Converter kit gratis untuk angkot tak efektif
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pemerintah dalam menerapkan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terlebih dengan rencana pemberian converter kit gratis untuk angkot di Jakarta dinilai tidak efektif.
Menurut pengamat perminyakan Priagung Rakhmanto, pemerintah hendaknya menetapkan dengan pasti apa yang akan dilakukan sehubungan dengan pembatasan subsidi tersebut.
"Sekarang ditanya dulu, mau apa programnya. Pembatasan ya pembatasan saja dulu. Kalau masalah converter kit, meskipun harganya satu juta siapa yang mau beli?" katanya saat dihubungi melalui telpon seluler, Jakarta Minggu (8/1/2012).
Priagung menuturkan, meskipun pemberian converter tersebut diberikan secara cuma-cuma hal tersebut belum tentu berhasil. "Kalau kemudian dibagikan, kalau rusak bagaimana? Bengkelnya tidak ada. Ini kan bukan bicara setahun dua tahun. Tapi jangka panjang," jelasnya.
Sehingga menurutnya, jika pemerintah berkeinginan untuk menerapkan konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG), hendaknya dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya kepada satu titik saja. "Kalau ingin BBM ke BBG harus dari hulu ke hilir. Misalnya bicara dengan produsen mobil agar memproduksi mobil yang bisa berbahan bakar BBG," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Kementarian ESDM berencana untuk menggratiskan converter kit bagi angkutan umum. Harga satu converter kit memang tergolong mahal, sekira Rp10-13 juta per kendaraan. Program konversi inipun tidak dilakukan serta merta, DKI Jakarta kembali akan diujicobakan terlebih dahulu sebelum Jabodetabek dan kemudian menyebar ke kota lain.
"Kalau di kendaraan umum, (converter kit) rencananya akan kita berikan cuma-cuma. Namun, kalau di kendaraan pribadi mungkin setengahnya," ungkap Wakil menteri ESDM Widjajono Partowidagdo. (bro)
Menurut pengamat perminyakan Priagung Rakhmanto, pemerintah hendaknya menetapkan dengan pasti apa yang akan dilakukan sehubungan dengan pembatasan subsidi tersebut.
"Sekarang ditanya dulu, mau apa programnya. Pembatasan ya pembatasan saja dulu. Kalau masalah converter kit, meskipun harganya satu juta siapa yang mau beli?" katanya saat dihubungi melalui telpon seluler, Jakarta Minggu (8/1/2012).
Priagung menuturkan, meskipun pemberian converter tersebut diberikan secara cuma-cuma hal tersebut belum tentu berhasil. "Kalau kemudian dibagikan, kalau rusak bagaimana? Bengkelnya tidak ada. Ini kan bukan bicara setahun dua tahun. Tapi jangka panjang," jelasnya.
Sehingga menurutnya, jika pemerintah berkeinginan untuk menerapkan konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG), hendaknya dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya kepada satu titik saja. "Kalau ingin BBM ke BBG harus dari hulu ke hilir. Misalnya bicara dengan produsen mobil agar memproduksi mobil yang bisa berbahan bakar BBG," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Kementarian ESDM berencana untuk menggratiskan converter kit bagi angkutan umum. Harga satu converter kit memang tergolong mahal, sekira Rp10-13 juta per kendaraan. Program konversi inipun tidak dilakukan serta merta, DKI Jakarta kembali akan diujicobakan terlebih dahulu sebelum Jabodetabek dan kemudian menyebar ke kota lain.
"Kalau di kendaraan umum, (converter kit) rencananya akan kita berikan cuma-cuma. Namun, kalau di kendaraan pribadi mungkin setengahnya," ungkap Wakil menteri ESDM Widjajono Partowidagdo. (bro)
()