IFC suntik modal Bank Hana Rp100 miliar

Rabu, 11 Januari 2012 - 14:40 WIB
IFC suntik modal Bank Hana Rp100 miliar
IFC suntik modal Bank Hana Rp100 miliar
A A A
Sindonews.com - PT Bank Hana Indonesia mendapat suntikan dana dana dari International Finance Corporation (IFC) sekitar Rp100 miliar.

Dana tersebut sebagai bagian dari komitmen pemegang saham untuk meningkatkan modal bank tersebut hingga Rp1 triliun. Penambahan modal tersebut merupakan bagian dari komitmen bersama Hana Financial Group, pemegang saham mayoritas yang berasal dari Korea Selatan, yang akan menyuntikan modal sebesar Rp500 miliar pada tahun ini.

Menurut Direktur Bank Hana Bayu Wisnu Wardhana, penambahan modal sekitar Rp100 miliar oleh IFC tersebut merupakan komitmen dari salah satu pemegang saham. Lembaga keuangan multinasional itu memiliki saham di IFC sebesar 19,9 persen.

“Sebenarnya ini seremonial saja. Prosesnya untuk menambah modal sudah selesai sebenarnya. Total tambahan modal pemegang saham seluruhnya Rp500 miliar, porsi IFC 19,9 persen,” ujarnya kepada wartawan disela acara penandatanganan kerja sama investasi di Hotel Shangri-La, Rabu (11/1/2012).

Menurut Bayu, Hana Financial akan menyuntikan modal sekitar Rp375,5 miliar sebagai bagian dari pemegang saham 75,1 persen, sedangkan sisanya akan dipenuhi Bambang Setijo, pemegang saham individu 5 persen.

Dengan penyuntikan modal itu, lanjut Bayu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) akan meningkat menjadi 40 persen dari saat ini 20 persen. Dengan modal sebesar itu, perseroan ingin menjadi 40 bank besar dalam 5 tahun kedepan dengan aset sedikitnya Rp20 triliun.

“Ini membuktikan pemodal serius menggarap market Indonesia. Ini menunjukkan seberapa besar potensi bisnis di Indonesia, karena dengan menambah modal, likuiditas terjamin, BMPK [batas maksimum penyaluran kredit] membesar dan terpenting CAR meningkat untuk modal ekspansi,” terangnya.

BOD Support & Corporate Secretary Department Margi Simanjuntak mengutarakan penambahan modal dari IFC akan difokuskan untuk pembiayaan usaha kecil karena fokus bisnis dari lembaga multinasional itu untuk membantu sektor riil. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4749 seconds (0.1#10.140)