun demikian, Hatta mengatakan, kalau peluang BlackBerry untuk investasi di Indonesia masih ada, karena memang pangsa pasar Indonesia yang cukup luas. "Saya kira peluang untuk itu masih ada, bukan hanya RIM loh, Iphone sudah meningkat juga," pungkasnya. (bro)
()