AKR Corporindo siapkan Rp1,3 triliun
A
A
A
Sindonews.com - PT AKR Corporindo Tbk menganggarkan sebesar Rp1,2 triliun—Rp1,3 triliun untuk belanja modal tahun ini. Sebagian besar belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk melanjutkan pembangunan terminal bahan bakar dan tanker yang sudah dimulai perseroan sejak 2010.
"Sekitar USD100 juta digunakan AKR untuk menyelesaikan pembangunan. Rencananya selesai tahun ini," ujar Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu saat dihubungi, Jumat 6 Januari 2012.
Suresh menambahkan, sisa dana sebesar Rp300 miliar akan dikucurkan untuk beberapa anak usaha perseroan. Dana tersebut nantinya dialokasikan untuk pembangunan infrastuktur guna menunjang operasi utama perseroan.
Nilai belanja modal tahun ini, dijelaskannya, masih mungkin bertambah seiring rencana perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di PT Jabal Nor. Pada bulan lalu AKR telah menggelontorkan dana Rp24,29 miliar untuk membeli 48.575 saham baru Jabal Nor, atau setara dengan 33,5 persen kepemilikan.
Distributor produk energi ini berencana menambah porsi kepemilikan sahamnya di Jabal Nor, tahun ini. Menurut Suresh, pada kuartal I tahun ini, perseroan akan menjadi pemegang saham mayoritas di Jabal Nor.
"Kami masih hitung kebutuhan dana untuk itu," jelasnya.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan sembilan bulan pertama tahun ini, kas dan setara kas AKR mencapai Rp1,32 triliun. Sehingga, perseroan akan mengandalkan dana internal sebagai sumber pembiayaan tunggal capex tahun ini.
Integrasi bisnis, Suresh memperkirakan akan mendongkrak pendapatan perseroan hingga Rp21 triliun-Rp22 triliun tahun ini. Dia menjelaskan, pendapatan akhir tahun AKR pada 2011 mencapai Rp18 triliun—Rp18,5 triliun, dan akan meningkat 20%—25% tahun ini.
Suresh optimistis target itu akan bisa dicapai perseroan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 yang diproyeksikan mencapai 6,7 persen serta kebijakan subsidi BBM pemerintah disebutnya menjadi faktor pendukung pertumbuhan pendapatan perseroan.
"Berbeda dengan batu bara, harga bahan bakar minyak akan terus naik karena penyerapan domestik yang bagus," jelasnya.
Sementara itu, untuk laba bersih, Suresh belum mau bicara banyak karena masih dalam perhitungan manajemen. Meski begitu, dia menyebutkan, tahun lalu laba bersih perseroan tumbuh di kisaran 80-90 persen dibandingkan laba bersih 2010 sebesar Rp312 miliar. (bro)
"Sekitar USD100 juta digunakan AKR untuk menyelesaikan pembangunan. Rencananya selesai tahun ini," ujar Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu saat dihubungi, Jumat 6 Januari 2012.
Suresh menambahkan, sisa dana sebesar Rp300 miliar akan dikucurkan untuk beberapa anak usaha perseroan. Dana tersebut nantinya dialokasikan untuk pembangunan infrastuktur guna menunjang operasi utama perseroan.
Nilai belanja modal tahun ini, dijelaskannya, masih mungkin bertambah seiring rencana perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di PT Jabal Nor. Pada bulan lalu AKR telah menggelontorkan dana Rp24,29 miliar untuk membeli 48.575 saham baru Jabal Nor, atau setara dengan 33,5 persen kepemilikan.
Distributor produk energi ini berencana menambah porsi kepemilikan sahamnya di Jabal Nor, tahun ini. Menurut Suresh, pada kuartal I tahun ini, perseroan akan menjadi pemegang saham mayoritas di Jabal Nor.
"Kami masih hitung kebutuhan dana untuk itu," jelasnya.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan sembilan bulan pertama tahun ini, kas dan setara kas AKR mencapai Rp1,32 triliun. Sehingga, perseroan akan mengandalkan dana internal sebagai sumber pembiayaan tunggal capex tahun ini.
Integrasi bisnis, Suresh memperkirakan akan mendongkrak pendapatan perseroan hingga Rp21 triliun-Rp22 triliun tahun ini. Dia menjelaskan, pendapatan akhir tahun AKR pada 2011 mencapai Rp18 triliun—Rp18,5 triliun, dan akan meningkat 20%—25% tahun ini.
Suresh optimistis target itu akan bisa dicapai perseroan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 yang diproyeksikan mencapai 6,7 persen serta kebijakan subsidi BBM pemerintah disebutnya menjadi faktor pendukung pertumbuhan pendapatan perseroan.
"Berbeda dengan batu bara, harga bahan bakar minyak akan terus naik karena penyerapan domestik yang bagus," jelasnya.
Sementara itu, untuk laba bersih, Suresh belum mau bicara banyak karena masih dalam perhitungan manajemen. Meski begitu, dia menyebutkan, tahun lalu laba bersih perseroan tumbuh di kisaran 80-90 persen dibandingkan laba bersih 2010 sebesar Rp312 miliar. (bro)
()