Single destination ASEAN pacu pariwisata

Jum'at, 13 Januari 2012 - 09:45 WIB
Single destination ASEAN...
Single destination ASEAN pacu pariwisata
A A A
Sindonews.comUnited Nations for World Tourism Organization (UNWTO) optimistis Single Destination ASEAN akan semakin memacu pertumbuhan sektor pariwisata di kawasan Asia Tenggara.

Padahal, saat ini pertumbuhan pariwisata di Asia Tenggara termasuk yang tercepat di dunia. “Potensinya sangat baik. Saat ini pariwisata Asia Tenggara menyumbang 7,5–8 persen. pertumbuhan pariwisata dunia, jadi 74 hingga 75 juta orang mengunjungi kawasan ini dalam satu tahun,” kata Sekretaris Jenderal UNWTO Taleb D Rifai di Manado kemarin.

Menurut dia,dengan menggabungkan usaha dan sumber daya yang dimiliki seluruh negara anggota ASEAN, kondisi pariwisata di kawasan ini akan semakin baik. Hasil Tourism 2030 Study yang dilakukan UNWTO menyatakan bahwa dalam 20 tahun mendatang Asia Tenggara akan menjadi kawasan yang tercepat mengalami pertumbuhan dalam bidang pariwisata.

“Menurut perhitungan kami, rata-rata pertumbuhan pariwisata lebih dari enam persen setiap tahunnya. Penggabungan ini akan membuatnya menjadi semakin baik,” ujar Rifai.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa kesiapan menuju ASEAN sebagai single destination ini semakin baik. Hal yang menjadi perhatian dan memang perlu diselesaikan sesegera mungkin yakni kebijakan bebas visa antarnegara ASEAN, yang kebetulan tinggal Kamboja dan Myanmar yang belum selesai prosesnya dengan Indonesia.

“Akan tetapi, kepala negara sudah sepakat bahwa masalah visa ini akan selesai pada 2012, sehingga benar-benar bebas,” ujar dia.

Masih berkaitan dengan masalah keimigrasian, dia mengatakan bahwa antarpemerintah negara ASEAN kini sedang mematangkan ASEAN Schengen Visa sebagai prosedur visa bersama (common visa procedure), seperti yang telah digunakan di 27 negara Eropa.

“Masalah ASEAN Schengen Visa ini, para menteri terkait harus dapat memberi masukan pada pertemuan puncak berikutnya pada April atau Mei 2012. Kita akan pantau itu,” tegasnya. Tentang kesenjangan antarnegara ASEAN terkait dengan kesiapan masing-masing negara menghadapi ASEAN sebagai single destination tersebut, menurut Mari, dari sisi sumber daya alam dan masing-masing budaya tentu tidak ada masalah karena masing-masing memiliki keistimewaannya.

“Tidak ada kesenjangan dalam hal sumber daya alam atau kebudayaan yang ditawarkan. Tapi kalau sumber daya manusia iya, infrastruktur iya. Harusnya negara-negara ASEAN yang sudah maju seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand dapat menyokong negara- negara lain seperti Kamboja, Myanmar,Laos,” tuturnya.

Sementara terkait peningkatan kerja sama, pemerintah Indonesia dengan Filipina sepakat membentuk working group guna mematangkan memorandum of understanding (MoU) pariwisata yang belum pernah dibuat sebelumnya. Ketua Delegasi Indonesia dalam ATF 2012 I Gusti Putu Laksaguna mengatakan, hingga saat ini belum pernah ada MoU antara Indonesia dan Filipina terkait bidang pariwisata.

Namun, dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan Menteri Pariwisata Filipina Ramon R Jimenez sudah disepakati segera dibentuknya working group tersebut. “Mereka menyanggupinya (pemerintah Filipina) untuk datang ke Bandung Maret 2012,guna melakukan working group pertama untuk mencapai MoU tersebut,” ujarnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0456 seconds (0.1#10.140)